Rekomendasi Forex EUR/USD Mingguan 15 – 19 Januari 2024: Pulih Setelah Data PPI AS Keluar

692

(Vibiznews – Forex) EUR/USD berhasil naik ke 1.0945 pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu setelah keluarnya data inflasi Producer Price Index (PPI) AS yang melemah sehingga membebani dolar AS dan membantu pasangan matauang EUR/USD naik.

Setelah sempat naik ke 1.1000 pada hari Kamis minggu lalu, EUR/USD berbalik turun tajam dan jatuh ke bawah 1.0950. Namun dengan dolar AS kesulitan untuk mendapatkan permintaannya setelah keluarnya data PPI AS pasangan matauang ini berhasil pulih dan menutup hari perdagangan terakhir pada hari Jumat minggu lalu dengan datar.

Angka inflasi AS, Producer Price Index (PPI) bulan Desember, muncul pada hari Jumat minggu lalu, lebih kecil daripada yang diperkirakan, sehingga memperbesar kemungkinan Federal Reserve AS untuk menurunkan tingkat bunganya pada bulan Maret.

Angka PPI umum terus terkontraksi sebesar 0.1% sementara pasar memperkirakan angka PPI naik 0.1%. PPI umum tahunan melambat ke 1.0% sementara investor memperkirakan kenaikan sebesar 1.3% dibandingkan dengan angka November kenaikan sebesar 0.8%. PPI inti bulanan tetap stagnan dengan proyeksi kenaikan sebesar 0.2%.

Sementara itu, pada hari Kamis, muncul inflasi inti dari Consumer Price Index (CPI) tahunan yang turun sedikit ke 3.9% dari sebelumnya di bulan Nopember 3.9% sedangkan CPI umum naik signifika ke 3.4% karena naiknya biaya rental dan healthcare.

Dengan melemahnya inflasi AS, para investor yakin mengenai penurunan tingkat bunga AS oleh Federal Reserve AS (the Fed) pada pertemuan kebijakan moneternya tanggal 20 Maret.

Menurut CME FedWatch Tool, pasar memandang hampir 80% kemungkinan Federal Reserve AS akan menurunkan tingkat suku bunganya sebesar 25 bps, pada bulan Maret, dibandingkan dengan 64% kemungkinan yang tercatat pada minggu lalu.

Namun, sementara partisipan pasar terus menaruh dananya pada emas di tengah optimisme akan diturunkannya tingkat bunga Federal Reserve AS segera, para pembuat kebijakan Federal Reserve AS akan tetap berpegang teguh kepada sikap tingkat bunga yang restriktif dengan tekanan harga masih tetap tinggi dibandingkan dengan target yang disyaratkan sebesar 2%, yang disebabkan karena kondisi tenaga kerja yang stabil. Para pembuat kebijakan the Fed telah mengulangi bahwa banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan agar supaya memperoleh keyakinan bahwa inflasi akan turun kembali ke 2% secara berkelanjutan.

Presiden Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee pada hari Kamis menekankan pendekatan yang bergantung kepada data ekonomi yang keluar dan mengatakan bahwa masih diperlukan beberapa minggu dan bulan ke depan dari data yang akan keluar untuk bisa membantu menentukan kapan dan seberapa besar tingkat bunga akan bisa dikurangi.

Sementera Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan dia perlu lebih banyak bukti untuk mengkonfirmasi bahwa inflasi sedang turun ke arah 2% pada saat yang tepat sebelum melompat ke gerbong diskusi penurunan tingkat bunga.

Minggu ini, pasar akan menaruh perhatian seksama terhadap data ekonomi dan laporan utama yang keluar antara lain penjualan ritel AS. Penjualan ritel AS kemungkinan akan bertumbuh dengan solid pada bulan Desember dengan keyakinan konsumen meningkat karena naiknya pasar saham.

Data ekonomi lain yang akan muncul adalah Weekly Jobless Claims, Housing Starts AS, Exixting Home Sales, Philly Fed Survey dan preliminary University of Michigan Consumer Sentiment.

Sementara itu dari zona Euro akan dipublikasikan angka final perkiraan Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) Jerman dan Uni Eropa bulan Desember.

Selain itu para pemimpin dunia akan berkumpul di Davos, Switzerland, yang akan bisa menciptakan ketegangan geopolitik lebih lanjut sehingga bisa membebani pasangan matauang EUR/USD.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0900 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0845 dan kemudian 1.0760. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1000  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1060 dan kemudian 1.1120.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.