(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu lewat ini agak konsolidatif dengan bias koreksi.
- BI memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%.
- Capital outflow berlanjut dalam seminggu ini, sekitar Rp7,5 triliun.
- Sentimen global saat ini masih sekitar efek Trump Trades dan tensi geopolitik Eropa.
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis indeks harga properti pada hari Selasa nanti.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 25-29 November 2024.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir rebound terbatas dari level 3,5 bulan terendahnya, bergerak sideways di rentang konsolidasinya, ditopang kebangkitan pada sektor utilities dan financials serta emiten bank BUMN. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya kembali terkoreksi. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,48%, atau 34,307 poin, ke level 7.195,565. Untuk minggu berikutnya (25-29 November 2024), IHSG kemungkinan berupaya untuk lanjutkan rebound secara bertahap, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.370 dan 7.530. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.123, dan bila tembus ke level 6.998.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir kembali tergerus walau terbatas, sempat tergelincir ke 14 minggu lebih terendahnya lalu rebound di hari terakhir, di antara masih berlanjutnya capital outflow dan efek ‘Trump Trades’, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,13% atau 21 poin ke level Rp 15.870 per USD. Sementara, dollar global rally ke sekitar 2 tahun tertingginya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat terkoreksi untuk kembali naik, atau kemungkinan rupiah lanjutkan rebound walau terbatas, dalam range antara resistance di level Rp15.952 dan Rp Rp15.979, sementara support di level 15.739 dan Rp15.604.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke level 6,886% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah kembalinya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau terkoreksi sempit setelah bullish 2 bulan.
===
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 November 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di Amerika Serikat (AS).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga. Kinerja ekonomi triwulan III 2024 tumbuh sebesar 4,95% (yoy), ditopang oleh konsumsi rumah tangga, khususnya kelas menengah ke atas, dan investasi seiring berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Secara keseluruhan tahun, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5% dan akan meningkat pada 2025.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2024 membaik sehingga mendukung ketahanan eksternal. NPI pada triwulan III 2024 mencatat surplus sebesar 5,9 miliar dolar AS, dari sebelumnya defisit sebesar 0,6 miliar dolar AS pada triwulan II 2024.
Surplus NPI ditopang oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial yang meningkat.
Berdasarkan data transaksi 18-21 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,50 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,30 triliun di pasar saham, Rp3,59 triliun di pasar SBN, dan Rp0,61 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
===
Seperti tidak terasa, kita sedang menuju kepada bulan terakhir di tahun ini, di tengah pasar investasi yang kadang bergerak sepertinya tidak beraturan. Sebagian orang akan menyebutnya sebagai “anomali”. Namun demikian, kalau Anda rajin ikuti ulasan market outlook ini, yang diasuh oleh pengamat dan pelaku pasar, Anda kemungkinan besar akan sependapat bahwa banyak prediksi pergerakan pasar di sini yang terbukti akurat pada kondisinya yang aktual. Bisa jadi, Anda sudah tersenyum menikmati sejumlah profit investasi selama ini. Syukurlah bila demikian.
Bagi Anda yang belum menikmati profit investasi yang diharapkan, masih ada banyak kesempatan di depannya. Bersamalah kami terus, karena seperti Anda tahu, kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting