(Vibiznews – Forex) GBP secara mengejutkan membukukan keuntungan terhadap para rival utamanya sementara Inggris sedang berurusan dengan sejumlah kasus, terutama ketidak cocokan antara kebijakan moneter dengan fiskal. Menteri Keuangan Inggris Kwarteng menghadapi banyak kritikan pada pertemuan tahunan IMF di Washington DC. Ketidak cocokan antara Gubernur Bank of England Bailey dengan pemerintah dan ketidak pastian dalam kebijakan pada akhirnya membuat Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mengundurkan diri pada hari Jumat minggu lalu.
Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?
Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.1093, GBP/USD pada akhir minggu lalu berhasil naik ke 1.1173 setelah sebelumnya bahkan sempat naik ke atas 1.1200 di 1.1242. Setelah mengalami kegagalan rebound pada hari Senin, pada hari Selasa GBP/USD berhasil rebound ke 1.1160 dengan intervensi BoE, meskipun tidak bertahan lama, turun kembali pada hari Rabu ke 1.1063. Pada hari Kamis berhasil rally ke 1.1330 karena melemahnya USD dan ekspektasi positip terhadap pemerintah Inggris. Hari Jumat terkoreksi ke 1.1173 karena ke tidak stabilan politik di Inggris.
Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu
GBP/USD gagal mengalami rebound yang mantap setelah Bank of England (BoE) mengumumkan langkah – langkah dukungan yang baru pada hari Senin dan turun ke bawah 1.1050 di sekitar 1.1040. Sentimen pasar yang penuh dengan kehati-hatian telah membantu dollar AS memelihara kekuatan pada hari Senin dan membuat pasangan matauang ini kesulitan mendapatkan daya tariknya.
Setelah bergerak sideways dalam rentang harga yang sempit pada jam perdagangan sesi Asia, GBP/USD mulai bergerak turun pada jam perdagangan sesi Eropa, namun berhasil menghapus kerugian hariannya.
Sentimen pasar yang buruk karena ada laporan – laporan Rusia meluncurkan serangan misilnya atas kota Kyiv dan kota – kota lainnya sebagai respon terhadap serangan jembatan di Krimea telah membantu dollar AS mengumpulkan kekuatannya pada hari Senin.
Indeks saham FTSE Inggris turun 0.8% dan indeks saham berjangka AS turun antara 0.6% dan 0.8%.
Sementara itu Bank of England (BoE) melangkah masuk untuk mengurangi keprihatinan atas jatuh temponya program pembelian obligasi darurat sampai akhir minggu. Perkembangan ini kelihatannya memberikan dukungan naik bagi Poundsterling Inggris, namun karena sentimen terhadap resiko di pasar tidak kunjung membaik, GBP/USD mengalami kesulitan untuk mengumpulkan kembali momentum pemulihannya.
GBP/USD memperoleh kembali daya tariknya dan memanjat naik ke atas 1.1100 diperdagangkan di sekitar 1.1160 pada paruh kedua hari Selasa. Hasil dari operasi pembelian obligasi Bank of England (BoE) telah menyebabkan turunnya yields obligasi dan membantu Poundsterling Inggris mendapatkan permintaan.
Pada awalnya GBP/USD berhasil memanjat ke teritori positip di atas 1.1050 selama jam perdagangan sesi Eropa pada hari Selasa setelah mengetes level 1.1000 sebelumnya.
Pengumuman dari BoE bahwa mereka berniat membeli “index-linked gilts” telah membuat yield obligasi Inggris ini memperoleh keuntungan lebih dari 4% pada hari Senin, namun kemudian turun dan berbalik menjadi negatip. Membaiknya kondisi pasar kelihatannya membantu Poundsterling bertahan.
Sementara itu Office for National Statistics (ONS) Inggris menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran ILO turun ke 3.5% dalam tiga bulan ke Agustus dari 3.6%. Namun, Claimant Count Change naik ke 25.500 pada bulan September, jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan pasar penurunan sebesar 11.400.
Indeks saham Inggris FTSE 100 Index turun lebih dari 1% dalam sehari dan indeks saham berjangka AS turun antara 0.7% dengan 0.8%.
Pada hari Rabu, GBP/USD menghapus sebagian dari keuntungan hariannya pada awal perdagangan sesi AS setelah data Producer Price Indeks (PPI) AS bulan September muncul sedikit lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh pasar.
Meskipun demikian, pasangan matauang ini berhasil mengumpulkan momentum bullish-nya dan naik ke teritori yang positip di atas 1.1050 di sekitar 1.1063 dengan harapan ada perubahan di dalam budget mini dan karena berkurangnya kekuatan dollar AS dengan para investor menantikan keluarnya risalah pertemuan FOMC the Fed bulan September yang memberikan dorongan naik terhadap pasangan matauang ini.
Setelah mengalami ekspansi aktifitas ekonomi sebesar 2% selama bulan Juli 2022, pemain pasar menantikan keluarnya angka GDP Inggris bulan Agustus untuk memberikan konfirmasi mengenai ketakutan akan perlambatan ekonomi.
Perkiraan menunjukkan bahwa GDP Inggris akan mengalami stagnasi dengan ekonomi Inggris bulan Agustus bertumbuh 0.0% MoM.
GBP/USD memperpanjang rally-nya pada paruh ke dua perdagangan hari Kamis dan naik ke ketinggian mingguan yang baru di atas 1.1300 di sekitar 1.1330. Tekanan jual yang baru atas dollar AS dan ekspektasi pasar terhadap pemerintah Inggris untuk membuat perubahan atas budget mini telah mendorong kenaikan pasangan matauang GBP/USD.
GBP/USD awalnya bergerak sideways dalam rentang yang sempit di dekat 1.1100 pada hari Kamis pagi setelah berhasil keluar dari kerugian selama lima hari pada hari Rabu.
Hasil dari operasi membeli kembali tiap hari dari Bank of England (BoE) dan munculnya laporan Consumer Price Index (CPI) AS telah meningkatkan volatilitas GBP/USD pada paruh ke dua hari perdagangan.
Laporan dari anggota Parlemen dari senior partai Konservatif yang menekan Perdana Menteri Inggris Liz Truss untuk berpikir ulang mengenai budget mini dan membuat penyesuaian kelihatannya telah membantu Poundsterling Inggris tetap Tangguh menghadapi para rivalnya pada paruh kedua perdagangan.
Sementara itu, kepala ekonom BoE Huw Pill mengatakan bahwa dia masih cenderung percaya bahwa respon kebijakan moneter yang signifikan masih diperlukan pada bulan November. Hal ini memberikan dorongan naik tambahan bagi Sterling Inggris.
Setelah sempat berhasil pulih di atas 1.1200, GBP/USD berada di bawah tekanan jual yang agresif pada hari Jumat, diperdagangkan di sekitar 1.1173, melepaskan kemenangan selama dua hari yang menyentuh ketinggian selama satu minggu pada hari sebelumnya.
Kejatuhan dalam perdagangan intraday ini disebabkan oleh karena kombinasi beberapa faktor.
Pertama, Poundsterling Inggris tertekan oleh perkembangan politik Inggris yang terbaru dimana laporan mengkonfirmasi bahwa Menteri Keuangan Inggris yang baru Kwasi Kwarteng telah dipecat sehingga membuat dia menjadi Menteri Keuangan dengan masa pengabdian terpendek sejak 1970.
Kedua, munculnya pembelian atas dollar AS dengan agresif yang pada gilirannya memberikan tekanan turun terhadap pasangan matauang GBP/USD.
Menteri Keuangan Inggris Resign
Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mengundurkan diri pada hari Jumat minggu lalu, dengan baru saja memegang jabatannya selama enam minggu, menjadi Menteri yang paling singkat masa jabatannya dalam pemerintahan Inggris. Kwarteng memberikan konfirmasi bahwa Perdana Menteri Inggris Truss telah meminta dia mundur. Hal ini terjadi karena kekacauan yang menyapu pasar Inggris sejak pidato budget mini dipresentasikan oleh Kwarteng pada tanggal 23 September yang lalu.
Langkah Putar Balik Truss di Konfirmasikan
Perdana Menteri Inggris Truss di dalam konferensi pers-nya selama delapan menit memberikan konfirmasi akan melakukan langkah putar balik dari rencananya untuk memangkas pajak, dan secara khusus dia akan mengikuti rencana pemerintah sebelumnya dengan menaikkan pajak korporasi sebanyak 25%. Setelah pernyataan dari Truss ini, yields Gilts Inggris naik mencapai ketinggian dalam intraday, namun reaksi pasar yang sesungguhnya, baru akan bisa terlihat secara penuh pada minggu ini.
Implikasi Politik & Arah Ke Depannya.
Sementara posisi Perdana Menteri Truss sendiri juga menjadi tidak pasti dengan rumor yang beredar mengatakan bahwa Anggota Parlemen Tory sedang mendiskusikan kemungkinan mencari alternatif pengganti Truss. Dalam hal ini ada lebih banyak pertanyaan daripada jawabannya dalam situasi politik dan keuangan yang seperti sekarang ini di Inggris. Posisi Truss kelihatannya ada pada belas kasihan dari reaksi pasar ke depannya. Apabila terjadi volatilitas pasar berikutnya pada minggu perdagangan yang baru, ada kemungkinan Perdana Menteri Truss juga akan menjadi Perdana Menteri yang paling singkat mengabdi negara Inggris.
Tidak Ada Event Papan Atas Minggu Ini
Dari Amerika Serikat, meskipun tidak ada event papan atas, pada minggu ini, namun beberapa laporan minor akan bisa juga memberikan tanda – tanda akan kesehatan ekonomi dari negara adidaya ini. Pada hari Senin, akan dipublikasikan New York Empire State Manufacturing Index bulan Oktober. Pada hari Selasa, akan dipublikasikan Industrial Production AS bulan September M/M Y/Y, pada hari Rabu akan dipublikasikan Building Permits & Housing Starts bulan September dan pada hari Kamis akan dipublikasikan Philadelphia Federal Reserve Manufacturing Index bulan Oktober dan Existing Home Sales AS bulan September.
Sementara itu dari Inggris, pada hari Rabu akan dipublikasikan Consumer Price Index (CPI) bulan September M/M Y/Y dan pada hari Jumat akan dipublikasikan Gfk Consumer Confidence Inggris bulan Oktober serta Retail Sales Inggris bulan Oktober
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.1160 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1138 dan kemudian 1.1100. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1186 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1202 dan kemudian 1.1250.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido


