Rekomendasi GBP/USD Mingguan 19 – 23 Desember 2022: Peluang Membeli dari Bawah?

791

(Vibiznews – Forex) GBP/USD berbalik dengan tajam dari puncak enam bulan dan mengakhiri minggu lalu dengan sedikit turun di tengah minggu yang dipenuhi dengan aktifitas bank sentral yang membawa divergensi di dalam kebijakan moneter the Fed dan BoE ke permukaan. Investor sekarang memindahkan perhatian mereka ke arah minggu terakhir satu minggu penuh di tahun 2022, memfokuskan perhatian kepada data ekonomi AS papan atas di tengah data ekonomi yang relatip sepi dari Inggris.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.2266, GBP/USD mengakhiri minggu lalu dengan penurunan ke 1.2133. Pada hari Senin GBP/USD bertahan di 1.2264. Pada hari Selasa, naik tajam ke 1.2347 karena melemahnya USD setelah keluarnya laporan inflasi AS yang lebih rendah daripada yang diperkirakan dan dari bulan sebelumnya. Dan melanjutkan kenaikannya pada hari Rabu ke 1.2400. Namun pada hari Kamis, GBP/USD berbalik turun tajam ke 1.2185 dengan berbalik menguatnya USD dan dovishnya BoE. Dan melanjutkan penurunannya pada hari Jumat ke 1.2170. 

Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu

GBP/USD turun setelah naik ke area 1.2300 pada awal perdagangan hari Senin. Pasangan matauang ini diperdagangkan di sekitar 1.2264.

Dolar AS berada di posisi di bawah ditengah membaiknya sentimen pasar meskipun demikian penurunan dollar AS tetap terbatas menjelang data kunci yang akan dirilis pada hari Selasa.

Sebelumnya, pada hari Senin, Office for National Statistics (ONS) Inggris menyatakan bahwa Gross Domestic Product (GDP) Inggris bertumbuh 0.5% per bulan pada bulan Oktober setelah pada bulan September mengalami kontraksi sebesar 0.6%. Angka ini muncul jauh lebih baik daripada yang diperkirakan pasar yakni kontraksi sebesar 0.1%. Namun dampak positip dari data GDP yang bagus ini terhadap Poundsterling hanya berlangsung sesaat saja

Setelah keluar data GDP Inggris, Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt memberitahukan BBC News bahwa ekonomi Inggris kemungkinan akan memburuk sebelum akhirnya menjadi lebih baik.

Sementara itu, indeks saham FTSE 100 Inggris diperdagangkan sedikit turun dan indeks saham berjangka AS diperdagangkan mendatar yang menunjukkan sentimen pasar yang netral pada hari Senin.

Hari Selasa, GBP/USD naik tajam sebagai reaksi awal dari laporan inflasi AS dan menyentuh level tertinggi sejak awal Juni di atas 1.2400, sebelum akhirnya terkoreksi normal, dengan berkurangnya pelemahan USD. GBP/USD turun kembali ke bawah 1.2400 diperdagangkan di sekitar 1.2347.

Dolar AS tetap berada di bawah tekanan jual meskipun semakin berkurang, setelah data menunjukkan bahwa Core CPI tahunan turun ke 6% pada bulan November dari sebelumnya 6.3% pada bulan Oktober.

Consumer Price Index (CPI) AS bulan November menunjukkan kenaikan sebesar 0.1% dari bulan Oktober dan naik 7.1% per tahun. CPI diperkirakan naik 0.3% dari bulan Oktober dan 7.3% per tahun. Angka data inflasi yang sedikit lebih rendah daripada yang diperkirakan ternyata cukup untuk membuat rally di pasar keuangan dan saham, sementara membebani indeks dollar AS. Laporan CPI yang baru keluar ini berada pada kubu dovish dalam kebijakan moneter AS yang menginginkan the Fed untuk memperlambat jalur pengetatan kebijakan moneternya yang agresif.

Sementara itu, data yang dipublikasikan oleh Office for National Statistics (ONS) Inggris sebelumnya, menunjukkan tingkat pengangguran ILO naik ke 3.7% dalam 3 bulan ke bulan Oktober dari sebelumnya pada bulan September di 3.6%, sesuai dengan yang diperkirakan. The Average Earnings Including Bonus naik 6.1% per tahun, dalam periode yang sama dan the Claimant Cout Rate tetap tidak berubah di 3.9% pada bulan November.

Setelah naik ke atas 1.2400 pada awal perdagangan hari Rabu, GBP/USD kehilangan daya tariknya dan menghapus sebagian dari keuntungan hariannya. Meskipun demikian, penurunan GBP/USD terbatas dengan para investor menahan diri untuk masuk posisi besar menjelang pengumuman kebijakan dari the Fed. GBP/USD bertahan diperdagangkan di sekitar 1.2400.

Indeks dollar AS jatuh ke level terendah sejak akhir bulan Juni di bawah 104.00 pada hari Selasa, setelah Bureau of Labor Statistics AS mengumumkan bahwa Consumer Price Index (CPI) turun ke 7.1% pada bulan November dari 7.7% pada bulan Oktober. CPI inti yang mengeluarkan harga energi dan makanan turun ke 6% untuk periode yang sama, dibandingkan dengan yang diperkirakan pasar sebesar 6.1%.

Pada hari Rabu pagi, Office for National Statistics Inggris melaporkan bahwa CPI tahunan Inggris turun ke 10.7% pada bulan November dari sebelumnya 11.1% pada bulan Oktober. Meskipun angka yang keluar ini dibawah daripada yang diperkirakan para analis di 10.9%, namun gagal mengundang reaksi pasar.

Hari Kamis, GBP/USD berada di bawah tekanan bearish yang kuat dan diperdagangkan di sekitar 1.2185, membukukan kerendahan mingguan karena ada pelarian yang besar ke assest investasi yang aman. Setelah kenaikan tingkat bunga dari Bank of England (BoE) yang dovish dan pulihnya kekuatan dari dollar AS, di tengah meningkatnya keengganan terhadap resiko, pasangan matauang ini tetap berada pada posisi di bawah.

GBP/USD kehilangan momentum bullish-nya dan jatuh ke bawah 1.2300 selama jam perdagangan sesi Eropa pada hari Kamis di tengah menguatnya dollar AS. Pada jam perdagangan sesi AS, GBP/USD melanjutkan penurunannya ke bawah 1.2200 di sekitar 1.2185.

Pada hari Rabu, tekanan jual yang besar atas dollar AS setelah keputusan the Fed yang hanya menaikkan tingkat suku bunganya 50 bps, telah memberikan dorongan naik yang kuat atas GBP/USD. Meskipun ada revisi ke arah hawkish di dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi dari Federal Reserve AS, dollar AS mengalami kesulitan untuk bisa mengatasi rival-rivalnya dengan pasar tetap berharap akan terjadi pergerakan ke arah dovish pada tahun 2023.

Namun, lingkungan pasar yang enggan terhadap resiko telah membantu dollar AS mendapatkan pijakannya yang kuat pada paruh ke dua perdagangan hari Kamis dan memaksa GBP/USD berada pada posisi di bawah.

GBP/USD berbalik arah dan menjadi negatip pada hari Jumat, turun dan diperdagangkan di sekitar 1.2133. Penurunan yang tajam dari indeks saham utama di bursa saham AS, Wall Street, telah membuat dollar AS berhasil mengumpulkan kekuatannya sebagai assets yang safe – haven menghadapi rival – rival utamanya dan memaksa pasangan matauang GBP/USD berada di posisi di bawah.

GBP/USD memasuki fase konsolidasi di bawah 1.2200 pada awal perdagangan hari Jumat setelah kehilangan lebih dari 200 pips pada hari Kamis. Setelah pengumuman kebijakan moneter dari Bank of England (BoE), pasangan matauang GBP/USD mengalami kesulitan untuk mendapatkan daya tariknya kembali.

BoE menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 bps menjadi 3.5% pada pertemuan kebijakan moneter bulan Desember mereka. Keputusan kenaikan tingkat bunga yang hanya 0.5% disertai dengan keputusan kebijakan yang terbaru dimana BoE bisa sewaktu – waktu melepaskan kebijakan moneternya yang ketat di tengah meningkatnya optimisme bahwa inflasi telah sampai ke puncak-nya dan outlook pertumbuhan yang buruk.

Pada hari Kamis, dollar AS berbalik naik karena munculnya arus keengganan terhadap resiko akibat sikap para bank sentral utama dunia yang hawkish. Para bank sentral utama dunia menaikkan tingkat suku bunganya sambil menunjukkan kesiapan untuk tetap mempertahankan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Penggerak pada Minggu Ini

Memasuki liburan musim dingin, minggu ini, dari kalender ekonomi hanya sedikit event yang relevan yang bisa menggerakkan pasar. Angka dari data ekonomi yang paling relevan adalah perkiraan final dari GDP AS yang diperkirakan akan muncul di 2.9% dan Durable Goods Orders bulan November yang diperkirakan akan turun dari 0.5% ke 0.1% M/M.

Data ekonomi yang akan dipublikasikan oleh Amerika Serikat adalah sebagai berikut:

Pada hari Selasa akan di publikasikan Building Permits AS bulan November.

Pada hari Rabu akan dipublikasikan Conference Board (CB) Consumer Confidence AS bulan Desember dan Existing Home Sales  AS bulan Desember

Pada hari Kamis, akan dipublikasikan GDP AS Q3 Q/Q

Pada hari Jumat, akan dipublikasikan:

Core Durable Goods Orders AS bulan November M/M

The PCE price index AS bulan November M/M & Y/Y

Personal Income & Personal Spending bulan November M/M

The University of Michigan Consumer Sentiment / Expectation Index rates bulan Desember

New Home Sales AS bulan November

Dari Inggris, pada hari Senin akan di publikasikan The Confederation of British Industry (CBI) Industrial Trends Orders bulan Desember yang diperkirakan akan turun dari sebelumnya – 5 menjadi – 9. 

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.2100 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2050  dan kemudian 1.2000. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2150 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2200 dan kemudian 1.2300.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido