Harga Minyak Stabil, Capai 30 Persen Diatas Harga Pertengahan Tahun

580

(Vibiznews – Commodity) – Pergerakan harga minyak cenderung stabil pada hari Kamis, didukung oleh pelonggaran pasokan yang dipimpin oleh OPEC, ketegangan di Timur Tengah dan produksi A.S. yang lebih rendah karena penutupan kilang-kilang minyak dikarenakan ancaman badai.

Harga minyak mentah Brent LCOc1 berada di $ 58,10 pada pukul 04:11 GMT, sedikit lebih rendah dari harga penutupan terakhir, namun sekitar 30 persen di atas harga di pertengahan tahun.

Minyak mentah tipe A.S. West Texas Intermediate (WTI) CLc1 berada di $ 51,97 per barel, juga mendapat sentuhan dari penyelesaian terakhir, namun hampir seperempat lebih tinggi dari pada bulan Juni.

Administrasi Informasi Energi A.S. mengatakan pada hari Rabu bahwa persediaan minyak mentah A.S. turun sebesar 5,7 juta barel dalam satu minggu yang berakhir sampai 13 Oktober menjadi 456,49 juta barel.

Output A.S. merosot hingga 11 persen dari minggu sebelumnya menjadi 8,4 juta barel per hari (bpd), terendah sejak Juni 2014 karena produksi harus ditutup karena badai tropis Nate, yang melanda pantai Teluk A.S. pada awal Oktober.

Analis mengatakan ada juga risiko untuk memasok dari ketidakstabilan politik di wilayah-wilayah mulai dari Timur Tengah hingga Amerika Selatan.

Iran, Irak, Libya, Nigeria dan Venezuela yang sering disebut sebagai “The Fragile Five Petrostates”- terus melihat potensi gangguan pasokan, dengan ekspor minyak mentah dari Irak Utara yang berisiko karena meningkatnya ketegangan antara Pemerintah Daerah Kurdistan dengan Baghdad dan Turki, sementara AS telah mendeklarasikan kesepakatan nuklir dengan Iran di tahun 2015.

Pasukan Irak minggu ini merebut kota minyak Kirkuk yang dikuasai Kurdi, menanggapi referendum kemerdekaan Kurdi, yang memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan.

Menambah ketegangan ini, Presiden A.S. Donald Trump pekan lalu menolak untuk mengesahkan kepatuhan Iran atas kesepakatan nuklir, membuat Kongres 60 hari memutuskan tindakan lebih lanjut terhadap Teheran.

Selama putaran sebelumnya sanksi terhadap Iran mengakibatkan dipotongnya pasokan minyak mentah dari pasar sekitar 1 juta bpd.

Dan analis melihat pengetatan minyak mentah menguat lebih lanjut karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya, termasuk Rusia, diperkirakan akan memperpanjang kesepakatan untuk mengekang produksi melampaui tanggal kadaluarsa pada bulan Maret mendatang.

OPEC sangat ingin membawa pasar ke dalam ekuilibrium dan menghabiskan kelebihan pasokan global.

Konsultan risiko politik Eurasia Group mengatakan bahwa rencana Arab Saudi untuk melakukan IPO perusahaan minyak raksasa milik negara, Aramco yang akan meningkatkan tekanan untuk pengurangan produksi yang meluas.

Stabilitas harga akan tetap menjadi bagian inti dari strategi. Pemerintah masih membutuhkan pendapatan minyak yang lebih tinggi untuk mendukung kebutuhan belanja dan program reformasi.

Selasti Panjaitan/VMN/VBN/Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here