(Vibiznews – Forex) Euro mengakhiri minggu lalu dengan memperpanjang pemulihannya dari kerendahan beberapa tahun di 0.9951 yang tersentuh pada pertengahan bulan Juli yang lalu. Pasangan matauang ini mengalami kebangkitan pada hari Jumat walaupun kenaikannya sedikit hubungannya dengan matauang bersama Eropa namun lebih banyak karena performa Wall Street mingguan yang menyolok dan karena jatuhnya yields obligasi pemerintah AS telah berdampak bagi turunnya dollar AS. Minggu ini pasar fokus kepada yang paling penting, keputusan tingkat bunga the Fed. Selain itu data makro ekonomi GDP AS dan data inflasi di Eropa, AS, Jepang dan Australia.
Apa yang Terjadi dengan EUR/USD Minggu Lalu?
Memulai minggu yang baru pada minggu lalu di 1.0085, EUR/USD mengakhiri minggu lalu pada hari Jumat dengan kenaikan ke 1.0214, karena melemahnya USD dan keputusan ECB menaikkan tingkat bunga sebesar 50 bps. Dari hari Senin EUR/USD terus bergerak naik sampai dengan hari Kamis ke 1.0186. Pada hari Jumat EUR/USD melanjutkan kenaikannya ke 1.0214 karena melemahnya USD dengan data PMI AS yang keluar mengecewakan.
Pada hari Senin, EUR/USD berhasil mempertahankan momentum bullish-nya, diperdagangkan naik ke atas 1.0150 di sekitar 1.0160. Pergerakan ke arah sentimen yang positip terhadap resiko membuat dollar AS kesulitan mendapatkan permintaannya sehingga mendorong rally EUR/USD.
EUR/USD memperpanjang pemulihannya pada hari Senin dengan dollar AS berada di bawah tekanan turun karena sentimen pasar yang membaik yang mendorong naik harga saham-saham dan mempersempit kurva yields treasury AS meskipun masih tetap dalam keadaan inversi.
Pasar saham global bergerak naik dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah naik pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai.
Indeks dollar AS memperpanjang penurunannya yang sudah mulai berlangsung dari akhir hari Jumat minggu lalu ke 107.73. Indeks dollar AS turun 0.22% intraday karena para trader mengurangi prospek hawkish dalam pergerakan the Fed berikutnya setelah melihat data makro ekonomi AS yang keluar pada minggu lalu dan juga sedikit berhati-hatinya pembicaraan dari para pejabat the Fed.
Absennya data-data makro ekonomi yang relevan membantu sentimen pasar menjelang keputusan kebijakan moneter ECB yang diskedulkan pada hari Kamis. Sementara itu Federal Reserve AS sedang memasuki periode “blackout” menjelang pengumuman kebijakan moneter FOMC the Fed minggu depan.
Pada hari Selasa, EUR/USD memperpanjang rally hariannya ke arah 1.0250 di sekitar 1.0232 dalam jam perdagangan sesi AS hari Selasa. Dolar AS harus berjuang untuk mendapatkan permintaan dengan indeks saham utama di bursa AS, Wall Street, membukukan keuntungan yang impresif. Indeks dollar AS mengalami kerugian hampir 1% dalam sehari.
Selain karena melemahnya dollar AS, pasangan matauang EUR/USD mengalami kenaikan karena berita bahwa para pembuat kebijakan di ECB akan mendiskusikan kenaikan tingkat bunga sebesar 25 bps atau 50 bps pada pertemuan mereka pada hari Kamis minggu ini.
Uni Eropa juga mengumumkan bahwa mereka akan melunakkan sanksi terhadap bank-bank Rusia agar bisa berjalan perdagangan makanan termasuk gandum dan fertilizer.
Dari data makro ekonomi, Uni Eropa mengkonfirmasikan angka Consumer Price Index (CPI) bulan Juni naik 8.6% YoY, dan juga melaporkan bahwa angka inti tetap sama tidak berubah di 3.7%, sebagaimana dengan yang telah diperkirakan sebelumnya. Construction Output di Uni Eropa naik 0.4% MoM.
Sebaliknya AS merilis Building Permits bulan Juni, yang turun sebesar 0.6% MoM dan Housing Starts untuk bulan yang sama turun 2%.
Pada hari Rabu, EUR/USD terus diperdagangkan di atas 1.0200 di sekitar 1.0215 dalam perdagangan sesi AS hari Rabu. Data makro ekonomi yang keluar dari AS menunjukkan bahwa Existing Home Sales turun tajam pada bulan Juni sehingga membuat dollar AS mengalami kesukaran untuk mengumpulkan kekuatannya. Sementara para investor menunggu hasil pertemuan ECB.
EUR/USD semula sempat turun ke bawah 1.0200 pada jam perdagangan sesi Eropa dengan dollar AS berhasil mengumpulkan kekuatannya karena hilangnya optimisme di pasar. Namun dalam jam perdagangan sesi AS, dollar AS berkurang kekuatannya setelah angka Existing Home Sales bulan Juni keluar dengan penurunan yang signifikan.
Laporan dari National Association of Realtors (NAR) mengatakan bahwa Existing Home Sales AS pada bulan Juni turun ke 5.12 juta unit dibandingkan dengan bulan Mei sebesar 5.41 juta rumah. Sementara konsensus pasar memperkirakan Existing Home Sales AS bulan Juni hanya turun sampai ke 5.38 juta.
Sementara itu dari Eropa, Jerman mempublikasikan Producer Price Index bulan Juni yang naik sebesar 32.7% YoY, di bawah dari sebelumnya 33.6%. Current Account Uni Eropa bulan Mei membukukan defisit sebesar €15.4 miliar, jauh lebih buruk daripada penurunan sebelumnya sebesar €3.9 miliar.
Pada hari Kamis, EUR/USD memperoleh daya tarik positipnya pada jam perdagangan sesi AS. EUR/USD diperdagangkan naik ke sekitar 1.0186 setelah European Central Bank (ECB) mengumumkan keputusan kebijakan moneternya.
Sebagaimana dengan yang telah diperkirakan secara luas dan dikomitmenkan sebelumnya, ECB mengikuti tren dari pengetatan global dan menaikkan tingkat bunga resmi untuk pertama kalinya sejak 2011. Kenaikan tingkat bunga sebesar 50 bps dibandingkan dengan yang diperkirakan dalam konsensus sebesar 25 bps, mendukung naik mata uang bersama Eropa sehingga mengangkat naik pasangan matauang EUR/USD.
Jatuhnya momentum di pasar tenaga kerja AS menambah tekanan turun terhadap dollar AS yang pada gilirannya menaikkan harga matauang EUR/USD. Pada hari Kamis, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan bahwa Jobless Claim mingguan naik 7,000 menjadi 251.000. Naik dari angka minggu lalu di 244.000 klaim pengangguran. Dan juga lebih tinggi daripada yang diperkirakan konsensus pasar di 240.000. Ini adalah minggu ketiga Jobless Claims lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Klaim pengangguran telah naik berturut-turut selama 7 minggu.
Pada hari Jumat, EUR/USD memperpanjang pemulihannya dan mendapatkan kembali level 1.0200 di sekitar 1.0214 pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat. Setelah keluar data makro ekonomi dari AS yang menunjukkan kontraksi yang terjadi pada aktifitas bisnis sektor swasta pada awal bulan Juni, dollar AS berada di bawah tekanan jual yang baru.
Setelah sempat jatuh ke bawah 1.0150 karena arus safe-haven terus mendominasi pasar keuangan yang mengakibatkan menguatnya USD pada jam perdagangan sesi Eropa, EUR/USD mengalami rebound pada jam perdagangan sesi AS dengan dollar AS berbalik turun setelah keluarnya data makro ekonomi AS, PMI Komposit dan Jasa, yang lebih lemah daripada yang diperkirakan.
PMI jasa AS bulan Juli muncul di 50.6, lebih lemah dibandingkan dengan yang diperkirakan di 52.0 yang mendorong turun dollar AS. Sementara S&P Global menunjukkan bahwa aktifitas bisnis di sektor swasta Jerman terkontraksi pada awal Juli.
Pergerakan Minggu Ini dari AS
Fokus pasar pada minggu ini ada pada Federal Reserve dimana diperkirakan bank sentral AS ini akan menaikkan tingkat suku bunga kuncinya sebesar 75 bps. Meskipun dollar AS telah turun dari ketinggian selama 20 tahun belakangan ini, sikap Federal Reserve yang agresif ini kemungkinan akan terus mendorong naik dollar AS sehingga menekan EUR/USD turun.
The Fed kemungkinan tidak hanya akan menaikkan tingkat bunganya sebesar 75 bps, tapi juga kemungkinan akan memberikan signal bahwa bank sentral AS ini belum selesai dengan penyesuaian-penyesuaian selanjutnya. Dengan latar belakang Fed yang masih hawkish dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, kelihatannya dollar AS masih akan melanjutkan penguatannya secara luas.
Menjelang event pertemuan FOMC the Fed pada hari Kamis, data makro ekonomi berupa Durable Goods Orders AS pada hari Rabu akan diamati oleh pasar.
AS juga akan merilis data makro ekonomi yang penting yaitu GDP kuartal ke dua pada hari Kamis dan Core PCE Price Index pada hari Jumat. Ke dua data penting ini akan memberikan pencerahan mengenai Kesehatan dari ekonomi AS yang bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap penghitungan harga di pasar dan jalur kebijakan moneter dari the Fed.
Pasar akan menantikan dengan cemas untuk melihat apakah AS telah jatuh ke dalam resesi secara tehnikal dengan akan dipublikasikannya angka pertama dari GDP AS kuartal ke dua. Banyak yang mengabaikan melemahnya GDP AS kuartal pertama dengan anggapan sebagai ketidak seimbangan perdagangan, namun data dari Federal Reserve Atlanta menunjukkan bahwa GDP kuartal ke dua akan terkontraksi 1.6%, yang sesuai dengan penurunan atau kontraksi di kuartal pertama. Namun meskipun pertumbuhan ekonomi negatip, ketua the Fed Jerome Powell tetap yakin dengan outlook ekonomi AS sementara tetap juga berpegang kepada janjinya untuk memerangi inflasi.
Secara definisi tradisional sebuah negara dianggap sudah berada pada kondisi resesi apabila GDP dua kuartal berturut-turut terkontraksi. Pada minggu lalu Bank of America mengatakan bahwa mereka memprediksi AS akan masuk ke resesi tahap awal pada akhir tahun ini. Bila hal ini yang terjadi maka dollar AS akan jatuh sehingga GBP/USD bisa terdorong naik.
Pergerakan Minggu Ini dari Eropa
Dari Eropa, pada hari Senin akan keluar Ifo Business Climate Index rates Jerman bulan Juli yang diperkirakan akan naik sedikit ke 92.5 dari sebelumnya di 92.3.
Pada hari Rabu akan keluar Gfk Consumer Climate Index Jerman bulan Agustus yang diperkirakan akan turun ke – 27.9 dari sebelumnya di – 27.4.
Pada hari Kamis akan keluar Consumer Price Expectation Eropa bulan Juli yang diperkirakan akan naik ke 45.4 dari sebelumnya di 42.6. Selain itu akan keluar juga data Consumer Price Index (CPI) Jerman Juli Y/Y yang diperkirakan akan naik ke 7.9% dari sebelumnya di 7.6%.
Pada hari Jumat akan keluar GDP Jerman Q2 Q/Q yang diperkirakan akan turun ke 0.1% dari sebelumnya di 0.2%, serta Unemployment Change Jerman bulan Juli yang diperkirakan akan turun ke 2.344.000 dari sebelumnya di 2.417.000 dan Consumer Price Index (CPI) Eropa bulan Juli Y/Y yang diperkirakan akan naik ke 9.1% dari sebelumnya di 8.6%.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.0188 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0120 dan kemudian 1.0085. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0238 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0280 dan kemudian 1.0325.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.


