Rekomendasi GBP/USD Mingguan 31 Oktober – 4 November 2022: Membukukan Kenaikan Tiga Kalinya Berturut-turut.

837

(Vibiznews – Forex) Perdana Menteri Inggris yang baru, Rishi Sunak menghembuskan kehidupan yang baru kepada pasangan matauang GBP/USD dengan pasangan matauang ini memperpanjang kemenangannya untuk ketiga kalinya selama tiga minggu berturut-turut. Meskipun demikian, tetap perlu dilihat apakah pasangan matauang ini bisa memperpanjang kelegaannya menjelang  event – event makro yang kritikal yang diskedulkan keluar pada minggu ini. Keputusan kenaikan tingkat bunga bank sentral AS the Fed dan bank sentral Inggris BoE adalah krusial yang akan mempengaruhi arah harga poundsterling ke depannya. Sementara Nonfarm Payrolls (NFP) AS akan juga diamati dengan cermat.

Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.1059, GBP/USD melompat naik ke 1.1615 pada akhir minggu perdagangan hari Jumat minggu lalu. GBP/USD bahkan dibuka pada hari Senin dengan “bullish gap” ke atas 1.1400 sebelum akhirnya turun kembali ke 1.1275 dan pada hari Selasa kembali berhasil memelihara momentum bullish-nya dan mencapai level tertinggi dalam tiga minggu dekat 1.1500 di sekitar 1.1464. Hari Rabu GBP/USD berhasil memanfaatkan momentum bullish-nya dan melanjutkan rally-nya naik melewati 1.1600 di sekitar 1.1608. Kenaikan GBP/USD terutama disebabkan oleh melemahnya dollar AS secara luas. Hari Kamis GBP/USD berbalik arah dan turun ke bawah 1.1600 dan diperdagangkan di sekitar 1.1565, dengan dollar AS berbalik menguat dan tangguh menghadapi rival – rivalnya. Pada hari Jumat, GBP/USD berhasil naik kembali ke atas area 1.1600 di sekitar 1.1615.

Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu

Setelah dibuka dengan “bullish gap” dan naik ke atas 1.1400 pada jam perdagangan sesi Asia hari Senin, GBP/USD gagal memelihara momentum bullish-nya dan turun ke bawah 1.1300 diperdagangkan di sekitar 1.1275 pada jam perdagangan sesi AS.

Investor masih berhati-hati dan menunggu bagaimana Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak melakukan pendekatan terhadap rencana fiskal.

Munculnya data makro ekonomi Purchasing Manager Index (PMI) Inggris yang mengecewakan membuat Poundsterling Inggris mengalami kesulitan dalam mengumpulkan kekuatannya. Sementara kondisi pasar yang buruk memberikan jalan bagi dollar AS untuk terus mengatasi rival – rival utamanya.

The S&P Global/CIPS Composite PMI Inggris turun ke 47.2 pada bulan Oktober dari bulan September di 49.1 menunjukkan bahwa aktifitas bisnis sektor swasta Inggris terkontraksi semakin cepat pada awal bulan Oktober. Sementara PMI Jasa turun ke level terlemah dalam 21 bulan di 47.5 pada periode yang sama.

Hari Selasa, GBP/USD berhasil memelihara momentum bullish-nya dan mencapai level tertinggi dalam tiga minggu dekat 1.1500 di sekitar 1.1464. Data perumahan dan data sentimen konsumen dari AS yang mengecewakan telah memicu aksi jual terhadap dollar AS yang mengakibatkan terjadinya rally GBP/USD.

GBP/USD telah berhasil mengumpulkan momentum bullish-nya pada awal hari Selasa dan naik ke atas 1.1300. Outlook tehnikal jangka pendek menunjukkan bahwa para pembeli terus mendominasi pergerakan matauang ini.

Pada jam perdagangan selanjutnya di sesi Amerika Serikat, GBP/USD berhasil mempertahankan momentum bullish-nya dengan kenaikan ke atas 1.1400 ke arah 1.1500 dibantu dengan melemahnya dollar AS secara luas karena buruknya data ekonomi yang keluar.

Meningkatnya inflasi telah berdampak terhadap angka Consumer Confidence AS yang keluar. Conference Board melaporkan bahwa indeks Consumer Confidence AS bulan Oktober jatuh ke 102.5 dari angka bulan September di 107.8. Dan angka yang keluar juga jauh meleset dari angka yang diperkirakan dimana para ekonom memperkirakan angka yang keluar akan berada pada 105.9.

Hal lain lagi yang membuat dollar AS kalah terhadap matauang utama dunia lainnya yang menjadi rivalnya adalah turunnya yields obligasi treasury dan positipnya saham berjangka AS.

GBP/USD berhasil memanfaatkan momentum bullish-nya dan melanjutkan rally-nya naik melewati 1.1600 di sekitar 1.1608 pada jam perdagangan sesi AS hari Rabu.

Kenaikan GBP/USD terutama disebabkan oleh melemahnya dollar AS secara luas. Indeks dollar AS turun sekitar 1%. Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt memberitahukan bahwa mereka menunda mengumumkan anggaran hingga 17 November.

Sebelumnya GBP/USD telah berhasil mengumpulkan momentum bullish-nya pada hari Selasa dan mencapai level terkuat sejak pertengahan September di 1.1588 pada hari Rabu pagi. Investor sedang memikirkan ulang outlook kebijakan moneter super ketat versi bank sentral AS ini.

Setelah hasil Survey PMI menunjukkan keadaan yang suram, data ekonomi berikutnya yang keluar dari Amerika Serikat, yaitu Consumer Confidence bulan Oktober dari Conference Board, juga buruk, turun dengan kecepatan yang lebih besar dari yang diperkirakan. Data ekonomi berikutnya adalah harga rumah. Harga rumah di Amerika Serikat pada bulan Agustus terus turun, yang menggambarkan akibat yang negatip dari kenaikan suku bunga di pasar perumahan.

Ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan beralih menjadi kurang agresif di dalam kebijakan moneter super ketatnya, memperoleh daya tarik pada minggu ini dengan turunnya yields obligasi treasury 10 tahun AS menuju 4%.

Hari Kamis, GBP/USD berbalik arah dan turun ke bawah 1.1600 dan diperdagangkan di sekitar 1.1565 pada jam perdagangan sesi AS dengan para investor menganut sikap berhati-hati dan dollar AS tetap tangguh menghadapi rival – rivalnya sehingga menyebabkan pasangan matauang GBP/USD berada di bawah.

GBP/USD telah kehilangan momentum bullish-nya dan turun ke bawah 1.1600 selama jam perdagangan sesi Eropa pada hari Kamis setelah sebelumnya sempat memperoleh keuntungan lebih dari 300 pips pada dua hari terakhir.

Rilis data makro ekonomi GDP AS kuartal ketiga perkiraan pertama muncul di 2.6% YoY. Sementara GDP AS ini diperkirakan muncul di 2.3% YoY.

Selain itu, personal consumption expenditures (PCE) price index, muncul di 4.2% lebih rendah daripada yang diperkirakan. Index PCE ini adalah alat ukur inflasi yang dipakai oleh Federal Reserve untuk mengukur inflasi AS saat ini.

Keluarnya data GDP AS kuartal ketiga yang bagus ini mendorong kenaikan dari indeks dollar AS yang pada gilirannya menekan turun GBP/USD.

Sementara itu, the Telegraph melaporkan bahwa PM Inggris Rishi Sunak sedang mempertimbangkan pemangkasan besar dalam belanja publik dan kenaikan pajak di dalam budget yang baru.

GBP/USD berhasil naik kembali ke atas area 1.1600 di sekitar 1.1615 pada paruh kedua perdagangan hari Jumat dengan dollar AS kehilangan minat terhadap data inflasi PCE inti yang lebih rendah daripada yang diperkirakan dan data Pending Home Sales bulan September yang mengecewakan. Membaiknya sentimen pasar juga membantu mendorong naik pasangan matauang GBP/USD.

GBP/USD terus tertekan ke arah 1.1500 pada awal perdagangan hari Jumat setelah berhasil lolos dari tekanan karena menguatnya dollar AS pada hari Kamis. Menguatnya dollar AS pada hari Kamis telah memaksa GBP/USD tertekan turun.

Rilis data makro ekonomi GDP AS kuartal ketiga perkiraan pertama muncul di 2.6% YoY. Sementara GDP AS ini diperkirakan muncul di 2.3% YoY. Keluarnya data GDP AS kuartal ketiga yang bagus ini mendorong kenaikan dari indeks dollar AS yang pada gilirannya menekan turun GBP/USD.

Sementara itu, komentar dari Presiden ECB Christine Lagarde yang bernada dovish di dalam konferensi pers-nya setelah memutuskan kenaikan tingkat ECB sebesar 75 bps telah membantu Poundsterling Inggris memperoleh arus modal yang keluar dari euro ke poundsterling dengan EUR/GBP menutup perdagangan di teritori negatip pada hari Kamis sehingga membatasi kerugian GBP/USD lebih lanjut.

Minggu yang Kritikal Minggu Ini

Dengan keputusan the Fed, keputusan BoE dan laporan payrolls AS akan berlangsung pada minggu ini, para trader akan menghadapi suatu minggu yang kritikal.

Pada hari Selasa, angka final dari PMI Manufaktur Inggris akan dipublikasikan oleh S&P Global, yang akan diikuti oleh data PMI manufaktur final AS baik dari S&P Global maupun dari ISM. JOLTS Job Openings AS akan dilaporkan juga. Kejatuhan yang besar pada bulan Agustus dari data ini pada bulan Agustus telah memicu reaksi dollar AS dengan tajam.

Hari Rabu adalah hari bagi the Fed, dengan kenaikan tingkat bunga sebesar 75 bps telah diperkirakan. Menjelang pengumuman, data employment ADP AS bisa mempengaruhi para trader dan bisa memicu terjadinya volatilitas yang massif di keseluruhan pasar keuangan. Kenaikan tingkat bunga yang hawkish akan membangkitkan kembali rally dollar AS secara jangka panjang.

Berkebalikan dengan kontras, BoE pada hari Kamis, kemungkinan akan melekat kepada sikap berhati-hatinya sementara menaikkan tingkat suku bunga sebesar 50 bps sebagaimana dengan yang diperkirakan pasar.

Setelah keputusan kebijakan moneter BoE pada hari Jumat, kepala ekonom BoE akan memberikan pidatonya yang akan diperhatikan dengan seksama.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.1600 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1500  dan kemudian 1.1445. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1650 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1730 dan kemudian 1.1840.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido