Rekomendasi EUR/USD Mingguan 19 – 23 Desember 2022: Kehawkishan Bank Sentral Menghantui Investor.

771

(Vibiznews – Forex) EUR/USD mengalami rallya ke 1.0735 pada hari Kamis, level tertinggi sejak awal bulan Juni. Pasangan matauang ini berpotensi mengakhiri minggu lalu dengan keuntungan yang besar ke atas 1.0620. Namun pada saat terakhir, dollar AS terus menguat sehingga menekan EUR/USD berbalik turun ke 1.0585.

Minggu lalu dipenuhi dengan event papan atas yang sebagian hasilnya sebagian sesuai dengan yang diperkirakan, sebagian lagi membawa kejutan ke dunia keuangan. AS mempublikasikan Consumer Price Index (CPI) bulan November, pada hari Selasa yang muncul dengan kecepatan tahunan di 7.1%, turun dari sebelumnya di 7.7% dan juga di bawah dari yang diperkirakan oleh para pemain pasar di 7.3%. Turunnya tekanan harga mengkonfirmasi jalur yang baru dianut oleh Federal Reserve yaitu perlambatan kecepatan pengetatan. Hal ini memicu optimisme dan membuat dollar AS jatuh tajam sementara saham – saham membumbung tinggi.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.0532, EUR/USD mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan ke 1.0585. Pada hari Senin EUR/USD praktis tidak berubah di 1.0535. Pada hari Selasa mengalami kenaikan yang signifikan ke 1.0622 karena melemahnya USD setelah keluar angka inflasi AS yang lebih rendah daripada yang diperkirakan dan dari bulan sebelumnya. Pada hari Rabu masih naik sedikit ke 1.0644 walaupun sudah mulai kehilangan tenaga untuk naik lebih tinggi. Pada hari Kamis sempat naik ke 1.0700 sebelum akhirnya berbalik turun ke 1.0585 dan tidak berubah sampai kepada hari Jumat.

Pergerakan Harian EUR/USD Minggu Lalu

EUR/USD diperdagangkan mendatar pada awal perdagangan hari Senin, di sekitar 1.0535, setelah sempat naik ke 1.0580.

Setelah sebelumnya sempat turun ke arah 1.0500 karena menguatnya dollar AS setelah pembukaan Wall Street dimana sentimen yang negatip di pasar telah membantu dollar AS berhasil mengumpulkan kekuatannya, selama jam perdagangan sesi Eropa pada hari Senin, EUR/USD berhasil bangkit dan naik ke 1.0580 dengan sentimen pasar berbalik positip dan indeks dollar AS berbalik melemah.

Dolar AS berada di posisi di bawah ditengah membaiknya sentimen pasar meskipun demikian penurunan dollar AS tetap terbatas menjelang data kunci yang akan dirilis pada hari Selasa.

Hari Selasa, EUR/USD berhasil mengumpulkan momentum bullish-nya dan naik ke level terkuat dalam enam bulan di atas 1.0600 di sekitar 1.0622, pada jam perdagangan sesi AS, Selasa malam. Angka inflasi AS bulan November yang lebih rendah daripada yang diperkirakan memicu rally akan resiko dan memaksa dollar AS menderita kerugian yang berat terhadap rival-rival utamanya.

Sebelumnya, pasangan matauang EUR/USD berkonsolidasi di sekitar 1.0540 menjelang dikeluarkannya data inflasi AS bulan November. Inflasi AS menyentuh puncaknya pada bulan Juni di 9.1% YoY, ketinggian beberapa dekade. Sekalipun setelah itu turun beberapa bulan berikutnya, angka inflasi CPI ini meningkat lagi pada bulan Oktober ke 7.7% per tahun. Para pemain pasar memperkirakan CPI AS naik sebesar 7.3% YoY, menurun tetapi masih terlalu tinggi.

Consumer Price Index (CPI) AS bulan November menunjukkan kenaikan sebesar 0.1% dari bulan Oktober dan naik 7.1% per tahun. CPI diperkirakan naik 0.3% dari bulan Oktober dan 7.3% per tahun. Angka data inflasi yang sedikit lebih rendah daripada yang diperkirakan ternyata cukup untuk membuat rally di pasar keuangan dan saham, sementara membebani indeks dollar AS. Laporan CPI yang baru keluar ini berada pada kubu dovish dalam kebijakan moneter AS yang menginginkan the Fed untuk memperlambat jalur pengetatan kebijakan moneternya yang agresif.

EUR/USD kehilangan momentum bullish-nya dan turun ke bawah 1.0650 di sekitar 1.0644 pada awal perdagangan sesi AS hari Rabu dengan para investor mengarahkan perhatiannya kepada pengumuman tingkat bunga Federal Reserve sementara dollar AS berhasil mempertahankan posisinya.

Pasangan matauang EUR/USD berhasil mempertahankan keuntungannya pada hari Rabu, diperdagangkan sedikit di bawah ketinggian beberapa bulan yang dicapai setelah keluarnya data inflasi Consumer Price Index (CPI) di 1.0672. Berkurangnya tekanan inflasi telah membawa kepada aksi jual USD yang tajam dan membantu Euro pulih lebih jauh.

Nada yang optimis dari saham – saham Asia membuat pasangan matauang ini tetap tinggi pada permulaan hari perdagangan.

Sementara itu, data ekonomi yang muncul dari Uni Eropa agak mengecewakan. Industrial Production turun 2% MoM dan naik 3.4% dibandingkan dengan tahun lalu, meleset dari yang diperkirakan pasar. European Central Bank (ECB) sendiri akan memutuskan kebijakan moneternya pada hari Kamis yang akan datang.

Hari Kamis, EUR/USD berbalik arah dan jatuh ke arah 1.0600 di sekitar 1.0585  setelah sebelumnya sempat membukukan ketinggian beberapa bulan yang baru di atas 1.0700 atas komentar yang hawkish dari Presiden ECB Lagarde. Pergerakan ke arah yang negatif di dalam sentimen terhadap resiko telah memberikan dorongan naik yang kuat kepada USD dan membebani pasangan matauang ini.

Pada hari Rabu, Federal Reserve AS menaikkan tingkat bunganya sebesar 50 bps ke rentang harga 4.25 – 4.5% sebagaimana dengan yang telah diperkirakan sebelumnya.

Tekanan jual yang besar atas dollar AS setelah keputusan the Fed yang hanya menaikkan tingkat suku bunganya 50 bps, telah memberikan dorongan naik yang kuat atas EUR/USD. Meskipun ada revisi ke arah hawkish di dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi dari Federal Reserve AS, dollar AS mengalami kesulitan untuk bisa mengatasi rival-rivalnya dengan pasar tetap berharap akan terjadi pergerakan ke arah dovish pada tahun 2023.

Namun, lingkungan pasar yang enggan terhadap resiko telah membantu dollar AS mendapatkan pijakannya yang kuat pada paruh ke dua perdagangan hari Kamis dan memaksa EUR/USD berada pada posisi di bawah.

EUR/USD telah kehilangan daya tariknya dan turun ke bawah 1.0600 di sekitar 1.0585 pada hari Jumat, setelah sebelumnya sempat naik ke arah 1.0650 sebagai  reaksi awal dari munculnya data PMI AS yang mengecewakan.

Hari Jumat, S&P Global Flash U.S. Composite PMI melaporkan aktifitas industri jasa dan manufaktur AS yang lebih lemah daripada yang diperkirakan. Laporan itu mengatakan PMI manufaktur muncul di 46.2, turun dari angka bulan November dan yang diperkirakan di 47.7. Sementara aktifitas sektor jasa juga jatuh, ke angka 44.4, turun dari angka bulan November di 46.2 dan yang diperkirakan di 46.5.

The European Central Bank (ECB) mengumumkan bahwa mereka menaikkan tingkat bunga sebesar 50 bps sebagaimana dengan yang telah diperkirakan. Namun sepanjang konferensi pers, Presiden ECB Christine Lagarde menyampaikan komentar – komentar yang secara mengejutkan, hawkish, dan memicu rally dari Euro.

Pada hari Kamis, dollar AS berbalik naik karena munculnya arus keengganan terhadap resiko akibat sikap para bank sentral utama dunia yang hawkish. Para bank sentral utama dunia menaikkan tingkat suku bunganya sambil menunjukkan kesiapan untuk tetap mempertahankan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Federal Reserve Tidak Akan Segera Menghentikan Kenaikan Tingkat Bunga

Bank sentral AS mengumumkan keputusannya pada hari Rabu waktu AS, dan sebagaimana dengan yang telah diantisipasikan secara luas, the Fed menaikkan tingkat bunga hanya sebesar 50 bps. Kejutannya adalah pernyataan yang menyertainya tidak banyak berubah dari sebelumnya.

Kejutan lebih jauh datang dari Federal Reserve Summary of Economic Projections (SEP) dan ketua Fed Jerome Powell. Perkiraan mengenai inflasi direvisi naik sementara prospek pertumbuhan diturunkan. Selanjutnya, bank sentral AS ini tidak melihat keperluan untuk segera mengakhiri kenaikan tingkat bunga malah mengumumkan akan lebih banyak kenaikan tingkat bunga.

Partisipan pasar pada awalnya menyambut hasil pengumuman dari the Fed, namun selanjutnya berpikir dua kali pada hari Kamis. Kenyataan bahwa the Fed tidak akan berhenti dalam melakukan pengetatan memicu aksi jual diantara asset dengan yield yang tinggi dan mendorong naik dollar AS.

ECB Mengejutkan dengan Hawkish-nya

The European Central Bank (ECB) juga memberikan keputusan atas kebijakan moneternya. EUR naik pada saat ECB memberikan pengumuman yang menaikkan tingkat bunga sebesar 50 bps, dengan Presiden Christine Lagarde bersikap hawkish. Lagarde mengumumkan pengetatan quantitative lebih jauh pada saat program APP berakhir. Selanjutnya pada saat konferensi pers, Lagarde mengatakan bahwa para pembuat kebijakan memperkirakan kenaikan tingkat bunga yang signifikan lebih jauh karena inflasi adalah jauh terlalu tinggi, menambahkan bahwa sangat jelas kenaikan lebih dari 50 bps seharusnya bisa diperkirakan untuk satu periode waktu lamanya. Akhirnya Lagarde mengatakan bahwa potensi resesi akan singkat dan dangkal.

Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Diawasi Ketat

Inflasi di area Euro tetap tinggi dengan Consumer Price Index bulan November dikonfirmasi berada pada 10.1% YoY, di atas dari perkiraan awal di 10.0%. CPI Jerman untuk periode yang sama dikonfirmasi berada pada 11.3%, ketinggian beberapa minggu lamanya.

Perkataan Lagarde mendorong naik EUR/USD ke arah ketinggian baru, namun keprihatinan sehubungan dengan pertumbuhan membebani lebih banyak. Wall Street terjun bebas dan membantu dollar AS untuk pulih sebagian.

Jadi inflasi masih menjadi problem utama dan turunnya pertumbuhan belum mencapai dasar. Optimisme runtuh dan demikian juga dengan pasar saham. Namun skenario ini tidak cukup untuk menyelamatkan dollar AS tetapi akan membatasi potensi bullish dari EUR.

Memasuki liburan musim dingin, minggu ini, dari kalender ekonomi hanya sedikit event yang relevan yang bisa menggerakkan pasar. Angka dari data ekonomi yang paling relevan adalah perkiraan final dari GDP AS yang diperkirakan akan muncul di 2.9% dan Durable Goods Orders bulan November yang diperkirakan akan tidak banyak berubah.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0550 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0500  dan kemudian 1.0450. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0660 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0700 dan kemudian 1.0786.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido