Rekomendasi EUR/USD Mingguan 17 – 21 Oktober 2022: Akankah Turun Lebih Lanjut?

1372

(Vibiznews – Forex) Pasangan matauang EUR/USD minggu lalu diperdagangkan mendatar di sekitar 0.9720. Secara umum, pada paruh pertama dari minggu lalu, volatilitas masih tetap rendah dengan para pemain pasar menunggu event atau berita papan atas. Pengumuman – pengumuman dari data ekonomi yang berbeda memicu pergerakan yang liar di pasar keuangan namun kurang berpengaruh terhadap tren dari dollar AS.

Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 0.9750, EUR/USD pada akhir minggu lalu berhasil bertahan pada level yang kurang lebih sama di sekitar 0.9731. Pada hari Senin turun ke 0.9693 karena keengganan terhadap resiko, namun pada hari Selasa berhasil naik lagi ke 0.9767. Pada hari Rabu sempat turun ke level terendah dalam 2 minggu di 0.9670 namun akhirnya berhasil naik lagi ke 0.9685. EUR/USD terus diperdagangkan volatile. Pada hari Kamis, setelah jatuh ke 0.9630, berhasil bangkit ke 0.9805 sebelum akhirnya terkoreksi ke 0.9770 dan pada hari Jumat melanjutkan penurunan ke 0.9721 karena sentimen pasar yang buruk.

Pergerakan Harian EUR/USD Minggu Lalu

Setelah mengalami penurunan selama jam perdagangan sesi Eropa hari Senin, EUR/USD mengalami saat yang sulit untuk bergerak ke arah yang pasti dan terus berfluktuasi di dekat 0.9700 di sekitar 0.9693. Indeks saham utama di Wall Street diperdagangkan bervariasi.

Keengganan terhadap resiko masuk pada pembukaan minggu perdagangan yang baru dengan EUR/USD jatuh ke 0.9681, level terendah dalam lebih dari satu minggu. Sentimen pasar yang buruk dipicu oleh munculnya data employment AS yang bagus pada hari Jumat minggu lalu.

Laporan NFP AS yang menunjukkan penciptaan pekerjaan AS yang sehat mengijinkan the Fed untuk tetap mempertahankan kebijakan pengetatannya yang agresif. Dengan terus naiknya tingkat bunga maka lebih besar probabilita ekonomi mengalami resesi.

Sementara itu, Rusia meluncurkan serangan yang massif atas Ukraina dengan mentargetkan infrastruktur energi dan komunikasi. Eskalasi dari konflik Rusia – Ukraina ini berdampak negatip bagi EUR/USD karena berarti terpukulnya lebih banyak ekonomi Uni Eropa.

Selain itu, data ekonomi dari Jerman menunjukkan kondisi ekonomi dalam status malapetaka. Hanya ada sedikit harapan untuk perbaikan di tengah kondisi outlook global yang ada sekarang.

Pada hari Selasa, setelah sempat turun ke bawah 0.9700, pada awal perdagangan sesi AS, EUR/USD sedikit pulih, diperdagangkan di sekitar 0.9767. Indek saham utama di bursa saham AS, Wall Street, rebound dari posisi rendahnya pada saat pembukaan perdagangan dan yield obligasi treasury AS mulai turun sehingga membuat dollar AS kesulitan dalam memelihara kekuatannya.

EUR/USD terus berputar – putar di sekitar 0.9700 selama paruh pertama hari itu, sempat turun mengarah ke kerendahan mingguan yang baru di 0.9670 sebelum memperoleh daya tarik ke atas kembali.

Pada awalnya, sentimen yang suram yang mendominasi pasar keuangan sejak permulaan minggu, berlanjut ke hari Selasa. Kenaikan yields obligasi AS dan menguatnya dollar AS berhubungan langsung dengan inflasi yang persisten, dan keprihatinan resesi. Sementara inflasi terus ada, ketakutan berkurang menjelang pembukaan Wall Street. Pasangan matuang EUR/USD pulih kembali ke 0.9737 dan terus naik ke 0.9767.

EUR/USD terus diperdagangkan di dalam rentang yang relatip sempit di sekitar 0.9700 pada hari Rabu. Data ekonomi AS menunjukkan bahwa Producer Price Index (PPI) tahunan menurun ke 8.5% di bulan September dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 8.4%, dan membantu dollar AS tetap tangguh sehingga membuat EUR/USD melemah ke bawah 0.9670.

Namun dalam jam perdagangan sesi AS selanjutnya, EUR/USD berbalik naik ke arah 0.9700 diperdagangkan di sekitar 0.9685 setelah sebelumnya sempat turun menyentuh level terlemah dalam dua minggu di bawah 0.9670 dengan dollar AS berkurang kekuatannya menjelang keluarnya risalah pertemuan FOMC the Fed.

Setelah keluar data inflasi Producer Price Index (PPI), saat ini pemain pasar sedang menantikan keluarnya data inflasi AS, Consumer Price Index (CPI) bulan September yang akan keluar pada hari Kamis.

Consumer Price Index AS pada bulan Juni naik membumbung tinggi ke 9.1% YoY yang merupakan ketinggian dalam beberapa dekade. Dari sejak ini, inflasi AS mulai turun. Di dalam 12 bulan sampai bulan Agustus, inflasi tahunan AS berada pada 8.3%. Partisipan pasar memperkirakan inflasi AS bulan September akan turun lebih jauh dan diperkirakan berada pada 8.1%.

EUR/USD sempat diperdagangkan di ketinggian sekitar 0.9805 pada hari Kamis, membalikkan kejatuhan pada awal di 0.9630, sebelum akhirnya turun kembali sedikit ke 0.9770. Inflasi AS naik ke 8.2% YoY pada bulan September, turun untuk bulan yang ketiga berturut-turut, namun masih lebih tinggi daripada yang diperkirakan.

Pasangan matauang EUR/USD jatuh ke 0.9630, kerendahan mingguan yang baru. Dari level kerendahan ini, EUR/USD bangkit naik ke 0.9805, level tertinggi harian. Pasangan matauang ini bertahan dalam keuntungannya di dekat level ketinggian tersebut sampai akhir dari jam perdagangan sesi AS.

Pasar keuangan sangat volatile pada hari Kamis, setelah dirilisnya angka inflasi AS dan para pemain dengan minat spekulasi menilai ulang reaksi dari Federal Reserve AS.

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, Consumer Price Index (CPI) AS naik ke 8.2% YoY pada bulan September, di atas 8.1% yang diperkirakan, walaupun melemah untuk bulan ketiga berturut-turut.

Namun angka inflasi inti tahunan, sebaliknya naik mencapai ke tinggian beberapa tahun yangb baru di 6.6%. Angka inflasi inti mencapai puncaknya di 6.5% pada bulan Juni. Dari bulan Juni telah turun selama dua bulan, namun sekarang naik lagi lebih tinggi dari bulan Juni. Pasar pada awalnya panik dengan munculnya berita ini. Dolar AS naik membumbung tinggi sementara saham – saham berguguran menjelang pembukaan perdagangan namun kondisi berbalik setelah itu.

Pada hari Jumat, EUR/USD sempat mencapai puncaknya di 0.9771 setelah rilis data ekonomi dari Amerika Serikat yang muncul bervariasi, namun kemudian tertekan turun dan diperdagangkan di sekitar 0.9721.

Retail Sales AS secara virtual tetap tidak berubah pada bulan September, namun Consumer Inflation Expectation dari survey UoM naik menjadi 2.9% dari pembukaan 2.7%. Dolar AS bertambah naik dengan jatuhnya saham-saham, yang merefleksikan sentimen pasar yang buruk.

Pada hari Kamis, laporan inflasi AS yang terbaru sebagaimana yang terlihat di dalam laporan Consumer Price Index (CPI) bulan September menunjukkan kenaikan inflasi sebesar 0.4% dari bulan Agustus. Angka ini juga di atas dari angka yang diperkirakan sebesar 0.3%. Secara tahunan CPI AS naik 8.2%. Sementara pasar memperkirakan secara tahunan CPI AS hanya naik 8.1% setelah pada bulan Agustus naik sebesar 8.3%. Laporan CPI ini menunjukkan bahwa the Fed benar dalam hal kepercayaannya bahwa inflasi masih belum bisa dikontrol.

Laporan CPI AS ini memicu rally dollar AS dan menyebabkan EUR/USD jatuh ke kerendahan baru selama dua minggu ke dekat 0.9630.

Namun, indeks utama Wall Street, tetaplah, naik sedikit setelah bel pembukaan berbunyi meskipun angka inflasi yang keluar memanas. Hal ini menyebabkan USD melemah lagi terhadap para rivalnya. Investor menahan diri dari pertaruhan sebesar 100 bps pada bulan November.

Federal Reserve AS dan Inflasi

Ketegangan memuncak pada minggu lalu, menjelang keluarnya risalah pertemuan FOMC the Fed dan laporan Consumer Price Index AS dengan inflasi dan usaha para bank sentral untuk mengkontrolnya telah menjadi tema utama hampir sepanjang tahun ini. The Fed memberikan retorika yang sudah terkenal hawkish, yang tidak berdampak terhadap EUR/USD. Para pembuat kebijakan di FOMC the Fed mengulangi bahwa mereka berdeterminasi untuk mempertahankan kebijakan moneter yang restriktif untuk mengkontrol inflasi yang sudah tinggi. Mereka berkata bahwa sekali mereka mencapai apa yang mereka anggap sebagai level yang restriktif maka akan dipertahankan untuk suatu periode waktu tertentu.

Dengan keluarnya data inflasi Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI) AS yang memanas pada minggu lalu, inflasi di AS terbukti lebih kuat. Data inflasi CPI pada hari Kamis minggu lalu menunjukkan bahwa inflasi di AS masih terus berada di atas dari yang diperkirakan. Angka inflasi inti bahkan bergerak lebih tinggi lagi. Di tengah kondisi seperti ini, the Fed akan harus memberikan kesan bahwa mereka benar – benar ingin melakukan apa saja yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi. Melihat kepada grafik ke depannya, pasar bahkan memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga sampai hampir 5% pada bulan Maret 2023.

Keluarnya data inflasi AS mengakibatkan pergerakan harga yang gila-gilaan. Pada awalnya membuat EUR/USD jatuh ke kerendahan mingguan yang baru, dari sini melompat ke ketinggian mingguan yang baru. Investor panik dan bergegas menjual asset yang berpenghasilan tinggi namun beresiko tinggi juga, yang mengakibatkan indeks saham AS jatuh signifikan ke kerendahan tahunan yang baru. Lalu para investor tiba-tiba menyadari bahwa the Fed tidak akan mengubah jalurnya yang sudah direncanakannya sendiri. Akibatnya dollar AS kehilangan kekuatannya. Wall Street membumbung tinggi sementara EUR/USD naik sekitar 200 pips dalam waktu hanya satu jam.

Penderitaan Uni Eropa Bertambah

Berita – berita dari Eropa tidak lebih baik. Uni Eropa menghadapi eskalasi ketegangan antara Rusia dengan Ukraina, karena penyerbuan yang massif oleh Moskow terhadap negara tetangganya dan mengancam ada potensi menuju perang dunia ketiga apabila Ukraina bergabung dengan NATO. Perang yang berkelanjutan membuat Rusia menghentikan provisi gas ke benua Eropa yang sekarang berjuang menghadapi membumbungnya kenaikan harga dan kekurangan energi menjelang musim dingin.

Inflasi yang tidak terkontrol juga merupakan masalah di Eropa. Minggu lalu, Jerman mengkonfirmasi bahwa inflasi tahunan mereka naik sebanyak 10.9% pada bulan September. Namun bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh the Fed, ECB mengambil langkah pengetatan quantitative dengan banyak pengecualian. ECB menarik picu kenaikan tingkat bunga sebesar 75 bps pada bulan September, namun ini kelihatannya hanyalah pengecualian bukan yang seharusnya. Sebegitu jauh pada tahun ini, bank sentral Uni Eropa ini telah melakukan dua kali kenaikan tingkat suku bunga dengan total sebanyak 125 bps, jauh di bawah the Fed sebanyak 300 bps. Baik the Fed maupun ECB masih mempunyai dua kali pertemuan kebijakan moneter masing – masing sampai kepada akhir tahun ini.

Di atas semuanya, Uni Eropa sedang menderita gelombang corona virus yang baru. Sebegitu jauh pemerintah – pemerintah belum mengambil langkah – langkah namun memaksakan kembali kampanye vaksin mereka dan memberikan peringatan hati – hati menjelang memasuki musim dingin. Jerman telah memperkenalkan ulang peraturan sehubungan dengan penggunaan masker di transportasi publik dan di sistem kesehatan.

Tidak Ada Event Papan Atas

Meskipun tidak ada event papan atas, pada minggu ini Uni Eropa ada data penting yang diskedulkan untuk dipublikasikan. Jerman akan merilis survey ZEW bulan Oktober sementara Uni Eropa akan mempublikasikan angka final dari Consumer Price Index bulan September. Selain itu, akan dipublikasikan juga Consumer Confidence bulan Oktober yang sebelumnya berada pada – 28.8 dan pada bulan ini diperkirakan akan memburuk menjadi – 29.6.

Dari Amerika Serikat, tidak ada kalender makro ekonomi papan atas yang relevan, namun beberapa laporan minor akan bisa juga memberikan tanda – tanda akan kesehatan ekonomi dari negara adidaya ini.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 0.9680 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 0.9535  dan kemudian 0.9400. “Resistance” terdekat menunggu di 0.9790 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 0.9880 dan kemudian 0.9990.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido