Rekomendasi GBP/USD Mingguan 22 – 26 Agustus 2022: Bearish Lebih Kuat?

1009

(Vibiznews – Forex) Minggu lalu pasangan matauang GBP/USD berbalik arah dan menembus 1.1900. Inflasi Inggris menyentuh ketinggian yang baru di 40 tahunan dan mengintensifikasikan krisis biaya hidup. Minggu ini investor fokus memperhatikan ekspektasi dari Federal Reserve AS dan data ekonomi yang baru yang akan keluar menjelang Simposium Jackson Hole.

Apa yang Terjadi dengan GBP/USD Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru hari Senin minggu lalu di 1.2127, GBP/USD tertekan turun ke 1.1873 mengakhiri minggu lalu pada perdagangan hari Jumat. GBP/USD sudah tertekan turun dari sejak hari Senin sampai Kamis ke sekitar 1.2090 – 1.2003 di tengah sentimen pasar yang enggan terhadap resiko dan menguatnya dollar AS. Pada hari Jumat support psikologis yang kuat di 1.2000 tidak lagi bisa menahan tekanan turun terhadap GBP/USD dan GBP/USD turun ke sekitar 1.1830.

Pergerakan GBP/USD Harian Minggu Lalu

Pada hari Senin, setelah mengalami kerugian yang besar dan turun ke bawah 1.2100 di sekitar 1.2070, pada jam perdagangan sesi Eropa pagi hari Senin, GBP/USD gagal untuk bisa mengalami pemulihan yang meyakinkan. Indeks dollar AS memperpanjang rally-nya ke arah pertengahan 106.50 dengan dollar AS menemukan permintaannya sebagai assets safe – haven di tengah atmosfir yang enggan terhadap resiko.

Menyusul penurunannya pada hari Jumat, GBP/USD meneruskan penurunannya pada hari Senin pagi ke bawah 1.2100.

Absennya data makro ekonomi yang berdampak tinggi membuat persepsi resiko terus menjadi penggerak dari pasangan GBP/USD  sementara outlook tehnikal jangka pendek cenderung bearish.

Meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dengan Cina dikombinasikan dengan rilis data ekonomi yang lemah dari Cina telah membebani sentimen terhadap resiko pada awal hari Senin.

Walaupun indeks saham FTSE 100 Inggris diperdagangkan datar pada jam perdagangan sesi Eropa,

Indeks saham berjangka AS turun antara 0.4% sampai 0.5% yang menunjukkan sentimen pasar yang buruk.

Reuters melaporkan pada hari Senin bahwa 30 dari 41 ekonom yang mengambil bagian di dalam survey yang diadakan baru-baru ini memperkirakan Bank of England (BoE) akan menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 bps pada pertemuan mereka bulan September nanti. Meskipun demikian, berita ini gagal membantu Poundsterling Inggris untuk mendapatkan permintaan yang baru.

GBP/USD berada di bawah tekanan bearish yang baru pada jam perdagangan sesi Eropa di tengah keengganan terhadap resiko di pasar pada hari Selasa. GBP/USD turun ke arah 1.2000 sebelum akhirnya berhasil kembali naik ke sekitar 1.2090. Data ekonomi dari Inggris menunjukkan bahwa ILO Unemployment Rate bulan Juni tidak berubah di 3.8%.

GBP/USD berjuang untuk mengumpulkan momentum pemulihannya setelah kehilangan hampir 200 pips sejak hari Jumat minggu lalu. 1.2000 adalah level support yang signifikan untuk pasangan matauang ini dan para penjual kemungkinan akan tetap memegang kontrol sepanjang resistance di 1.2050 tetap bertahan.

Sebelumnya, data yang dipublikasikan oleh Office for National Statistics (ONS) Inggris menunjukkan bahwa Unemployment Rate untuk bulan April sampai Juni 2022 adalah 3.8% sesuai dengan yang diperkirakan. Detil laporan lebih jauh menunjukkan bahwa inflasi upah yang diukur oleh Average Earnings Including Bonus, turun ke 5.1% dari 6.4% di periode yang sama.

Walaupun indeks FTSE 100 Inggris dibuka di teritori yang positip setelah laporan dari ONS, Poundsterling Inggris mengalami kesulitan untuk mendapatkan permintaan.

GBP/USD sempat jatuh ke bawah 1.2100 pada jam perdagangan sesi Eropa hari Rabu dengan para investor menilai implikasi dari naiknya inflasi Inggris terhadap pergerakan kebijakan moneter Bank of England (BoE) berikutnya dan tetap di bawah 1.2100, di sekitar 1.2040 pada jam perdagangan sesi AS.

Sementara dollar AS menemukan permintaannya pada jam perdagangan sesi Eropa dan Amerika Serikat, di tengah sentimen terhadap resiko yang buruk menjelang keluarnya data dari AS dan risalah pertemuan FOMC the Fed pada jam perdagangan sesi AS.

Office for National Statistics (ONS) Inggris pada hari Rabu melaporkan bahwa inflasi Inggris yang diukur oleh Consumer Price Index (CPI) Inggris untuk bulan Juli naik ke 10.1% dari sebelumnya 9.4% pada bulan Juni.

Dalam periode yang sama Core CPI Inggris naik ke 6.2% dari sebelumnya 5.8%, bahkan lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar di 5.9%. Sebagai reaksi awal, GBP/USD langsung naik ke atas 1.2140 sebelum akhirnya turun kembali ke bawah 1.2100 di sekitar 1.2040, menghapus keuntungannya sebelumnya.

Penurunan GBP/USD pada jam perdagangan sesi AS ini terutama disebabkan karena naiknya yields obligasi pemerintah AS yang mendorong naik indeks dollar AS.

GBP/USD berjuang untuk bisa berada di atas 1.2000 dan diperdagangkan di sekitar 1.2003 pada jam perdagangan sesi AS hari Kamis. Data Jobless Claim mingguan dan Philly Fed Manufacturing Index dari AS muncul sedikit lebih baik daripada yang diperkirakan sehingga mendorong naik dollar AS lebih jauh dan membebani GBP/USD.

Data ekonomi Jobless Claims mingguan AS turun 2000 menjadi 250.000 dalam satu minggu yang berakhir pada hari Sabtu minggu lalu. Angka yang keluar ini mengejutkan pasar yang memperkirakan Jobless Claims mingguan AS akan keluar naik ke 265.000, setelah angka minggu lalu direvisi menjadi 252.000.

Philadelphia Federal Reserve AS melaporkan data ekonomi Philly Fed Manufacturing Index dari AS untuk bulan Agustus. Outlook bisnis dan aktifitas manufaktur AS pada bulan Agustus naik ke 6.2 dari angka sebelumnya pada bulan Juli minus 12.3. Data yang keluar ini juga secara signifikan mengatasi angka yang diperkirakan di sekitar 5.

Sebelumnya pada jam perdagangan sesi Eropa, Poundsterling Inggris sempat menguat dengan pasar meningkatkan pertaruhan akan ke hawkish-an dari Bank of England (BoE). Menurut Reuters, pasar memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga BoE sebesar 200 bps sampai bulan Maret 2023 dan mereka menambahkan 155 bps berikutnya setelah keluarnya angka inflasi Inggris hari Rabu yang mengalami kenaikan.

Office for National Statistics (ONS) Inggris pada hari Rabu melaporkan bahwa inflasi Inggris yang diukur oleh Consumer Price Index (CPI) Inggris untuk bulan Juli naik ke 10.1% dari sebelumnya 9.4% pada bulan Juni. Dalam periode yang sama Core CPI Inggris naik ke 6.2% dari sebelumnya 5.8%, bahkan lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar di 5.9%.

Pada hari Jumat, setelah usaha untuk pulih yang berlangsung sementara, GBP/USD tertekan turun dan jatuh ke area 1.1800 di sekitar 1.1792, sebelum akhirnya terkoreksi naik sedikit ke sekitar 1.1830. Hal ini merefleksikan kekuatan dari dollar AS yang tidak dapat dibendung di tengah keengganan terhadap resiko. Indeks dollar AS naik ke level terkuat dalam satu bulan di atas 108.00 pada jam perdagangan sesi AS.

Tertekan oleh menguatnya dollar AS secara luas, GBP/USD menderita kerugian yang besar dan jatuh ke level terendah dalam satu bulan di bawah 1.1800. GBP/USD terus tertekan dengan arus safe – haven terus mengalir mendominasi pasar keuangan pada paruh ke dua hari Jumat.

Data dari AS menunjukkan bahwa Philadelphia Fed Manufacturing Index bulan Agustus membaik secara signifikan dan Initial Jobless Claims mingguan turun ke 250.000 dibandingkan dengan yang diperkirakan pasar sebesar 265.000.

Kenaikan dollar AS didukung juga oleh pernyataan-pernyataan yang hawkish dari pejabat the Fed. Presidan Fed St. Louis James Bullard mengatakan bahwa dia lebih suka the Fed meneruskan kenaikan tingkat bunganya dan dia memilih kenaikan sebesar 75 bps pada pertemuan kebijakan the Fed di bulan September.

Risalah Pertemuan FOMC the Fed

Sebegitu jauh the Fed telah cukup konsisten dalam sikap hawkish-nya meskipun ada beberapa signal yang bervariasi dari risalah pertemuan FOMC the Fed yang terbaru yang dirilis pada minggu lalu.

Para pemain di pasar semula melihat pernyataan the Fed ini sebagai sedikit dovish, namun kemudian berpikir ulang pada hari Kamis minggu lalu setelah data ekonomi yang keluar dari AS menunjukkan bahwa negara AS akan terhindar dari kemunduran ekonomi yang tajam. Sektor pekerjaan sehat, sementara angka – angka bisnis menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Resesi tehnikal akan segera bisa diputar balikkan.

Para pejabat the Fed cepat menanggapi rilis risalah pertemuan FOMC yang dikeluarkan. Pejabat Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa apabila mereka terus menaikkan tingkat bunga, resiko resesi bisa meningkat, walaupun dia tidak percaya AS saat ini sedang dalam kondisi resesi. Pejabat the Fed dari St Louis Jim Bullard seperti biasanya cenderung hawkish, mengatakan dia cenderung kepada kenaikan tingkat bunga sebesar 75 bps pada bulan September. Sementara Presiden the Fed dari Richmond, Thomas Barkin pada hari Jumat mengatakan bahwa data ekonomi AS belakangan ini kuat, pasar tenaga kerja kelihatannya sehat demikian juga penjualan ritel inti dan produksi industri.

Ke hawkish-an dari the Fed telah dimasukkan ke dalam perkiraan pasar. Yields treasury AS juga naik lagi.

Simposium Jackson Hole

Katalisator yang besar pada minggu ini antara lain adalah event dimana ketua Federal Reserve AS Jerome Powell akan menjadi Keynote Speaker di Simposium Jackson Hole dengan topik “Outlook Ekonomi” yang akan diadakan pada hari Jumat.

Pasar tetap terbagi dua dalam menilai apakah the Fed akan menaikkan tingkat suku bunga kuncinya sebesar 50 bps atau 75 bps dalam pertemuan bulan September nanti. CME’s FedWatch Tool menunjukkan probabilita the Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 bps adalah sebanyak 56.5% sementara probabilita the Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 75 bps adalah sebanyak 43.5%.

Pasar akan dengan tajam memperhatikan setiap perubahan dalam sikap the Fed terhadap kenaikan tingkat suku bunga.

Federal Reserve AS kemungkinan akan mempertahankan sikap mendukung tingkat bunga yang lebih tinggi ke depannya

Kalender Ekonomi AS

Kalender makro ekonomi AS yang akan keluar pada minggu ini termasuk beberapa data ekonomi papan atas termasuk Durable Goods Orders bulan Juli, perkiraan final dari GDP AS kuartal kedua dan angka inflasi CPE inti yang menjadi alat ukur inflasi favorit dari the Fed.

Pada hari Selasa S&P Global akan mempublikasikan perkiraan pendahuluan dari Purchasing Manager Index (PMI) bulan Agustus AS yang diperkirakan akan jatuh lebih jauh ke teritori kontraksi, yang menunjukkan penurunan yang lebih tajam pada kuartal ketiga dari tahun ini.

Akhirnya, the Fed akan menyelenggarakan Simposium Ekonomi Jackson Hole pada hari Jumat.

Kalender Ekonomi Inggris

Kalender makro ekonomi dari Inggris minggu ini relatip sedikit yang memiliki dampak yang berarti. Pada hari Selasa, S&P Global akan mempublikasikan perkiraan pendahuluan dari Purchasing Manager Index (PMI) bulan Agustus Inggris, baik untuk sektor manufaktur maupun untuk sektor jasa.

PMI manufaktur Inggris bulan Agustus diperkirakan akan muncul di 52.2, naik sedikit dari sebelumnya di 52.1

PMI jasa Inggris bulan Agustus diperkirakan akan muncul di 53.0, naik dari sebelumnya di 52.6.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.1800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1760 dan kemudian 1.1730. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1845 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1900 dan kemudian 1.1940.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido