(Vibiznews – Commodity) Harga emas pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu, terus berfluktuasi sideways di sekitar $2,018, mengakhiri minggu kedua di teritori negatip, turun hampir 0.7% dari minggu lalu.
Yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun turun ke arah 4.1% setelah keluar data inflasi AS, Personal Consumption Expenditure (PCE) yang menyebabkan harga emas bisa mempertahankan pijakannya namun tetap tidak bisa bergerak naik lebih lanjut.
Harga emas tetap mandek di dalam rentang pergerakan harga yang sempit sementara investor menunggu dan setelah keluarnya data inflasi, PCE, AS.
PCE AS bulan Desember menunjukkan pertumbuhan inflasi AS melambat dibandingkan dengan yang diperkirakan oleh partisipan pasar.
Data inflasi tahunan melambat ke 2.9% dari yang diperkirakan sebesar 3% dan dari angka sebelumnya di 3.2%. Sementara angka PCE price index inti bulanan naik sebesar 0.2% sesuai dengan yang diperkirakan oleh partisipan pasar. Dan di bulan November naik sebesar 0.1%. Inflasi tahunan AS telah turun ke level terendah sejak bulan Februari 2021.
Di satu sisi, melemahnya tekanan harga meningkatkan pertaruhan akan keputusan penurunan tingkat bunga oleh Federal Reserve AS (the Fed) pada pertemuan kebijakan moneter bulan Maret.
Di sisi lain ada yang menyeimbangkan tindakan dari para pembuat kebijakan the Fed yaitu indikator ekonomi AS seperti belanja konsumen, pasar tenaga kerja dan Gross Domestic Product (GDP) yang tetap kuat yang mendorong the Fed untuk tetap mempertahankan tingkat bunga yang tinggi paling tidak untuk semester pertama tahun 2024.
Data dari AS menunjukkan bahwa GDP AS berkembang dengan kecepatan tahunan di 3.3% pada kuartal ke empat, lebih besar daripada yang diperkirakan, yang memicu pulihnya dolar AS sehingga memaksa pasangan matauang GBP/USD berada di posisi di bawah. Pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2% per tahun setelah dalam kuartal sebelumnya mencatat pertumbuhan sekitar 4.9%.
Lingkungan dimana inflasi semakin turun memberikan Federal Reserve AS ruang untuk melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal pertama dari tahun ini, namun aktifitas ekonomi AS yang solid tidak memberikan insentif bagi the Fed untuk melakukan hal tersebut.
Ketidakpastian ini membuat pasar emas berada pada cengkeraman yang kuat sehingga hanya bisa bergerak dalam rentang harga yang sempit, bertahan di support kritikal di atas $2,000 per ons.
Momentum baru bagi pasar emas bergantung kepada keputusan kebijakan moneter the Fed pada bulan Maret dengan pasar melihat kemungkinan 50/50 untuk diturunkannya tingkat bunga oleh the Fed.
Lingkungan dimana inflasi semakin turun memberikan Federal Reserve AS ruang untuk melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal pertama dari tahun ini, namun aktifitas ekonomi AS yang solid tidak memberikan insentif bagi the Fed untuk melakukan hal tersebut.
Ketidakpastian ini membuat pasar emas berada pada cengkeraman yang kuat sehingga hanya bisa bergerak dalam rentang harga yang sempit, bertahan di support kritikal di atas $2,000 per ons.
Momentum baru bagi pasar emas bergantung kepada keputusan kebijakan moneter the Fed pada bulan Maret dengan pasar melihat kemungkinan 50/50 untuk diturunkannya tingkat bunga oleh the Fed.
Minggu ini pada pertemuan kebijakan moneternya pada hari Rabu, the Fed kemungkinan tidak mengeluarkan nada yang terlalu dovish pada saat membuat keputusan yang pertamanya pada tahun 2024.
Dalam gambaran yang lebih besar, volatilitas geopolitik dan ketidakpastian ekonomi belakangan ini membuat naiknya permintaan akan emas dengan semakin banyak investor yang bergerak ke assets safe – haven. Emas semakin menjadi pilihan bagi para investor yang ingin mendiversifikasikan portofolio investasi mereka dalam menghadapi inflasi.
Dengan Federal Reserve AS terus dengan ketidakpastiannya, investor emas akan menaruh perhatian lebih kepada data ekonomi yang keluar. Bahkan lebih penting untuk memperhatikan angka employment, Nonfarm Payrolls (NFP), yang akan keluar pada hari Jumat minggu ini daripada mendengarkan apa yang the Fed katakana pada hari Rabu.
The Fed sendiri akan menaruh perhatiannya kepada pasar tenaga kerja. Setiap ada pelemahan pada pasar tenaga kerja akan membuat the Fed terpaksa menurunkan tingkat bunganya.
Bersamaan dengan pertemuan kebijakan moneter the Fed AS, pada minggu ini juga akan keluar data pasar tenagan kerja termasuk data job opening, employment sektor swasta dan data upah, dengan data Nonfarm Payrolls (NFP) sebagai penutupnya pada hari Jumat.
Selain itu, pada minggu ini, Bank of England (BoE) juga akan mengadakan pertemuan kebijakan moneternya yang pertama pada tahun ini. BoE berada pada posisi yang lebih sulit, dengan ekonomi Inggris sedang melambat dan inflasi tetap terus tinggi.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $2,010 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $2,000 dan kemudian $1,988.
“Resistance” terdekat menunggu di $2,021 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $2,039 dan kemudian $2,060.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.