Tekanan Bearish Berkurang, Waktunya Rebound? — Domestic Market Outlook, 17-21 February 2025

398

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu yang lewat ini variatif, mengindikasikan berkurangnya tekanan bearish.
  • Kinerja penjualan eceran dan survei konsumen Januari dilaporkan BI tetap bertumbuh.
  • Capital outflow di pasar keuangan dirilis sekitar Rp9,6 triliun.
  • Sentimen global saat ini sekitar rencana kebijakan tariff timbal balik (reciprocal) dari AS kepada mitra dagangnya.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah data neraca perdagangan pada hari Senin, rilis BI Rate di hari Rabu -diperkirakan bertahan, serta data neraca berjalan pada Kamis nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 17-21 Februari 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir masih bearish, sempat tergelincir ke level 38 bulan terendahnya –sejak Desember 2021, lalu rebound dan konsolidasi, di antara tekanan net sell investor asing sekitar Rp2,9 triliun dalam sepekan, namun bangkit terakhirnya ditopang terutama saham perbankan BUMN. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya positif. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1,54%, atau 104,117 poin, ke level 6.638,459. Untuk minggu berikutnya (17-21 Februari 2025), IHSG kemungkinan akan cari peluang untuk melanjutkan rebound dan meninggalkan oversold area, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 7.033 dan 7.175. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.500, dan bila tembus ke level 6.484.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir balik menguat terbatas ke level 2 minggu tertingginya, di antara merosotnya USD index. Rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,09% atau 15 poin ke level Rp 16.255 per USD. Sementara, dollar global agak bearish ke 2 minggu terendahnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan berbalik rebound terbatas, atau kemungkinan rupiah dalam bias terkoreksi, dalam range antara resistance di level Rp16.469 dan Rp Rp16.485, sementara support di level 16.149 dan Rp16.059.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun dari yield obligasi dan berakhir ke level 6,751% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau menurun perlahan di pekan ketiganya.

===

Laporan Bank Indonesia menunjukkan bahwa kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh pada Januari 2025. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2025 yang diprakirakan mencapai 211,3 atau secara tahunan tumbuh sebesar 0,4% (yoy).

Kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi serta Peralatan Informasi dan Komunikasi.

Survei Konsumen Bank Indonesia pada Januari 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2025 yang berada pada level optimis sebesar 127,2.

Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada Januari 2025 ditopang oleh Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE).

Berdasarkan data transaksi 10 – 13 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp9,61 triliun, terdiri dari jual neto Rp2,42 triliun di pasar saham, Rp2,51 triliun di pasar SBN, dan Rp4,68 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

 

Sejumlah isyu perekonomian selalu mewarnai pergerakan pasar. Di antaranya tentang arah perang dagang antar negara maju yang menambah ketidakpastian ekonomi global, serta implementasi siklus kebijakan moneter longgar dari the Fed dan bank sentral global lainnya. Bahkan kebijakan apa yang mungkin akan diambil telah menjadi suatu permainan spekulasi pasar yang membuat harga instrumen investasi bergejolak, dan di sisi lain menimbulkan kebingungan bagi banyak pelaku investasi awam.

Apakah Anda termasuk yang ikut bingung dengan apa yang terjadi di pasar? Supaya menjadi lebih jelas disarankan simak saja terus di vibiznews.com. Kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting