Rekomendasi GBP/USD Mingguan 12 – 16 September 2022: Bisakah Rebound Berlanjut?

821

(Vibiznews – Forex) Minggu lalu, GBP/USD mengakhiri kerugian tiga minggu berturut-turut dan bangkit dengan kuat dari ke rendahan selama empat dekade di 1.1405. Koreksi turun terhadap dollar AS pada hari terakhir perdagangan hari Jumat minggu lalu dan langkah – langkah stimulus yang disampaikan oleh Perdana Menteri baru Inggris Liz Truss menyelamatkan pergerakan naik Poundsterling pada hari Jumat minggu lalu. Apakah rebound ini bisa berlanjut pada minggu ini?

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.1508, GBP/USD berhasil mempertahankan posisinya dan bahkan naik sedikit ke 1.1588. Pada awalnya di hari Senin, GBP/USD  sempat melanjutkan penurunannya yang terjadi pada hari Jumat 2 minggu lalu ke 1.1444, level terendah sejak Maret 2020, namun pada akhir hari Senin dan Selasa berhasil naik kembali dan diperdagangkan di 1.1510 karena sudah sangat oversold. Pada hari Rabu GBP/USD menderita kerugian yang besar turun ke 1.1400 karena komentar yang berhati-hati dari para pejabat BoE, sebelum akhirnya berhasil bangkit ke 1.1480 dan bertahan sampai hari Kamis. Dan pada hari Jumat, berhasil naik dan ditutup di teritori positip di 1.1588 karena sentimen pasar yang positip yang menekan turun USD.

Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu

Setelah menyentuh level terendah sejak Maret 2020 di 1.1444 pada jam perdagangan sesi Asia hari Senin pagi, GBP/USD telah berbalik naik dan selanjutnya memasuki fase konsolidasi di sekitar 1.1510.

Partai Konservatif Inggris mengumumkan pada hari Senin bahwa Liz Truss memenangkan perlombaan kepemimpinan di Inggris untuk menjadi Perdana Menteri yang baru Inggris berikutnya.

Outlook tehnikal jangka pendek menunjukkan kondisi yang “oversold”. Namun para penjual akan mendominasi pasar sepanjang level 1.1550 belum berubah menjadi support.

Pergerakan ke arah yang negatip dari sentimen terhadap resiko di tengah semakin dalamnya krisis energi di area Euro memberikan dorongan naik terhadap dollar AS dan membebani GBP/USD.

Indeks dollar AS sempat naik mencapai level tertinggi dalam dua dekade di 110.27 sebelum akhirnya terkoreksi turun ke bawah 110.00.

Indeks saham FTSE 100 Inggris turun lebih dari 1% pada hari Senin membuat pasangan matauang GBP/USD tidak berhasil mengumpulkan momentum pemulihannya.

Pada hari Selasa, GBP/USD berbalik turun, jatuh ke bawah 1.1550 di sekitar 1.1530 karena menguatnya dollar AS secara luas setelah keluarnya laporan PMI Jasa AS dari ISM yang bagus pada jam perdagangan sesi AS.

Sebelumnya, GBP/USD terus diperdagangkan di teritori positip meskipun telah turun dari ketinggian selama lima hari di atas 1.1600 pada awal sesi dan diperdagangkan di sekitar 1.1561 pada jam perdagangan sesi Eropa.

Institute for Supply Management (ISM) mengatakan bahwa angka indeks sektor jasa AS untuk bulan Agustus adalah sebesar 56.9%, naik dari angka bulan Juli sebesar 56.7%. Angka ini juga lebih baik daripada yang diperkirakan pasar sebesar 55.4%.

Indeks saham FTSE 100 Inggris diperdagangkan di teritori positip pada awal perdagangan hari Selasa sehingga membantu pasangan matauang GBP/USD berhasil mengumpulkan momentum pemulihannya, naik menembus 1.1600 dan tetap bullish. Sementara itu lingkungan pasar yang positip terhadap resiko membuat dollar AS kesulitan mengumpulkan kekuatannya selama jam perdagangan sesi Asia sehingga menambah dorongan naik GBP/USD.

Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss pada hari Senin berjanji akan menangani krisis energi dan berkata bahwa dia akan membuat rencana yang berani untuk memangkas pajak dan menumbuhkan ekonomi. Truss diharapkan akan membukakan rencananya pada hari Kamis yang akan datang. Menurut beberapa sumber berita, Truss sedang mempertimbangkan undang-undang pembekuan energi bagi rumah tangga dan bisnis untuk jangka waktu yang lama. Semua ini berdampak positip mendukung kenaikan Poundsterling Inggris saat ini.

Pada hari Rabu, GBP/USD berhasil stabil di atas 1.1400 setelah menderita kerugian yang besar karena komentar yang berhati-hati dari para pejabat Bank of England (BoE) selama berlangsungnya dengar pendapat di hadapan Treasury Select Committee Inggris. Sementara itu berkurangnya kekuatan dari dollar AS pada jam perdagangan sesi AS, membuat pasangan matauang GBP/USD memiliki kekuatan tambahan untuk naik ke atas 1.1450 dan diperdagangkan di sekitar 1.1480.

Dengan indeks utama di Wall Street naik setelah bel pembukaan perdagangan berbunyi, dollar AS mengalami kesulitan untuk bisa tetap mempertahankan kekuatannya sehingga membantu pasangan matauang ini untuk naik lebih tinggi.

Di hadapan Treasury Select Committee, pembuat kebijakan BoE Catherine Mann mengatakan bahwa pergerakan yang kuat dalam kenaikan tingkat suku bunga Inggris bisa membuka pintu bagi terjadinya “reversal” di kemudian hari. Sementara itu pembuat kebijakan Silvana Tenreyro memberikan catatan bahwa perlambatan pengetatan akan mengurangi resiko “overshooting” dan BoE seharusnya bergerak perlahan-lahan apabila ada banyak ketidakpastian.

Menurut Reuters kemungkinan BoE menaikkan tingkat bunga sebesar 75bps pada minggu depan turun menjadi 55% dari sebelumnya 71%.

Pada hari Kamis, GBP/USD turun dari ketinggian hariannya di atas 1.1550 yang dicapai pada awal perdagangan sesi AS dengan reaksi awal dari pengumuman kenaikan tingkat bunga ECB membantu dollar AS memperoleh kekuatan.

GBP/USD semula berhasil rebound pada akhir hari Rabu, namun kemudian gagal mempertahankan momentum bullish-nya di atas 1.1500. Optimisme yang dibawa oleh Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss yang mengumumkan rancangan undang-undang untuk membatasi kenaikan harga energi selama dua tahun ke depan, dengan cepat meredup di tengah outlook ekonomi Inggris yang memburuk yang akan terus membebani poundsterling ke depannya.

Pada pertengahan perdagangan sesi AS hari Kamis, GBP/USD turun kembali ke bawah 1.1500 dan diperdagangkan di sekitar 1.1498 tertekan oleh komentar dari ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang sekali lagi cenderung hawkish dalam hal kebijakan moneter AS. Komentar Powell mendorong naik indeks dollar AS dan yields treasury AS yang sebelum pidato dari Powell sempat melemah.

Pada hari Jumat, Walaupun GBP/USD kehilangan sebagian dari keuntungan hariannya pada awal perdagangan sesi AS, namun pasangan matauang ini berhasil bertahan di teritori positip di atas 1.1550 di sekitar 1.1588. Bank of England mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka menunda keputusan kenaikan tingkat bunga ke tanggal 22 September. Hal ini membuat para investor menjadi berbalik berhati-hati sehingga GBP/USD kehilangan sebagian dari keuntungan hariannya, sekalipun diakhiri dengan membukukan keuntungan harian yang kuat.

Dalam jam perdagangan sesi Eropa GBP/USD mendapatkan daya tariknya setelah Perdana Menteri Inggris yang baru, Liz Truss mengumumkan bahwa mereka akan menetapkan garansi harga energi selama dua tahun.Truss menjelaskan bahwa satu rumah tangga akan harus membayar tagihan energi tidak lebih dari £2,500 dalam setahun, yang berarti penghematan tahunan dari kira-kira £1,000 berdasarkan harga bulan Oktober.

Sentimen pasar yang bagus terefleksi dari kenaikan harga saham FTSE 100 Inggris yang naik hampir 1.7% secara basis harian. Indeks saham AS naik antara 0.8% sampai 1%.

Apa yang Harus Diperhatikan Pada Minggu Ini?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada hari Senin, Inggris akan mempublikasikan GDP bulanannya dan angka Industri sementara dari AS tidak ada data yang bisa berdampak pada volatilitas.

Hari Selasa, krusial bagi Poundsterling. AS akan merilis Consumer Price Index (CPI) yang akan bisa membayangi laporan pasar tenaga kerja Inggris. Angka inflasi tahunan AS pada bulan Juli turun ke 8.5% yang menunjukkan tanda pertama bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Data inflasi CPI AS yang akan keluar pada minggu ini adalah data krusial terakhir bagi the Fed sebelum pertemuan kebijakan moneter yang akan memutuskan kenaikan tingkat bunga pada minggu depan, dan karenanya akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pertaruhan kenaikan tingkat bunga dan valuasi dari dollar AS.

Pada hari Rabu, Inggris akan melaporkan data inflasi bulanannya, yang diperkirakan akan naik menyentuh ketinggian beberapa dekade yang baru setelah meningkat ke 10.1% pada bulan Juli. Trader juga akan memperhatikan angka inflasi AS lainnya yaitu Producer Price Index (PPI). Data inflasi Inggris ini menjadi penting menjelang keputusan dari kebijakan moneter Bank of England (BoE) pada tanggal 22 September. Penjualan Ritel AS, Jobless Claims mingguan AS dan data Produksi Industri AS akan juga mendapatkan perhatian dari para trader.

Pada hari terakhir dari minggu ini, para trader Poundsterling akan memperhatikan angka Retail Sales Inggris menjelang dikeluarkannya data Preliminary UoM Consumer Sentiment and Inflation Expectations dari AS.

Selain data – data makro ekonomi di atas, perkembangan mengenai langkah-langkah Truss agar Inggris bisa keluar dari krisis energi, aktifitas ekonomi Cina dan Sentimen dari the Fed akan memegang peranan penting bagi pergerakan harga GBP/USD pada minggu ini.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.1550 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1500 dan kemudian 1.1400. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1670 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1760 dan kemudian 1.1860.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido