Dampak Ekonomi Virus Corona – Market Mover by Ricky Ferlianto, 25 Februari 2020

894

(Vibiznews-Market Mover)  Minggu lalu, minat untuk berspekulatif meninggalkan assets dengan imbal hasil tinggi karena wabah virus corona memakan korban nama-nama besar. Apple adalah perusahaan pertama yang mengeluarkan peringatan, melaporkan bahwa perusahaan ini tidak akan mencapai target penjualannya ditengah disrupsi produksi dan tutupnya took-toko di Cina. Beberapa perusahaan lainnya mengantri gerbong penurunan ini pada hari-hari yang akan datang, sementara penyebaran penyakit mematikan ini terus berlanjut di Asia. Kematian telah dilaporkan terjadi di negara-negara lain seperti Jepang, Korea Selatan dan Iran, sementara banyak event-event internasional dibatalkan.

Minggu lalu juga menjadi minggu yang akan diingat dengan emas menembus level $1,600 dan menyentuh ketinggian baru selama 7 tahun, yang disebabkan oleh karena kembalinya datang ketakutan mengenai dampak negatif terhadap ekonomi karena virus corona.

Sementara, sentimen ekonomi Jerman menurut survey ZEW turun di bulan Februari dengan indeks untuk negara ini berada pada -15.7 dan untuk seluruh Uni Eropa 10.4. Hasil jasa Jerman terkontraksi menjadi 53.3. Inflasi di Uni Eropa dikonfirmasi berada pada 1.4% YoY di bulan Januari. Angka-angka ini merefleksikan kerentanan dari ekonomi Uni Eropa.

Sebaliknya di Amerika Serikat, dolar AS terus mengalami penguatan. Beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan dari “greenback” antara lain adalah daftar yang panjang dari angka makro ekonomi AS yang bagus seperti Building Permits, Housing Starts, Producer Prices, dan Philly Fed Manufacturing Index yang mengesankan. Harga produsen naik lebih daripada yang diperkirakan pada bulan Januari, sementara indeks manufaktur regional membumbung tinggi, semua menguatkan pandangan bahwa ekonomi AS mengatasi yang lainnya.

Bagaimana Dengan Market Mover Pada Minggu Ini ?  

Market Mover pada minggu ini masih meneruskan ketakutan akan virus corona dari Wuhan, terutama akan buruknya dampak ekonomi yang terjadi atas Cina dan atas perekonomian global.  Selain itu ada data makro ekonomi AS yang akan keluar yaitu GDP pendahuluan kuartal ke 4 dan order Durable Goods pada hari Kamis serta data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) pada hari Jumat.

  1. Virus Corona

Sementara penyebaran virus corona terus meningkat dengan cepat keluar dari Cina, dampak ekonominya yang sangat buruk telah membuat kepanikan di pasar dunia.

Virus Corona dengan cepat menyebar keluar Cina dengan Itali, Korea Selatan dan Iran dilaporkan sebagai negara yang tertular paling besar, selain 34 negara lainnya. Itali telah mengkonfirmasi empat kematian dan sekitar 50.000 orang berada di dalam penutupan di bagian utara negeri ini. Beberapa event publik telah dibatalkan.

Korea Selatan terus melaporkan kasus-kasus baru, kebanyakan disekitar sekte agama yang tertutup, membuat identifikasi menjadi semakin rumit. Dua kota telah dikhususkan sebagai “zona perhatian special”. Samsung, salah satu perusahaan terbesar di dunia, menutup operasinya di salah satu pabrik di negara tersebut.

Pasar di seluruh dunia digoncang oleh meningkatnya ketakutan secara signifikan terhadap perkembangan virus corona yang semakin besar dengan dampak ekonominya yang signifikan. Emas naik sekitar $40 ke ketinggian selama 7 tahun, Treasuries AS mengalami rally yang tajam, indeks dolar AS naik, minyak mentah turun tajam dan banyak komoditi mentah lainnya merasakan tekanan jual. Saham-saham Asia dan Eropa turun dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS turun tajam pada perdagangan tengah hari, dengan DJIA turun lebih dari 1000 poin.

Dampak negatifnya terhadap perekonomian global sangat buruk, karena rusaknya rantai “supply” global yang  banyak yang berhubungan dengan Cina. Cina sendiri mengalami penurunan 92% dalam penjualan mobilnya selama setengah pertama dari bulan Februari dan diperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina akan turun menjadi kurang dari 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 6.1%.

Sementara korban manusia terus bertambah dari virus corona, dengan kematian lebih dari 2700 dan yang tertular lebih dari 80.000, dampak negatif ekonomi juga berkembang. Apa yang mencekam pasar adalah ketidakpastian yang tinggi akan bagaimana situasi ini bisa berakhir. Tidak ada konsensus samasekali mengenai hasil akhirnya.

  1. Data Makro Ekonomi AS
  • GDP AS

Rilis yang paling kritikal adalah angka GDP AS pendahuluan yang diperkirakan mengkonfirmasi tingkat pertumbuhan sebesar 2.1% di kuartal keempat. Dibandingkan dengan ekonomi Inggris yang stagnan di kuartal keempat tahun 2019.

  • Order Durable Goods

Pada bulan Desember yang lalu, order “durable goods” AS meningkat menjadi 2.4%, dua kali lipat dari yang diperkirakan 1.2%. Untuk bulan Januari sekarang ini, diperkirakan akan turun menjadi 1.4%.

  • Personal Consumption Expenditure

Angka inflasi yang dipakai sebagai ukuran oleh the Fed, Personal Consumption Expenditure (PCE) inti untuk bulan Januari, diperkirakan naik dari 1.6% setahun di bulan Desember namun tetap dibawah dari 2%.

Pengaruh Terhadap Pergerakan Harga

  1. Virus Corona Wuhan

Ketakutan terhadap dampak ekonomi yang sangat buruk dari wabah virus corona akan mengakibatkan terjadinya aksi jual atas saham-saham. Para investor akan mengalihkan uangnya ke assets “safe-haven” seperti emas, obligasi, Yen Jepang, maupun USD.

  1. Data Makro Ekonomi AS

Membaiknya data makro ekonomi AS akan mendorong naik dolar AS yang pada gilirannya akan memberikan tekanan turun terhadap pasangan matauang GBP/USD dan EUR/USD.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here