Rekomendasi GBP/USD Mingguan 19 – 23 September 2022: Masih Rentan Turun?

1681

(Vibiznews – Forex) Di dominasi oleh ekspektasi the Fed yang hawkish dan sekelompok data ekonomi papan atas dari AS dan Inggris, GBP/USD mengakhiri minggu lalu di teritori merah yang dalam, turun hampir 200 pips sementara para trader dan investor menunggu hasil keputusan kebijakan dari the Fed dan Bank of England pada minggu ini.

Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu, di 1.1588, GBP/USD mengakhiri  minggu lalu dengan penurunan tajam ke 1.1420, setelah sebelumnya sempat jatuh ke kerendahan selama 37 tahun di 1.1405. Pada awal nya, pada hari Senin, GBP/USD masih sempat naik ke 1.1700 namun pada hari Selasa segera jatuh ke 1.1530 karena USD naik tajam akibat keluarnya data CPI AS yang memanas. Pada hari Rabu berhasil naik sedikit ke 1.1569 setelah keluar data PPI yang melemah yang membuat USD sedikit melemah. Pada hari Kamis, USD kembali menguat sehingga GBP/USD kembali tertekan dan turun ke 1.1480 dan pada hari Jumat berhasil rebound dari kerendahan selama beberapa dekade di 1.1350 dan naik ke atas 1.1400 di sekitar 1.1420.

Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu

GBP/USD memperpanjang rebound-nya dan naik ke ketinggian pada bulan September yang baru di sekitar 1.1700. Poundsterling Inggris mengambil keuntungan dari membaiknya sentimen terhadap resiko pada permulaan minggu perdagangan yang baru, hari Senin, meskipun data ekonomi yang keluar dari Inggris mengecewakan.

Di dorong oleh terjadinya tekanan jual yang luas atas dollar AS pada permulaan minggu, GBP/USD berhasil mengumpulkan momentum bullish-nya dan naik ke level tertinggi sejak akhir Agustus di 1.1700. Kelihatannya pasangan matauang ini bisa memperpanjang pemulihannya dengan grafik tehnikal harian berbalik menjadi bullish.

Sebelumnya, data ekonomi yang dipublikasikan oleh Office for National Statistics Inggris menunjukkan bahwa GDP Inggris bulan Juli hanya bertumbuh 0.2% secara basis bulanan, dibandingkan dengan yang diperkirakan pasar bertumbuh 0.5%. Selain itu, Industrial Production terkontraksi sebesar 0.3% dan Manufacturing Production hanya naik 0.1% pada periode yang sama dengan kedua-duanya lebih rendah daripada yang diperkirakan oleh para analis.

Meskipun data ekonomi Inggris yang muncul mengecewakan, sentimen di pasar yang bagus telah membantu Poundsterling Inggris mendapatkan permintaannya. Indeks saham FTSE 100 Inggris naik lebih dari 1% pada perdagangan sesi Eropa dan indeks saham berjangka AS naik antara 0.5% ke 0.7%.

GBP/USD menderita kerugian yang besar, jatuh ke bawah 1.1550 di sekitar 1.1530, pada awal perdagangan sesi AS hari Selasa. Data dari AS menunjukkan bahwa CPI inti tahunan lompat ke 6.3% pada bulan Agustus dari sebelumnya 5.9% pada bulan Juli yang memicu rally dollar AS yang kuat.

Pada awal hari Selasa, GBP/USD sempat berhasil mempertahankan momentum bullish-nya dan naik ke level tertinggi dalam dua minggu di atas 1.1700. Lemahnya dollar AS membantu pasangan matauang ini terus naik.

Data dari Inggris menunjukkan pada hari Selasa ini, bahwa ILO Unemployment Rate turun ke 3.6% dalam 3 bulan sampai bulan Juli dari sebelumnya 3.8%. Namun, Claimant Count Change muncul dengan pertambahan 6.300, lebih buruk daripada yang diperkirakan penurunan sebesar 9.200.

Pada hari Selasa, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan bahwa Consumer Price Index (CPI) AS pada bulan Agustus naik 0.1% setelah pada bulan Juli tidak ada kenaikan. Sementara para ekonom memperkirakan CPI  bulan Agustus turun 0.1%.

Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS juga mengatakan bahwa inflasi tahunan naik 8.3% sementara para ekonom memperkirakan inflasi tahunan naik hanya sebesar 8.1%.

CPI inti, yang mengeluarkan harga – harga makanan dan energi yang volatile naik tajam sebesar 0.6% pada bulan Agustus. Sementara perkiraan dari konsensus pasar adalah hanya sebesar 0.3%.

GBP/USD berhasil mengumpulkan momentum pemulihannya dan naik ke atas 1.1550 di sekitar 1.1569 pada hari Rabu. Setelah data inflasi AS berikutnya, Producer Price Index (PPI) tahunan menunjukkan bahwa inflasi AS bulan Agustus berkembang dengan kecepatan yang lebih lemah daripada yang diperkirakan, dollar AS berbalik turun dan berada di posisi di bawah.

Angka inflasi AS yang berikutnya, Producer Price Index (PPI) bulan Agustus turun 0.1% lebih lemah daripada yang telah diperkirakan pasar. PPI Agustus menyusul PPI Juli dengan angka turun 0.5%. Setelah laporan CPI kemarin yang mendorong naik dollar AS, dan menekan harga emas dan saham turun, pasar kuatir laporan PPI akan juga menunjukkan angka inflasi yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan, namun ternyata angka yang keluar tidak demikian adanya.

Sementara itu, Office for National Statistics (ONS) Inggris mempublikasikan data ekonomi pada hari Rabu bahwa Consumer Price Index (CPI) tahunan Inggris pada bulan Agustus turun ke 9.9% dari 10.1% pada bulan Juli. Meskipun demikian, CPI Inti yang mengeluarkan harga makanan dan energi yang volatile, naik dari 6.2% ke 6.3%.

Setelah keluarnya data inflasi ini, Reuters memperkirakan kemungkinan 79% Bank of England akan menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 75 bps menjadi 2.5% pada tanggal 22 September.

GBP/USD tetap berada di posisi di bawah dan diperdagangkan di kerendahan harian yang baru di bawah 1.1500, di sekitar 1.1480 selama jam perdagangan sesi AS hari Kamis

Setelah mengalami rally yang mengesankan pada hari Selasa, Indeks Dolar AS mengalami koreksi turun yang tajam ke area 107.00 pada hari Rabu, membuat GBP/USD membukukan keuntungan hariannya. Namun pada hari Kamis, indeks dollar AS membalikkan penurunannya dan kembali ke ketinggian di sekitar 109.00 dengan munculnya angka Producer Price Index (PPI) AS yang lebih rendah pada bulan Agustus. PPI AS turun ke 8.7% YoY dari 9.8% pada bulan Juli dan lebih kecil daripada yang diperkirakan pasar sebesar 8.8%.

Atmosfir yang enggan terhadap resiko sebagaimana dengan yang terefleksi dalam kejatuhan saham – saham AS, membuat Poundsterling Inggris tidak dapat menunjukkan kekuatannya menghadapi dollar AS.

Sementara itu, survey kuartalan yang dilakukan oleh Bank of England (BoE) menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi Inggris naik ke 4.9%, angka tertinggi sejak survey pertama kali dimulai pada tahun 1999. Menurut Reuters, pasar sekarang memperhitungkan dalam harga probabilita BoE akan menaikkan tingkat bunganya sebanyak 75 bps pada minggu depan.

Pada hari Jumat, GBP/USD berhasil rebound dari kerendahan selama beberapa dekade di 1.1350 dan naik ke atas 1.1400 di sekitar 1.1420. Melemahnya dollar AS setelah keluarnya laporan survey dari Universitas Michigan mengenai Consumer Sentiment telah membuat pasangan matauang ini mengalami pemulihan pada akhir minggu perdagangan.

Sebelum keluarnya laporan Consumer Sentiment Survey dari UoM, GBP/USD melanjutkan penurunannya ke level terendah sejak 1985 di 1.1350. Lingkungan pasar yang semula enggan terhadap resiko ikut menekan turun pasangan matauang ini.

Selain itu, data ekonomi yang keluar dari Inggris yang mengecewakan juga menyebabkan Poundsterling Inggris menderita kerugian yang besar terhadap rival-rivalnya. Office for National Statistics Inggris melaporkan bahwa Retail Sales Inggris turun sebesar 1.6% secara basis bulanan pada bulan Agustus setelah pada bulan Juli naik 0.4%. Angka ini jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan pasar akan penurunan hanya sebesar 0.5%.

Setelah keluar laporan survey dari Universitas Michigan mengenai Consumer Sentiment  pada akhir minggu perdagangan, pasangan matauang ini mengalami pemulihan dengan berbalik melemahnya dollar AS. Indeks dollar AS berbalik turun 0.05% ke 109.392 dari sebelumnya berada pada tren naik.

Sentimen Konsumen terus membaik dan ekspektasi inflasi tetap tinggi. Menurut Universitas Michigan, perkiraan pendahuluan dari survey sentimen konsumen, naik ke 59.5 dari angka sebelumnya di 58.2. Dari hasil survey UoM, konsumen melihat kenaikan inflasi sebesar 4.6% pada tahun depan, perkiraan inflasi yang terendah dalam satu tahun. Perkiraan inflasi dalam lima tahun juga turun menjadi 2.9% dari angka bulan Agustus sebesar 3.1%

Apa yang Harus Diperhatikan Minggu Ini?

Minggu ini, para trader Poundsterling akan digerakkan oleh keputusan kenaikan tingkat bunga the Fed dan Bank of England (BoE).

Pada hari Selasa akan keluar data perumahan AS namun kemungkinan tidak berdampak terhadap valuasi dollar AS menjelang pengumuman kenaikan tingkat bunga oleh the Fed hari Rabu malam atau Kamis pagi dinihari.

Dengan kenaikan tingkat bunga sebesar 75 bps sudah sepenuhnya diperhitungkan dalam harga, Summary of Economic Projections (SEC) dari the Fed, akan mendapatkan perhatian khusus. Dolar AS akan tetap terdorong naik tidak peduli apapun hasil dari the Fed. Dolar AS akan bisa naik ke ketinggian yang baru apabila the Fed mengejutkan pasar dengan kenaikan yang 100%. Poundsterling sudah bersiap – siap mengalami kerugian di tengah retorika dari the Fed yang hawkish dan pertemuan kebijakan moneter BoE pada hari Kamis.

Meskipun bukan “Super Thursday”, pada hari Kamis, petunjuk kebijakan dari BoE akan menjadi kunci dengan kenaikan tingkat bunga sebesar 50 bps sudah diperkirakan secara luas. Pandangan bank sentral Inggris ini terhadap krisis energi dan outlook ekonomi negara Inggris akan diamati dengan cermat.

Dari AS pada hari Kamis akan muncul data ekonomi, Jobless Claims AS mingguan yang akan diperhatikan oleh para trader AS, ditengah sepinya data ekonomi papan atas.

Pada hari Jumat, S&P Global akan mengeluarkan data PMI manufaktur dan jasa baik untuk AS maupun area Euro dan Inggris.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.1400 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1350 dan kemudian 1.1300. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1500 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1600 dan kemudian 1.1700.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido