Rekomendasi EUR/USD Mingguan 11 – 15 Juli 2022: Masih Banyak Rintangan untuk Naik?

1234

(Vibiznews – Forex) Pasangan matauang EUR/USD jatuh terjerembab dan sempat turun menyentuh ke kerendahan selama 20 tahun di 1.0071 pada hari Jumat minggu lalu sebelum akhirnya terkoreksi sedikit naik ke 1.0184. Kepanikan melanda pasar keuangan di tengah bertenggernya ketakutan akan resesi dan memuncaknya tekanan inflasi yang diperparah dengan terjadinya krisis energi di Eropa karena ulah dari Rusia.

Minggu yang Buruk

Memulai minggu yang baru pada minggu lalu di 1.0427, EUR/USD tertekan turun hampir di sepanjang minggu lalu. Pada mulanya pada hari Senin EUR/USD sempat naik ke 1.0450 karena melemahnya dollar AS. Namun pada hari Selasa EUR/USD mulai turun ke 1.0242 dengan dollar AS berbalik menguat. Pada hari Rabu dan Kamis turun lagi ke 1.0160, dengan dollar AS tetap kuat sekalipun sudah mulai berkurang kekuatannya. Pada hari Jumat, EUR/USD berhasil naik ke teritori positip di 1.0184 dengan melemahnya USD.

Pada hari Senin, pasangan matauang EUR/USD naik setelah memulai bulan Juli di bawah. EUR/USD diperdagangkan di sekitar 1.0450 setelah sempat jatuh ke bawah di 1.0364 pada hari Jumat minggu lalu karena rilis data ekonomi Eropa yang mengecewakan. Inflasi di Uni Eropa bulan Juni naik ke 8.6% YoY meskipun angka inti turun sedikit menjadi 3.7% YoY.

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu, pasar Asia dan Eropa berwarna hijau, yang menekan turun dollar AS. Angka yang buruk yang dikeluarkan oleh Institute of Supply Management (ISM) AS telah mendorong naik kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di Amerika Serikat. ISM AS menyampaikan rentannya ekonomi AS dalam semua aspek: PMI Manufaktur, New Orders Index dan Employment Index.

Dibandingkan dengan bank sentral utama dunia lainnya, Federal Reserve AS telah mempercepat kenaikan tingkat bunga tanpa banyak keraguan karena prospek pertumbuhan ekonomi yang menguat dan ketatnya pasar tenaga kerja mendukung para pembuat kebijakan pada the Fed untuk menyuarakan sikap hawkish yang ekstrim. Sekarang dengan munculnya data ekonomi dari ISM yang buruk, timbul pertanyaan mengenai prospek pertumbuhan ekonomi AS.

Namun kenaikan EUR/USD dibatasi oleh angka-angka data ekonomi dari Uni Eropa yang sekali lagi mengecewakan. Neraca Perdagangan Jerman membukukan defisit sebesar € 1 miliar, sementara Producer Price Index Uni Eropa pada bulan yang sama berada di 3.6% YoY, sedikit di bawah dari yang diperkirakan, masih menunjukkan tekanan harga yang besar.

Pada hari Selasa, EUR/USD berbalik turun dengan berbalik menguatnya dollar AS tanpa berhenti. Pasangan matauang EUR/USD turun menyentuh level terlemah dalam hampir dua dekade, sejak Desember 2002, di sekitar 1.0242. Dolar AS terus mengatasi rival-rival utamanya sebagai assets safe-haven. Sementara outlook kebijakan dari ECB ikut memukul matauang bersama Eropa.

Dolar AS naik membumbung tinggi sementara saham-saham AS terjun bebas, merefleksikan keprihatinan pasar. S&P Global merilis angka final dari PMI Uni Eropa bulan Juni yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi di seluruh Uni Eropa melambat ke kerendahan selama 16 bulan.

Aktifitas jasa bertambah dengan kecepatan yang lebih lemah, sementara produksi barang-barang turun untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Data ekonomi yang keluar dari Uni Eropa ini semakin menambah ketakutan akan resesi, sementara inflasi di Uni Eropa berada pada rekor ketinggian yang baru.

Menteri ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan bahwa krisis industri energi bisa membawa efek domino ke pasar.

Saham-saham berjangka di bursa AS Wall Street turun tajam diseret oleh kerugian yang substansial pada rekan luarnegerinya. Sementara itu yields obligasi pemerintah, sebaliknya, malah melemah dengan investor bergegas mencari keamanan. Yields treasury AS 10 tahun sekarang berada pada 2.85%.

EUR/USD kehilangan momentum pemulihannya dan turun ke arah 1.0150 pada jam perdagangan sesi AS hari Rabu. Data dari AS menunjukkan bahwa aktifitas bisnis di sektor jasa berkembang dengan kecepatan yang sedikit lebih kuat daripada yang diperkirakan pada bulan Juni.

Dollar AS terus mendapatkan keuntungan dari lingkungan yang “risk-off” pada hari Rabu, dan EUR/USD diperdagangkan di sekitar 1.0167 level terendah selama beberapa tahun lamanya. Melambatnya ekonomi global adalah alasan utama dibelakang sentimen pasar yang buruk dan berlanjutnya permintaan akan assets safe-haven seperti dollar AS, diperparah dengan ketakutan akan resesi dan inflasi yang memanas.

Pasar saham sebegitu jauh terhindar dari keruntuhan dengan indeks saham AS mendapatkan keuntungan dari saham-saham tehnologi yang pada hari Selasa membukukan sedikit keuntungan.  Namun, sektor lainnya yang lebih berhubungan dengan aktifitas ekonomi menderita kerugian yang tajam, sejalan dengan keprihatinan umumnya.

Kurva yield treasury AS 10 tahun mengalami inversi dengan yield treasury AS 2 tahun yang biasanya dipandang sebagai peringatan akan terjadinya resesi.

Data ekonomi dari Eropa adalah Retail Sales di Uni Eropa yang membukukan sedikit kenaikan sebesar 0.2% pada bulan Mei, sementara Factory Orders Jerman untuk bulan yang sama turun 3.1%.

EUR/USD diperdagangkan tertekan turun di bawah 1.0180 di sekitar 1.0167 meskipun sentimen pasar bagus pada hari Kamis. Dengan yield obligasi 10 tahun AS naik lebih dari 2% pada hari ini, dollar AS berhasil memelihara kekuatannya.

Pasar terus menggali isi dari risalah pertemuan FOMC the Fed yang terbaru. Para pembuat kebijakan moneter di Amerika Serikat mengulangi pesan mereka yang terkenal hawkish namun menahan diri untuk tidak memberikan kode kenaikan tingkat bunga sampai 100 bps. Meskipun demikian, para pejabat AS ini tetap membuka pintu bagi kenaikan tingkat bunga sampai 75 bps.

Hal yang hilang dari dokumen tersebut adalah referensi akan potensi resesi yang terus diamati oleh para investor belakangan ini. Meskipun the Fed tidak menyebutkannya, tidak berarti tidak ada resiko resesi di dalamnya. The Fed sendiri mereview turun perkiraan pertumbuhan ekonomi AS sambil menyatakan bahwa resiko inflasi tetap tinggi.

Sementara itu, European Central Bank (ECB) juga merilis risalah pertemuan mereka bulan Juni. Beberapa anggota Dewan Gubernur masih ingin membuka pintu bagi kenaikan tingkat suku bunga pada pertemuan bulan Juli, meskipun Presiden ECB Christine Lagarde menegaskan beberapa kali bahwa kenaikan hanya sebesar 25 bps.

Dari data makro ekonomi, Jerman melaporkan Industrial Production bulan Mei, yang naik sedikit sebesar 0.2% MoM namun turun 1½ YoY. AS mempublikasikan Goods and Services Trade Balance bulan Mei yang membukukan defisit sebesar $85.55 miliar dan Initial Jobless Claims untuk minggu yang berakhir pada tanggal 1 Juli yang naik menjadi 235.000 dan lebih buruk daripada yang diperkirakan sebesar 230.000.

Pada hari Jumat, EUR/USD berhasil mempertahankan daya tariknya dan naik ke teritori positip ke arah 1.0200 di sekitar 1.0184 setelah keluarnya laporan Non-Farm Payrolls AS.

Pergerakan yang positip dalam sentimen terhadap resiko membuat dollar AS kesulitan untuk mempertahankan kekuatannya sekalipun angka Non-Farm Payrolls yang keluar tanpa terduga lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar.

Angka yang dinantikan, employment AS yang terlihat di dalam laporan Non-Farm Payrolls (NFP) AS bulan Juni, muncul di 372.000 yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar di 250.000 meskipun masih lebih rendah dibandingkan dengan angka bulan Mei di 390.000.

Pada pertengahan minggu indeks saham utama AS kebanyakan berhasil naik kembali dan bertahan sampai kepada akhir minggu di tengah datangnya pergerakan yang positip dalam sentimen terhadap resiko ke pasar.

Pergerakan Minggu Ini 

Fokus investor dan trader euro pada minggu ini ada pada ZEW Economic Sentiment Index Jerman & Uni Eropa serta dan data inflasi Consumer Price Index (CPI) dari AS dan Jerman  untuk menilai arah pergerakan EUR/USD berikutnya.

Pada hari Selasa, akan dipublikasikan ZEW Economic Sentiment Index Jerman bulan Juli yang diperkirakan turun dari – 28.00 menjadi – 31.2 dan ZEW Economic Sentiment Index Uni Eropa pada bulan yang sama yang diperkirakan turun juga dari – 28.00 menjadi – 32.8.

Pada hari Rabu, investor akan fokus kepada data inflasi yang kritikal Consumer Price Index (CPI) bulan Juni yang akan keluar baik dari Jerman maupun dari AS. Consumer Price Index (CPI) Jerman bulan Juni M/M diperkirakan tetap sama di 0.1%.

Salah satu data makro ekonomi yang perlu diamati dengan seksama adalah laporan inflasi AS bulan Juni yang akan keluar pada hari Rabu, dengan pasar memperkirakan angka yang keluar akan naik menjadi 8.7% dari sebelumnya pada bulan Mei 8.6%.

Sementara ada banyak tanda – tanda bahwa inflasi telah mencapai puncaknya, namun tidak berarti akan segera berbalik turun, lebih tepatnya akan mendatar. Resiko yang bisa terjadi adalah apabila angka inflasi yang keluar lebih tinggi daripada yang diperkirakan konsensus pasar. Angka inflasi Consumer Price Index yang tinggi akan meneguhkan ekspektasi kenaikan tingkat bunga sebesar 75 bps oleh the Fed di dalam pertemuan FOMC nya pada tanggal 27 Juli yang akan datang.  Pasar saat ini sedang memperhitungkan angka ini dan angka 50 bps pada pertemuan FOMC the Fed berikutnya di bulan September.

Selain itu pada hari yang sama, Uni Eropa akan mempublikasikan Industrial Production bulan Mei M/M yang diperkirakan turun dari 0.4% menjadi 0.3%.

Pada hari Kamis dari AS akan dipublikasikan Producer Price Index (PPI) dan laporan Jobless Claims mingguan.

Pada akhir minggu – hari Jumat, AS akan mempublikasikan Retail Sales dan data Prelim UoM Consumer Sentiment. Selain itu akan keluar juga Index of Common Inflation Expectations yang dikembangkan dan diamati oleh the Fed untuk menentukan outlook kenaikan tingkat bunganya.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0160  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0120 dan kemudian 1.0075. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0200 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0270 dan kemudian 1.0300.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.