Rekomendasi GBP/USD Mingguan 15 – 19 Agustus 2022: Tekanan Turun Mengancam?

797

(Vibiznews – Forex) Memulai minggu lalu pada hari Senin di 1.2080, GBP/USD berhasil mengakhiri minggu lalu pada hari Jumat dengan kenaikan di 1.2134. GBP/USD sempat naik ke ketinggian mingguan yang baru di di sekitar 1.2245 pada hari Rabu, dengan dollar AS tertekan oleh keluarnya angka inflasi bulan Juli yang lebih lemah daripada yang diperkirakan, indeks dollar AS jatuh lebih dari 1% ke bawah 105.00. Namun pada hari Jumat, GBP/USD kembali tertekan turun ke 1.2127 dengan bangkitnya kembali USD ke atas 105.50.

Meskipun secara mingguan pada minggu lalu GBP/USD mengalami kenaikan, namun Poundsterling minggu lalu pada realitanya tertekan di posisi di bawah dan mengarah turun menembus ke bawah 1.2100 karena kombinasi menguatnya dollar AS pada akhir minggu lalu dan melemahnya Poundsterling Inggris. Kenaikan GBP/USD belakangan ini dari kerendahan di 1.1760, posisi pada tanggal 14 Juli, kelihatannya akan berakhir dengan naiknya dollar AS pada akhir minggu lalu.

Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?

Pada hari Senin, GBP/USD berusaha mempertahankan keuntungan pemulihannya di atas 1.2100 di sekitar 1.2119 selama perdagangan jam sesi Eropa pada hari Senin. Setelah mengalami rally yang disebabkan oleh NFP AS, dollar AS berada dalam fase konsolidasi pada permulaan minggu sementara investor menghitung ulang outlook tingkat bunga dari the Fed.

Namun pada jam perdagangan sesi AS, GBP/USD tidak bisa lagi bertahan. GBP/USD melepaskan sebagian keuntungannya, turun ke bawah 1.2100 di sekitar 1.2083.

Laporan Non-Farm Payrolls (NFP) AS untuk bulan Juli menunjukkan kenaikan yang sangat kuat dengan pertambahan sebesar 528.000 pekerjaan dibandingkan dengan yang diperkirakan pertambahan sebesar 260.000 pekerjaan. Sementara laporan NFP bulan Juni hanya menunjukkan kenaikan pekerjaan Non-Farm sebanyak 372.000.

Setelah keluarnya angka pekerjaan AS yang kuat, pendapat bahwa Federal Reserve AS akan melonggarkan pengetatan kebijakan moneternya jadi mentah. Akibatnya kebanyakan di pasar sekarang masih melihat kenaikan tingkat bunga sebesar 0.75% oleh the Fed pada bulan September.

Selama penampilannya di hadapan Kansas Bankers Association pada hari Sabtu, Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan bahwa dia mendukung kuat kenaikan tingkat bunga yang super besar untuk memerangi inflasi.

Kecenderungan yang hawkish dari outlook tingkat bunga the Fed dengan outlook yang suram dari Bank of England (BoE) menunjukkan bahwa kesenjangan kebijakan antar ke dua negara bisa melebar dan membuat investor terus memilih dollar AS ketimbang poundsterling Inggris.

Pada hari Selasa, GBP/USD mengalami kesulitan mempertahankan momentum bullish-nya dan turun ke bawah 1.2100 di sekitar 1.2086 dari ketinggian harian yang dicapai di 1.2131. Pergerakan yang negatip di dalam sentimen terhadap resiko membatasi kenaikan dari pasangan matauang ini sekalipun dollar AS melemah.

Setelah keluar data ekonomi dari AS yang menunjukkan bahwa Unit Labor Costs naik sebesar 10.8% pada kuartal kedua, turun dari 12.7% pada kuartal pertama, dollar AS berjuang untuk mendapatkan permintaan.

Di dalam interview dengan Reuters, Deputy Gubernur Bank of England (BoE) Dave Ramsden mengatakan bahwa BoE bisa terus menjual emas bahkan apabila resesi memaksa BoE untuk mulai menurunkan tingkat bunga kembali. Komentar Dave Ramsden ini membantu menopang Poundsterling Inggris dalam menghadapi dollar AS.

Pada hari Rabu, GBP/USD diperdagangkan naik ke ketinggian mingguan yang baru di di sekitar 1.2245. Tertekan oleh keluarnya angka inflasi bulan Juli yang lebih lemah daripada yang diperkirakan, indeks dollar AS jatuh lebih dari 1% ke bawah 105.00 sehingga mendorong naik pasangan matauang GBP/USD.

Data inflasi Consumer Price Index (CPI) AS bulan Juli muncul tidak berubah dari angka di bulan Juni, dan secara basis tahunan naik 8.5%. Pasar memperkirakan angka CPI naik sebesar 8.7% Y/Y setelah kenaikan sebesar 9.1% pada laporan bulan Juni.

Turunnya angka Core CPI yang tanpa terduga telah memicu aksi jual dollar AS dan membuka pintu pemulihan yang pasti bagi GBP/USD.

Dengan ekonomi Inggris sedang menghadapi resiko resesi sebelum akhir tahun ini, investor menahan diri untuk mempercayakan diri kepada kekuatan GBP jangka panjang, sementara level tehnikal kunci bisa menahan kenaikan GBP/USD dalam jangka pendek.

Pada hari Kamis, GBP/USD mendapatkan kembali daya tariknya dan berbalik positip naik ke atas 1.2200 di sekitar 1.2222 pada paruh kedua hari Kamis. Data inflasi Producer Price Index (PPI) muncul lebih rendah daripada yang diperkirakan kelihatannya telah membebani dollar AS dan membuat pasangan matauang ini mengalami kenaikan.

Laporan inflasi AS yang lain yaitu Producer Price Index bulan Juli turun 0,5% dibandingkan dengan laporan PPI bulan Juni kenaikan sebesar 1.1% dari bulan Mei, dan dibandingkan dengan yang diperkirakan kenaikan sebesar 0.2% pada bulan Juni. Meskipun demikian secara tahunan PPI Juli naik 9.8% yang berarti masih panas.

Setelah rally yang mengesankan pada hari Rabu, pada awal hari Kamis GBP/USD memasuki fase konsolidasi. Outlook tehnikal jangka pendek menunjukkan bahwa kecenderungan bullish dari pasangan matauang ini tetap utuh.

Dollar AS kembali mengalami tekanan jual yang terus menerus dengan para investor menilai ulang pertaruhan ke hawkish-an dari the Fed dengan munculnya angka-angka inflasi yang lemah.

Bureau of Labor Statistics AS pada hari Rabu melaporkan bahwa Consumer Price Index (CPI) tahunan turun 8.5% pada bulan Juli dari sebelumnya 9.1% pada bulan Juni. Core CPI tetap tidak berubah di 5.9% pada periode yang sama, lebih rendah dari yang diperkirakan para analis di 6.1%.

Kemungkinan the Fed menaikkan tingkat bunganya pada bulan September turun ke 30% dari sebelumnya hampir 70%.

Pada hari Jumat, GBP/USD diperdagangkan turun jauh di teritori negatip di sekitar 1.2134 selama jam perdagangan sesi AS pada hari Jumat. Dengan Consumer Sentiment Survey dari UoM menunjuk kepada sedikit kenaikan dalam outlook inflasi jangka panjang, indeks dollar AS memperpanjang rally yang menunjukkan kekuatan dollar AS secara luas.

GBP/USD berada di bawah tekanan bearish dan turun ke bawah 1.2200 pada jam perdagangan sesi Eropa hari Jumat dan melanjutkan penurunannya mendekati 1.2100 pada jam perdagangan sesi AS karena menguatnya dollar AS secara luas.

Pada hari Jumat indeks dolar AS berhasil menghentikan penurunannya dan diperdagangkan naik, meskipun secara mingguan masih mencetak kerugian dengan indeks dolar AS berada di level 105.60. Naiknya indeks dolar AS terjadi disebabkan karena aksi ambil untung sekalipun yields AS menurun.

Office for National Statistics (ONS) Inggris pada hari Jumat melaporkan bahwa ekonomi Inggris di kuartal ke dua terkontraksi sebesar 0.1% secara kuartalan, namun bertumbuh 2.9% secara tahunan. Kedua angka ini sedikit lebih baik daripada yang diperkirakan pasar, namun Poundsterling Inggris gagal menarik perhatian investor. Ditambah lagi ONS mengumumkan bahwa Industrial Production dan Manufacturing Production Inggris turun 0.9% dan 1.6% secara basis bulanan pada bulan Juni.

Lemahnya Ekonomi Inggris & Inflasi yang Mengancam

 

Pada hari Jumat minggu lalu, data GDP Inggris yang terbaru menunjukkan bahwa ekonomi Inggris terkontraksi pada bulan Juni secara basis bulanan. Sementara secara basis kuartalan GDP Inggris terkontraksi 0.1%. Meskipun kedua angka tersebut masih di atas dari perkiraan pasar yang pesimistis, perlambatan ekonomi Inggris ini akan dicatat oleh pemerintah Inggris dan oleh bank sentral Inggris, Bank of England.

Pada minggu ini, outlook ekonomi Inggris kemungkinan tidak menjadi lebih baik.

Pada hari Selasa Inggris akan mempublikasikan angka Claimant Count Change yang mengukur jumlah unemployment Inggris bulan Juli yang diperkirakan akan berkurang dari angka sebelumnya minus 20.100 menjadi minus 6.100. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan naik dari angka sebelumnya 3.8% menjadi 3.9%.

Pada hari Rabu, Inggris akan mempublikasikan Consumer Price Index (CPI) bulan Juli baik angka M/M maupun angka Y/Y.

Untuk angka CPI M/M diperkirakan akan turun dari angka sebelumnya 0.8% menjadi 0.0%

Untuk angka CPI  Y/Y diperkirakan akan naik dari angka sebelumnya 9.4% menjadi 9.8%.

Selain angka Consumer Price Index (CPI), Inggris juga akan mempublikasikan angka Producer Price Index (PPI) bulan Juli baik angka M/M maupun angka Y/Y.

Untuk angka PPI M/M diperkirakan akan naik dari angka sebelumnya 1.4% menjadi 1.6%

Untuk angka PPI  Y/Y diperkirakan akan naik dari angka sebelumnya 16.5% menjadi 17.6%.

Pada hari Jumat, Inggris akan mempublikasikan Gfk Consumer Confidence bulan Agustus

dan Retail Sales bulan Juli M/M.

Gfk Consumer Confidence bulan Agustus diperkirakan akan turun dari angka sebelumnya minus 41 menjadi minus 42%.

Retail Sales bulan Juli M/M yang diperkirakan akan naik dari angka sebelumnya minus 0,1%  menjadi 0.3%.

Sementara pasar pekerjaan Inggris tetap kuat saat ini, ada kemungkinan inflasi umum Inggris bisa naik menyentuh dua digit pada minggu ini. Bank of England telah memperingati bahwa inflasi Inggris bisa mencapai 13% pada akhir dari tahun ini, sementara ekonomi Inggris memasuki lima kuartal resesi. Dengan Inggris sedang terpukul oleh meroketnya harga energi, vakumnya politik di No 10, dan datangnya gelombang panas, berita – berita ekonomi yang buruk akan bisa membebani Poundsterling Inggris.

Data dari Amerika Serikat

Minggu ini tidak banyak data ekonomi papan atas yang keluar dari AS. Pasar akan banyak menaruh perhatian kepada risalah pertemuan kebijakan moneter FOMC the Fed yang terbaru yang akan keluar pada minggu ini.

Pada hari Selasa, AS akan merilis data Building Permits bulan Juli dan Industrial Production bulan Juli baik secara M/M maupun Y/Y

Pada hari Rabu, AS akan merilis Retail Sales bulan Juli yang diperkirakan akan naik sedikit 0.1%.

Pada hari Kamis, AS akan merilis Philadelphia Federal Reserve Manufacturing Index bulan Agustus serta Existing Home Sales AS bulan Juli.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.2100 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2050 dan kemudian 1.2000. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2170 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2265 dan kemudian 1.2300.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido