Rekomendasi GBP/USD Mingguan 26 – 30 September 2022: Tekanan Jual Sudah Berakhir di Tengah Oversold?

936

(Vibiznews – Forex) Tidak ada yang bisa menghentikan penurunan GBP pada minggu lalu, GBP/USD membukukan penurunan dalam dua minggu berturut-turut. Keputusan Federal Reserve AS dan Bank of England dalam besarnya kenaikan tingkat suku bunga, memperlebar divergensi kebijakan di antara keduanya. Sementara itu  ketegangan geopolitik juga memainkan peranan yang membuat GBP/USD mengalami kerugian mingguan lebih dari 400 pips. Pounsterling jatuh ke kerendahan terbaru selama 37 tahun, di bawah 1.1000 di tengah kuatnya dominasi dollar AS pada minggu lalu. Minggu ini semua mata investor akan memandang kepada data ekonomi AS dan pembicara dari the Fed, sementara data ekonomi dari Inggris relatip hampir tidak ada.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru di 1.1420, GBP/USD minggu lalu jatuh ke 1.0853. Pada hari pertama, hari Senin GBP/USD masih sanggup bertahan di 1.1413. GBP/USD mulai jatuh ke bawah 1.1400 di 1.1390 pada hari Selasa. Pada hari Rabu melanjutkan penurunannya ke 1.1333 karena menguatnya USD menjelang pengumuman FOMC the Fed. Pada hari Kamis, GBP/USD sempat turun ke level terendah sejak 1985 di 1.1220 sebagai reaksi awal dari keputusan BoE menaikkan tingkat bunga sebesar 50 bps dan karena terjadi pergerakan ke arah yang negatif di dalam sentimen terhadap resiko yang memberikan dorongan naik terhadap dollar AS. Pada hari Jumat, GBP/USD kembali turun ke sekitar 1.0853. Data ekonomi AS Purchasing Manager Index menunjukkan bahwa aktifitas sektor swasta AS pulih pada bulan September yang mendorong indeks dollar AS naik lebih tinggi lagi.

Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu

Memulai minggu perdagangan yang baru pada hari Senin, GBP/USD diperdagangkan sempat di perdagangkan di bawah 1.1400 di sekitar 1.1383, di tengah kondisi pasar yang sepi karena liburan dan menguatnya dollar AS secara luas. Namun pada jam perdagangan sesi AS, GBP/USD berhasil menghapus kerugian hariannya dan naik kembali ke atas 1.1400 di sekitar 1.1413, dengan dollar AS berkurang kekuatannya di tengah pulihnya saham – saham AS.

GBP/USD pada awalnya gagal mengumpulkan momentum pemulihannya setelah sempat menyentuh level terendah sejak 1985 di 1.1350 pada hari Jumat minggu lalu. Pasangan matauang ini tetap berada di bawah tekanan dan di posisi bawah. Sentimen pasar yang enggan terhadap resiko membuat Poundsterling Inggris tetap berada di posisi di bawah sampai paruh ke dua hari Senin.

Menjelang pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve AS dan Bank of England pada minggu ini, investor penuh dengan kehati-hatian. Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik AS – Cina juga membuat arus safe – haven memegang kontrol di pasar.

Setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan pada akhir minggu lalu bahwa militer AS akan mempertahankan Taiwan apabila Cina mencoba menyerbu pulau Taiwan, Cina melakukan respon dengan mengatakan bahwa mereka memiliki hak untuk mengambil “semua langkah yang diperlukan”.

GBP/USD berada di bawah tekanan bearish yang baru dan jatuh ke bawah 1.1400 di sekitar 1.1390 pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa di tengah menguatnya kembali dollar AS.

Lingkungan yang enggan terhadap resiko telah membantu dollar AS yang safe – haven terus dapat mengatasi rival – rivalnya dengan para investor tetap berhati-hati menjelang pertemuan kunci dari para bank sentral utama dunia.

Investor menunggu pengumuman dari para bank sentral utama dunia, dimulai dari Federal Reserve AS pada hari Rabu, dilanjutkan dengan Bank of Japan, Switzerland National Bank, dan Bank of England. Kehati-hatian berkuasa di tengah skenario seperti ini, karena beberapa dari bank sentral ini kemungkinan akan membawa kejutan kepada dunia trading.

Indeks saham FTSE 100 Inggris diperdagangkan mendatar pada hari Selasa dan indeks saham berjangka AS turun antara 0.1% dan 0.25% yang menunjukkan atmosfir pasar yang berhati-hati.

Sementara itu dollar AS mendapatkan dukungan dengan naiknya yields obligasi pemerintah AS. Yields note treasury 10 tahun berada pada 3.55% sementara yields note 2 tahun menawarkan tingkat bunga di 3.96%.

Setelah menghabiskan waktu dengan bergerak dalam fase konsolidasi di dekat 1.1350, GBP/USD bergerak turun pada paruh ke dua hari Rabu mengarah kembali ke 1.1300 di sekitar 1.1333. Menguatnya dollar AS yang tidak dapat dihambat menjelang keputusan tingkat bunga oleh the Fed dalam pertemuan FOMC mereka, telah terus membebani pasangan matauang ini.

Sebelumnya, pada paruh pertama hari perdagangan GBP/USD berhasil rebound setelah sempat jatuh ke level terendah sejak 1985 di 1.1304. Pertaruhan bahwa Bank of England (BoE) akan bertindak hawkish telah menolong Poundsterling Inggris tetap tangguh menghadapi dollar AS. Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial dengan alasan Barat mencoba menghancurkan Rusia, dan pasar bereaksi mencari keamanan, indeks saham FTSE 100 Inggris tetap naik, yang menunjukkan sentimen pasar tetap baik sekalipun ketegangan geopolitik meningkat.

Namun pada paruh kedua perdagangan, mendekati pengumuman FOMC the Fed, kenaikan dollar AS yang tidak terbendung, kembali menekan turun pasangan matauang GBP/USD ke arah 1.1300.

Pada hari Kamis, Setelah sempat turun ke level terendah sejak 1985 di 1.1220 sebagai reaksi awal dari keputusan BoE menaikkan tingkat bunga hanya sebesar 50 bps (pasar memperkirakan 75 bps). Pada jam perdagangan sesi Asia dan Eropa, GBP/USD berhasil meraih kembali daya tariknya dan sempat naik ke 1.1365. Turunnya dollar AS ke posisi di bawah setelah selesainya pertemuan FOMC the Fed membantu menopang pasangan matauang ini.

Namun memasuki jam perdagangan sesi AS, terjadi pergerakan ke arah yang negatif di dalam sentimen terhadap resiko yang memberikan dorongan naik terhadap dollar AS dan menyeret turun GBP/USD ke bawah 1.1300 dan diperdagangkan di sekitar 1.1270.

Penurunan tajam yang terjadi pada indeks saham utama di Wall Streeet setelah bel pembukaan perdagangan berbunyi, membantu dollar AS mendapatkan permintaannya dan membebani pasangan matauang ini.

AS mempublikasikan data Initial Jobless Claims mingguannya yang meningkat ke 213.000 dari minggu sebelumnya sebesar 208.000.

Setelah pulih ke arah 1.1100 pada awal hari perdagangan pada hari Jumat, GBP/USD berbalik turun pada jam perdagangan sesi AS dan menyentuh ke level terendah sejak 1985 di bawah 1.0900 di sekitar 1.0853. Data ekonomi AS Purchasing Manager Index (PMI) menunjukkan bahwa aktifitas sektor swasta pulih pada bulan September, yang mendorong indeks dollar AS naik lebih tinggi.

Bank of England (BoE) mengumumkan kenaikan tingkat bunganya sebesar 50 bps menjadi 2.25%. Karena pasar berjangka telah memperhitungkan dalam harga kemungkinan kuat kenaikannya adalah sebesar 75 bps, maka reaksi awal terhadap pengumuman dari BoE ini adalah GBP/USD berada di bawah tekanan bearish yang kuat.

Pemerintah Inggris telah memperlihatkan program ekspansi dari pemangkasan pajak untuk mendukung ekonomi Inggris namun dampak positip dari program ini terhadap poundsterling kelihatannya terbatas.

Sementara itu, di AS, pada hari Jumat, S&P Global Flash U.S. Composite PMI melaporkan kenaikan yang sehat di dalam aktifitas manufaktur dan jasa AS pada bulan September.

Laporan tersebut mengatakan bahwa data PMI manufaktur AS berada pada 51.8, naik dari bulan Agustus di 51.5. Selain itu data tersebut juga lebih bagus daripada yang diperkirakan, dimana konsensus pasar dari para ekonom memperkirakan angka yang akan muncul berada di 51.

Selain itu, aktifitas sektor jasa AS juga menunjukkan momentum yang solid dengan naik ke 49.2 dari 43.7 pada bulan Agustus. Sementara itu para ekonom memperkirakan angka yang keluar berada pada 45.5.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa aktifitas sektor jasa AS saat ini sedang berada pada level tertinggi dalam 3 bulan.

Apa yang Harus Diperhatikan pada Minggu Ini?

Pada minggu ini, pasar relatip lebih tenang yang dibanjiri oleh pidato dari para pejabat the Fed sementara kalender data ekonomi Inggris tidak ada yang dari papan atas.

Sentimen terhadap resiko akan memainkan peranan yang krusial di tengah naiknya ketegangan Rusia – Ukraina dan semakin bertambah dalamnya krisis gas di Inggris dan Eropa.

Dari AS, pada hari Selasa akan dilaporkan data New Home Sales,  CB Consumer Confidence dan Durable Goods Orders, menjelang komentar dari ketua the Fed Jerome Powell yang berpartisipasi dalam panel diskusi mengenai matauang digital dalam event yang diselenggarakan oleh Bank of France.

Pada hari Rabu, pembuat kebijakan Bank of England (BoE) Jon Cunliffe akan meladeni para trader menjelang rilis Pending Home Sales dari AS.

Pada hari Kamis, AS akan melaporkan revisi final dari GDP kuartal ke dua bersamaan dengan data Jobless Claims mingguan. Pidato dari anggota MPC BoE Dave Ramsden juga ditunggu pasar.

Pada hari Jumat, Inggris akan merilis angka GDP final kuartal ke dua dan data Current Account. Selanjutnya, keluarnya data PCE Price Index AS akan diperhatikan dengan seksama oleh pasar untuk mendapatkan petunjuk yang baru mengenai outlook kenaikan tingkat bunga oleh the Fed. Selain itu akan dikeluarkan juga data Consumer Sentiment dari UoM.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0500 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0400 dan kemudian 1.0300. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0650 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0850 dan kemudian 1.1000.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido