Naiknya Virus Corona & Stimulus AS – Market Mover 28 Oktober 2020

937

(Vibiznews-Market Mover)  Minggu lalu, pergerakan pasar di dominasi oleh stimulus fiskal AS, virus corona dan debat kedua dalam rangka Pilpres AS.

Pasar dimulai dengan bersemangat karena ada tanda-tanda stimulus fiskal AS akan segera bisa disepakati oleh Demokrat dengan Republikan yang menyebabkan turunnya dolar AS karena sentimen pasar yang “risk-on”. Pertemuan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dengan Jubir Kongres Nancy Pelocy yang bolak balik, membanjiri berita sejak awal minggu lalu dimulai. Kedua belah pihak melaporkan kemajuan namun terus memperpanjang perundingan dan diakhiri dengan belum bisa dicapainya kesepakatan yang menyebabkan USD berbalik turun.

Dari sisi lain, wabah coronavirus masih menyebar seperti api liar dan pemerintah mengambil langkah-langkah yang keras yang menyebabkan minat terhadap spekulasi menjadi berhati-hati.

Vaksin dan pengobatan masih terus dipelajari dan mengalami kemajuan, namun tidak ada solusi yang ajaib sampai sekarang bahkan kedepannya. Ini berarti akan ada lebih banyak lagi kontraksi ekonomi yang terjadi atau paling tidak pertumbuhan yang melambat.

Dengan lebih banyak restriksi di seluruh dunia, pemulihan ekonomi jadi melambat. Negara-negara dengan perekonomian utama di dunia berjuang melawan tanda-tanda resesi dan tingkat pengangguran yang tinggi. Bank sentral utama dunia cenderung terus memperpanjang stimulus moneternya. Di Inggris, kenaikan kasus Covid – 19 yang diikuti dengan lockdown sedang bergerak dengan cepat. Jika restriksi tiga tingkat yang diterapkan di Liverpool berhasil membuat kurva kasus Covid – 19 menjadi datar, hal ini akan menjadi tanda yang memberikan semangat, dan akan mendorong naik Poundsterling. Sebaliknya jika daerah lain memasuki lockdown level yang tinggi, terutama London, Sterling bisa terpukul.

Turunnya indeks dolar AS yang menyentuh kerendahan selama enam minggu membuat harga emas sempat naik ke $1,931 dan pasangan matauang EUR/USD naik ke 1.1860 sedangkan GBP/USD naik ke rekor ketinggian baru di 1.3167.

Namun bangkitnya kembali indeks dolar AS karena meredupnya harapan akan stimulus fiskal AS bisa disepakati sebelum Pilpres AS tanggal 3 November berlangsung, yang disebabkan Senat yang dikuasai Republikan enggan untuk menandatangani belanja yang masif dan sedang fokus pada Supreme Court, telah membuat harga emas kembali ke turun ke level semula sewaktu akan memulai minggu perdagangan yang baru disekitar $1,900 an.

Sementara GBP/USD ikut tertekan ditambah lagi dengan berita mengenai Brexit yang tidak bisa selesai dengan segera, membuat pasangan matauang ini turun ke 1.3040.  Sementara EUR/USD masih bisa bertahan di 1.1840.

Debat kedua calon Presiden AS berlangsung sopan dan lebih banyak menguntungkan Incumbent.

Minyak berjangka AS di Nymex, WTI, berbalik dari ketinggian dekat $41 ke kerendahan satu minggu di $39.55 pada hari Jumat setelah Baker Hughes melaporkan bahwa penyulingan gas dan minyak Amerika Serikat meningkat ke level tertinggi sejak bulan Mei pada minggu lalu.

Sementara itu  dari data makro ekonomi Eropa, angka Markit PMI Uni Eropa bulan Oktober keluar bervariasi dengan output dari jasa turun ke level kontraksi.

Di Amerika Serikat, angka yang keluar tidak signifikan namun masih menunjukkan pertumbuhan yang stabil dengan Markit PMI manufaktur membaik dari 53.2 menjadi 53.3 meskipun meleset dari yang diperkirakan 53.4. Departemen tenaga kerja AS mengatakan bahwa orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran pertama kalinya, menurun sebanyak 55.000 ke 787.000 dari level minggu lalu yang telah direvisi di 842.000. Data dari pasar tenaga kerja AS yang terbaru ini lebih bagus secara signifikan dari yang diperkirakan. Konsensus pasar memperkirakan klaim pengangguran AS akan berada disekitar 860.000.

Bagaimana Dengan Market Mover Pada Minggu Ini ?

Market Mover pada minggu ini masih meneruskan harapan akan bisa dikeluarkan stimulus fiskal AS, sekalipun kecil kemungkinannya. Selain itu ketakutan karena meningkatnya kasus virus corona di Eropa dan AS masih terus menekan sentimen pasar, selain ada data makro ekonomi AS yang akan keluar yaitu GDP Kuartal ketiga bersamaan dengan pertemuan kebijakan moneter ECB pada hari Kamis dan pada hari Jumat akan keluar GDP kuartal ketiga dari Jerman dan Uni Eropa.

  1. Stimulus fiskal AS

Pembicaraan stimulus AS sudah berantakan. Demokrat dan Republikan berpindah dari menyatakan optimisme menjadi saling menunjuk mempersalahkan yang lain. Interview baru-baru ini dengan jubir Kongres AS Nanci Pelosi dan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadow telah membebani pasar. Optimisme stimulus kelihatannya telah memudar dengan masih tetap adanya oposisi yang kuat dari dalam partai Trump sendiri, yakni Republikan. 

  1. Virus Corona

Coronavirus sedang mengamuk di benua Eropa dan membebani matauang euro, membuatnya turun dari ketinggiannya. Perancis pada hari Sabtu melaporkan rekor harian tertinggi  dan pada hari Minggu naik lagi mencapai 52.000. Belgia dan Belanda lebih buruk daripada tetangga mereka di Selatan. Pemerintah juga mengambil langkah. PM Spanyol Pedro Sanches mengumumkan status darurat yang kemungkinan bisa berlanjut sampai bulan Mei, sementara Itali sedang mempersiapkan pembatasan tambahan yang bisa membantu mengendalikan penyakit menular ini meskipun hal ini beresiko terhadap pemulihan ekonomi. Di Inggris, London terancam terkena lockdown tier ketiga, seperti di Liverpool. Sementara WHO mengatakan bahwa Eropa sekarang menjadi episentrum penularan yang baru, dengan kebanyakan negara di Eropa melaporkan kasus baru yang lebih tinggi daripada yang dilaporkan pada bulan Maret atau April.

  1. Data Makro Ekonomi
  • GDP AS

Pada hari Kamis, Amerika Serikat akan mempublikasikan perkiraan pertama dari GDP kuartal ketiga, yang diperkirakan akan naik sebanyak 32%, rekor dalam pertumbuhan ekonomi, dibandingkan dengan sebelumnya di – 31.4%.

  • Pertemuan Kebijakan Moneter ECB

Pada hari Kamis yang sama, akan ada pertemuan kebijakan moneter dari ECB. Namun diperkirakan tidak akan ada perubahan dari kebijakan saat ini.

  • GDP Uni Eropa & Jerman

Pada hari Jumat, giliran Jerman dan Uni Eropa yang akan melaporkan GDP kuartal ketiga mereka. Angka GDP Jerman diperkirakan muncul di 7.3% kuartalan vs – 9.7% sebelumnya . Sementara Uni Eropa diperkirakan muncul di 9.5% vs sebelumnya – 11.8%.

Pengaruh Terhadap Pergerakan Harga

  1. Stimulus Fiskal AS

Kegagalan meloloskan stimulus fiskal AS sebelum Pilpres akan menyebabkan USD terdorong naik yang akan mengakibatkan turunnya harga emas dan minyak serta menekan pasangan matauang GBP/USD & EUR/USD.

  1. Virus Corona Wuhan

Terus naiknya kasus coronavirus akan menyebabkan munculnya kembali keengganan terhadap resiko yang akan positip bagi emas namun negatip bagi minyak dan pasangan matauang GBP/USD maupun EUR/USD.

  1. Data Makro Ekonomi

Membaiknya data GDP AS akan mendorong naik dolar AS yang pada gilirannya akan memberikan tekanan turun terhadap pasangan matauang GBP/USD dan EUR/USD.

Membaiknya data GDP Uni Eropa & Jerman akan mendorong naik Euro yang pada gilirannya akan memberikan dorongan naik terhadap pasangan matauang EUR/USD.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here