Harga Kopi Arabika dan Kopi Robusta, Harga Gula di New York Naik, sedangkan Harga Kakao dan Harga Gula di London Turun – Review Minggu ke IV September 2025

426

(Vibiznews – Commodity) -Harga kopi Arabika dan kopi Robusta naik, persediaan berkurang. Harga gula di New York naik mengikuti kenaikan harga minyak mentah, harga gula di London turun. Harga kakao turun, hasil meningkat karena hujan  turun. Review Minggu ke IV September 2025 

KOPI 

Harga kopi Arabika Desember di ICE New York naik $6.70 (1.80%) menjadi $378.05 . Harga kopi Robusta Nopember di ICE naik $107 (2.61%) 

Summary faktor penggerak harga Kopi minggu ini 

  • Harga kopi Arabika dan harga kopi Robusta naik tajam pada hari Jumat  
  • Harga kopi rata-rata  di ICO 307.41 sen per pound 
  • Kelangkaan persediaan kopi dan pengiriman di pasar berjangka membuat harga kopi naik. 
  • Persediaan Kopi Arabika di ICE   turun  ke jumlah terendah 1 1/2  tahun   
  • Persediaan kopi Robusta di ICE turun ke  jumlah  terendah 1 ¾ bulan     
  • Laporan Somar Meteorologia pada hari Senin   di Minas Gerais curah hujan 10.5 mm pada minggu ini  sampai 20 September hanya 73% dari rata-rata. 
  • Brazil sedang mencari pasar untuk kopi di luar AS karena peningkatan tarif impor yang dikenakan AS untuk Brazil 
  • Kenaikan ekspor kopi Vietnam 12.8 % dari tahun lalu di bulan Agustus, sehingga ekspor kopi Januari – Agustus naik 7.8% dari tahun lalu.

Harga kopi pada hari Jumat naik tajam karena terbatasnya persediaan kopi di bursa berjangka ICE. Dampak tarif impor 50% ,membuat impor AS dari Brazil membuat penurunan tajam dari kopi di ICE, sehingga harga kopi naik. 

Harga kopi naik karena turunnya persediaan kopi di  ICE . Persediaan Kopi Arabika di ICE   turun  ke jumlah terendah 1 1/2  tahun menjadi 576,753  kantong pada hari Jumat 

Persediaan kopi Robusta di ICE turun ke  jumlah  terendah 1 ¾ bulan  menjadi 6,464 lot pada hari Jumat lalu, 

Pembeli di Amerika menolak untuk membuat kontrak baru untuk membeli kopi Brazil karena pajak impor 50% yang dikenakan ke Brazil.  Inilah dimana persediaan kopi di pasar AS sangat sedikit karena 1/3 kopi  yang tidak dipanggang berasal Brazil 

Pada hari Selasa harga kopi Arabika turun harga ke terendah 1 bulan  turunnya hujan di Brazil  membuat kekeringan berkurang.  

Laporan Somar Meteorologia pada hari Senin   di Minas Gerais curah hujan 10.5 mm pada minggu ini  sampai 20 September hanya 73% dari rata-rata. Bulan September masa kritis karena pohon kopi sedang berbunga di Brazil 

Harga kopi naik pada hari Selasa lalu setelah the National Oceanic and Atmospheric Adminstration memperkirakan sistem cuaca La Nina melanda selatan Khatulistiwa dari Oktober sampai Desember sebesar 71%  yang akan membawa cuaca kering di Brazil di 2026/27 dan mengganggu tanaman kopi 

Harga kopi naik pada 4 September lalu setelah Laporan dari Conab, perkiraan hasil kopi Brazil 2025 dikurangi 4.9% menjadi 35.2 juta kantong dari perkiraan Mei 37 juta kantong. 

Conab juga mengurangi produksi kopi Brazil 2025 sebesar 0.9% menjadi 55,2 juta kantong dari perkiraan Mei 55.7 juta kantong. 

Berita penurunan ekspor membuat harga kopi naik setelah Laporan dari the International Coffee Organization (ICO) pada 3 September bahwa ekspor kopi global pada bulan Juli turun 1.6% dari tahun lalu menjadi 11.6 juta kantong, walaupun secara kumulatif ekspor Oktober – Juli masih turun 0.3% dari tahun lalu menjadi 115.615 juta kantong 

Harga kopi naik karena ekspor kopi Brazil berkurang , setelah berita dari Brazil’s Trade Ministry  melaporkan pada 6 Agustus bahwa ekspor kopi Brazil yang belum dipanggang di bulan Juli turun 20.4% dari tahun lalu menjadi 161,000 MT. 

Cecafe melaporkan  ekspor kopi hijau Brazil di bulan Juli turun 28% dari tahun lalu menjadi 2.4 juta kantong. 

Cecafe juga melaporkan  ekspor kopi Arabika Brazil di bulan Juli turun 21% dari tahun lalu  sedangkan ekspor kopi Robusta Brazil turun 49% dari tahun lalu 

Cecafe juta melaporkan Ekspor kopi Brazil Juli turun 28% menjadi 2.7 juta kantong dan pengiriman dari Januari – Juli turun 21% menjadi 22.2 juta kantong 

Produksi kopi Robusta meningkat sehingga harga kopi turun .  Perkiraan Produksi kopi Robusta Vietnam di 2025/26 naik 6 % dari tahun lalu menjadi 1.76 MMT atau 29.4 juta kantong jumlah tertinggi 4 tahun. 

Vietnam’s National Statistics Office melaporkan pada 8 September ekspor kopi Vietnam Januari – Agustus 2024 naik 7.8% dari tahun lalu menjadi 1.141 MMT 

Tekanan dari hasil panen membuat harga kopi turun. Laporan dari Cooxupe Coffee co-op hari Rabu, panen  kopi Brazil sudah selesai  98.9% sampai 12 September. Cooxupe adalah perusahaan kopi terbesar di Brazil dan eksportir kopi terbesar di Brazil 

Pada 25 Juni USDA Foreign Agricultural Service (FAS) memperkirakan produksi kopi Brazil 2025/26 naik 0.5% dari tahun lalu menjadi 65 juta kantong. 

Produksi kopi Robusta Vietnam di 2025/26 naik 6.9% dari tahun lalu menjadi 31 juta kantong jumlah tertinggi 4 tahun. 

Laporan USDA pada 25 Juni  membuat harga kopi turun.  

  • The USDA – FAS memperkirakan produksi 2025/26 naik 2.5% dari tahun lalu menjadi 178.68 juta kantong 
  • Dengan perincian produksi kopi Arabika turun 1.7% menjadi 97.022 juta kantong dan produksi kopi Robusta naik 7.9% menjadi 81.658 juta kantong. 
  • Perkiraan persediaan akhir di 2025/26  naik 4.9% menjadi 22.819 juta kantong dari 21.752 juta kantong di  2024/25 

Volcafe memperkirakan kopi  Arabika global di 2025/26 defisit 8.5 juta kantong lebih lebar dari defisit 5.5 juta kantong di 2024/25 dan lima tahun berturut-turut defisit. 

Analisa tehnikal untuk kopi Arabika  

Support pertama di $346 dan berikut ke $330 

Resistance pertama di $378  kemudian ke $393  

GULA 

Harga gula Oktober di ICE New York naik 11 sen (0.70%) menjadi $15.87 . 

Harga gula Desember di ICE London turun 1.90 sen ( 0.41%)  

Summary Faktor Penggerak  Harga Gula minggu ini 

  • Harga gula naik di  New York sedangkan harga gula di London turun pada hari Jumat 
  • Harga minyak mentah naik pada hari Jumat ke harga tertinggi 1 ¾ bulan . 
  • Produksi tebu India surplus sehingga mengubah gula ke etanol 4 MMT dan 
  • Pabrik Gula India mengajukan ijin untuk meningkatkan ekspor gula 4 MMT 
  • Persediaan meningkat di pasar karena pertumbuhan yang baik dari tebu dan beet di dunia 
  • Peningkatan hasil panen tebu membuat pabrik penggilingan tebu lebih banyak membuat gula daripada etanol. 
  • Curah hujan cukup di Thailand dan India sehingga menaikkan produksi gula. 
  • Panen di Brazil  Tengah dan Selatan lebih cepat karena cuaca kering 
  • Produksi di Brazil Tengah dan Selatan juga meningkat

Harga gula beragam pada penutupan pasar hari Jumat dengan harga gula di ICE New York naik ke harga tertinggi 1 ½ minggu.  

Harga minyak mentah naik pada hari Jumat ke harga tertinggi 1 ¾ bulan . Meningkatnya harga minyak mentah menguntungkan harga etanol naik sehingga pabrik tebu lebih memilih membuat etanol dari pada gula, sehingga persediaan gula berkurang.  

Pada hari Selasa harga gula di New York  naik ke harga terendah 4 ¼ tahun dan harga gula di London turun ke harga terendah 4 tahun melanjutkan penurunan selama 7 bulan berturut-turut karena hasil gula melimpah. 

Stone X pada hari Selasa memperkirakan surplus gula global sebesar 2.8 MMT untuk musim 2025/26 dari defisit 4.7 MMT di musim 2024/25. 

Produksi gula meningkat di Brazil membuat persediaan meningkat menurunkan harga gula. 

Unica melaporkan pada hari Rabu lalu produksi gula Brazil   di Tengah – Selatan pada pertengahan kedua Agustus naik  18% dari tahun lalu menjadi 3,872 MT   

Juga jumlah tebu yang digiling dari pabrik gula  Brazil  pada pertengahan kedua Agustus naik 54.20% dari 48.78% dari tahun lalu pada periode yang sama.  

Hasil gula kumulatif di 2025-26 di Brazil Tengah – Selatan sampai bulan Agustus turun 1.9% dari tahun lalu menjadi 26,758 MMT.  

Harga gula sudah turun   hari Selasa lalu ketika trader Sucden mengatakan walaupun India dapat mengubah 4 MMT gula untuk diubah jadi etanol di 2025/26  tidak cukup untuk mengurangi surplus gula di negara tersebut sehingga mendorong pabrik gula India untuk mengekspor sebanyak 4 MMT gula  diatas perkiraan 2 MMT  

Pada 29 Agustus  the International Sugar Organization (ISO)   memperkirakan  pada tahun 2025/26 terjadi defisit gula global untuk  6 tahun berturut-turut. 

ISO memperkirakan gula global di tahun 2025/26 defisit 231,000 MT perbaikan dari defisit 4.88 MMT pada Februari 2024/25.  

The ISO memperkirakan  produksi gula global 2025/26 naik 3.3% menjadi 180.6  MMT dan konsumsi gula global 2025/26  naik 0.3% menjadi 180.8 MMT 

Perkiraan bahwa persediaan gula melimpah sehingga harga gula turun. Pada 30  Juni pedagang komoditi Czarnikow memperkirakan bahwa akan terjadi surplus gula global 7.5 MMT pada tahun 2025/26, surplus tertinggi dalam 8 tahun. 

Pada 22 Mei Laporan   USDA  dalam laporan tahunan, memperkirakan produksi gula global di 2025/26 naik 4.7% dari tahun lalu menjadi 189,318 MMT sehingga  persediaan akhir gula global  41,188 MMT naik 7.5% dari tahun lalu 

Pada 22 Mei perkiraan USDA – FAS konsumsi  gula global naik 1.4% dari tahun lalu mencapai rekor177.921 MMT  

Kenaikan ekspor  India membuat harga gula turun, karena hujan di musim monsoon membuat produksi gula meningkat. 

Meteorological Department India pada hari Senin melaporkan kumulatif curah hujan monsoon secara kumulatif 893.8 mm atau 7% diatas normal sampai 22 September. 

Harga gula turun karena kenaikan produksi gula di India. Pada 2 Juni India National Federation of Cooperative Sugar Factories memperkirakan produksi gula India di 2025/26  naik 19% dari tahun lalu menjadi 34.9 MMT karena perluasan area tanaman tebu.   

The India Sugar  Mills Association (ISMA)  produksi gula India di 2024/25 turun 17.5% menjadi 26.2 MMT, jumlah terendah 5 tahun 

Outlook produksi gula Thailand tinggi sehingga menurunkan harga gula. Pada 2 Mei Thailand’s Office of Cane and Sugar Board melaporkan produksi gula 2024/25 naik 14% dari tahun lalu menjadi 10.00 MMT 

Pada 19 Agustus  Conab memperkirakan produksi gula Brazil di 2025/26 turun 3.1%   menjadi 44.5 MMT, dari perkiraan sebelumnya 45.9 MMT. 

Conab melaporkan pada bulan Juli produksi gula Brazil di 2024/25 turun 3.4% dari tahun lalu menjadi 44,118 MMT, karena hasil dari panen tebu turun karena kekeringan dan panas. 

Pada 22 Mei perkiraan USDA – FAS bahwa produksi gula Brazil 2025/26 naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 44.7 MMT. 

Juga memperkirakan produksi gula India  di 2025/26 akan naik 25% dari tahun lalu menjadi 35.3 MMT, karena hujan di musim monsoon menguntungkan bagi tanaman gula dan meningkatkan hasil gula per are. 

Produksi gula Thailand 2025/26 diperkirakan naik 2% dari tahun lalu menjadi 10.3 MMT 

Analisa tehnikal untuk gula   

Support pertama di $15.00 dan berikut ke $14.40 

Resistance pertama di $16.40 dan berikut ke $ 16.80  

KAKAO 

Harga kakao Desember di ICE New York turun $17 (0.25%) menjadi $6,908 per ton . Harga kakao Desember di ICE London turun $49 (1.01%). 

Summary pergerakan harga kakao minggu ini : 

  • Harga kakao turun pada penutupan pasar hari Jumat di New York  dan juga di London . 
  • Permintaan kakao di AS menurun karena kenaikan harga akibat tarif impor AS 
  • Panen utama di Ivory Coast diperkirakan akan mulai bulan depan dan petani optimis akan kualitas dari hasil panen kakao. 
  • Produksi meningkat di daerah-daerah di luar Afrika Barat seperti Asia dan Amerika Tengah 
  • Pasar merasa permintaan  dan produksi berkurang di Ivory Coast dan Ghana 
  • Equador menjadi negara produsen kakao kedua yang terbesar menyaingi   Ghana 
  • Analis dari pabrik Coklat Mondelez minggu lalu memperkirakan peningkatan buah kakao  di Afrika  Barat 7% diatas rata-rata lima tahun dan lebih tinggi dari tahun lalu 

Harga kakao Turun pada hari Jumat dengan harga kakao di London turun ke harga 2 ½ bulan dan harga kakao di New York turun ke harga terendah 10 ¾ bulan. 

Hujan yang turun di Ivory Cost meningkatkan hasil kakao sehingga menurunkan harga. Pabrik coklat Mondelez International  mengatakan pada hari Kamis lalu bahwa hasil panen  buah kakao terakhir di Afrika Barat naik 7% diatas rata-rata 5 tahun dan naik dari tahun lalu.  

Panen utama di Ivory Coast diperkirakan akan mulai bulan depan dan petani optimis akan kualitas dari hasil panen kakao. 

Harga kakao tertekan selama 6 minggu terakhir, karena kekhawatiran harga kakao yang tinggi dan tarif membuat permintaan kakao berkurang. Pembuat coklat Lindt & Spreungli AG di bulan Juli menurunkan paduan marginnya pada tahun ini karena penjualan pada semester pertama tahun ini turun diluar perkiraan .   

Juga pembuat coklat Barry Callebaut AG pada bulan Juli, mengurangi perkiraan volume penjualan untuk kedua kalinya dalam 3 bulan, dengan alasan harga kakao masih tinggi. Perusahaan ini memperkirakan penurunan volume penjualan akan terjadi setahun penuh dan mengatakan penurunan penjualan dari Maret – Mei turun 9.5% inilah penurunan terbesar kuartalan dalam satu dekade 

Persediaan turun  membuat harga kakao  naik  setelah   ICE mengatakan bahwa  jumlah persediaan kakao di pelabuhan AS turun  ke jumlah terendah  5 bulan  menjadi 1,986,491  kantong pada hari  Kamis   

Harga kakao naik  karena   melambatnya pengiriman ekspor kakao Ivory Cost membuat persediaan global berkurang. Pemerintah Ivory Coast melaporkan pada hari Senin bahwa petani mengirimkan  1.82 MMT kakao ke pelabuhan Ivory Coast  dari 1 Oktober sampai 21 September naik  4.6% dari tahun lalu . Jumlah ini turun dari kenaikan  35% dari bulan Desember 

Sebelumnya Harga kakao naik ke harga tertinggi 2 bulan pada pada  bulan lalu, karena kekhawatiran suhu dingin dan cuaca kering di Afrika Barat akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao di Ivory Coast, dan serangan hama black pod di Ghana dan Nigeria.  

Menurut the Commodity Weather Group selama 60 hari  terakhir  cuaca terkering Afrika Barat sejak 1979 . Terbatasnya hujan membuat pertumbuhan dari buah kakao terganggu sebelum panen utama dimulai bulan Oktober.  

Harga kakao naik   karena kekhawatiran akan kualitas dari panen kakao tengah tahun di Ivory Coast pada saat panen berlangsung saat ini sampai September  

Menurut Rabobank, buruknya kualitas kakao di Ivory Coast pada pertengahan tahun berkaitan dengan ke terlambatan hujan turun di daerah itu membuat pertumbuhan tanaman lambat  

Panen kakao di pertengahan tahun lebih kecil dari panen tahunan dan dimulai di bulan April. Perkiraan rata-rata hasil kakao di Ivory Coast 400,000 MT turun 9% dari tahun lalu  di 440,000 MT 

Nigeria Cocoa Association memperkirakan produksi  kakao Nigeria di tahun 2025/26 turun 11% dari tahun lalu menjadi 305,000 MT dari perkiraan sebelumnya 344,000 MT di 2024/25.  Ekspor kakao Juli di Nigeria turun 22% dari tahun lalu menjadi 13,579 MT 

Permintaan kakao global turun sehingga menekan harga kakao.  

  • The European Cocoa Association melaporkan pada 17 Juli kakao yang digiling pada Q2 di Eropa turun 7.2% menjadi 331,,762 MT lebih besar dari perkiraan 5% dari tahun lalu.  
  • The Cocoa Association of Asia melaporkan pada Q2 kakao yang digiling di Asia turun 16.3% dari tahun lalu menjadi 176,644 MT terendah untuk Q2 dalam 8 tahun  
  • Kakao yang digiling di Amerika Utara pada Q2 tidak turun seperti Eropa dan Asia.  Kakao yang digiling di Amerika Utara pada Q2 turun 2.8% dari tahun lalu menjadi 101,865 MT.  

Besarnya pasokan dari Ghana membuat harga kakao turun. the Ghana Cocoa Board pada 1 Juli memperkirakan produksi kakao 2025/26 naik 8.3% dari tahun lalu  menjadi 650,000 MT dari  perkiraan 2024/25 sebesar 600,000 MT.  

Pada 30 Mei  the International Cocoa Organization (ICCO)  memperbaiki perkiraan persediaan kakao global 2023/24 defisit 494,000 MT dari perkiraan Februari defisit 441,000 MT defisit terbesar lebih dari 60 tahun. Produksi ICCO 2023/24 turun 13.1% dari tahun lalu menjadi 4,380 MMT.Ratio persediaan kakao/ kakao digiling 27% ratio terendah 46 tahun.  

Pada 28 Februari the International Cocoa Organization (ICCO)  memperkirakan persediaan kakao akan surplus 142,000 MT di tahun 2024//25 , inilah surplus pertama di pasar kakao selama 4 tahun.  

ICCO juga memperkirakan produksi kakao di 2024/25 naik 7.8% menjadi 4.84 MMT.  

Analisa tehnikal untuk kakao di New York  

Support pertama di $ 6,700 dan berikut ke $6,420  

Resistance pertama di $7,170 dan berikut ke $ 7,690  

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting