(Vibiznews – Forex) Rally kelegaaan dari pasangan matauang GBP/USD hanya berlangsung singkat, dengan divergensi kebijakan antara bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) dengan bank sentral Inggris, Bank of England (BoE) menutupi ketenangan politik Inggris yang baru. Pasangan matauang ini membukukan kerugian mingguan pertama kalinya dari empat minggu yang telah lewat di tengah naiknya permintaan terhadap dollar AS dan yields treasury AS. Pergerakan selanjutnya dari Poundsterling (GBP) dan USD tergantung kepada data inflasi yang kritikal Consumer Price Index (CPI) pada minggu ini di tengah pemilihan Kongres AS mid-term.
Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?
Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.1615, GBP/USD mengakhiri minggu perdagangan pada hari Jumat minggu lalu dengan penurunan ke 1.1373, meskipun pada hari Jumat menguat dari kerendahan di 1.1150 ke 1.1373. Penurunan GBP/USD sudah dimulai sejak hari Senin, turun ke 1.1505 dan dilanjutkan pada hari Selasa ke 1.1460, sampai pada hari Kamis ke 1.1209 karena sentimen pasar yang buruk membuat dollar AS menguat. Pada hari Jumat barulah Poundsterling Inggris menguat, naik lebih dari 1% ke 1.1373, di dorong oleh melemahnya dollar AS secara luas di tengah sentimen pasar yang berbalik menjadi positip.
Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu
GBP/USD berada di bawah tekanan bearish yang baru dan jatuh ke arah 1.1500 di sekitar 1.1505 selama jam perdagangan sesi AS hari Senin. Sentimen pasar yang buruk memberikan dorongan naik bagi dollar AS dengan indeks dollar AS naik hampir 1% ke atas 111.50.
GBP/USD bertemu dengan tekanan bearish pada permulaan minggu perdagangan yang baru dan turun ke bawah 1.1500.
Data PMI yang dirilis Cina mengecewakan yang menunjukkan bahwa aktifitas bisnis di sektor swasta jatuh kembali ke teritori kontraksi pada bulan Oktober, yang membebani sentimen pasar pada hari Senin.
Buruknya sentimen pasar direfleksikan oleh masuknya indeks saham FTSE 100 ke teritori negatip. Indeks saham AS turun sekitar 0.35% dan 0.6%.
Perdana Menteri Inggris Sunak telah mengumumkan bahwa mereka akan menjelaskan rencana fiskal pada 17 November, bukan pada tanggal 31 Oktober yang diatur sebelumnya oleh Liz Truss. Pasar berjangka memperhitungkan dalam harga probabilita sebesar 98% BoE akan menaikkan tingkat bunga sebesar 75 bps meskipun kekurangan klarifikasi mengenai budget.
GBP/USD kehilangan daya tariknya dan jatuh ke arah 1.1450 di sekitar 1.1460 selama jam perdagangan sesi AS pada hari Selasa dengan dollar AS berhasil mengumpulkan kekuatannya karena data ekonomi yang keluar bagus. Sementara itu, indeks saham utama di Wall Street berbalik negatip pada hari Selasa, memberikan dorongan tambahan bagi USD.
Sebelumnya, ada pergerakan yang positip pada pasar di tengah keluarnya data PMI Cina yang lebih baik daripada yang diperkirakan dan meningkatnya optimisme bahwa Cina kemungkinan akan melonggarkan restriksi karena coronavirus. Hal ini menyebabkan dollar AS sempat kehilangan daya tariknya pada Selasa pagi. Selain itu, keputusan Reserve Bank of Australia’s (RBA) untuk menaikkan tingkat suku bunganya dengan hanya sebesar 25 bps kelihatannya telah memicu rally terhadap resiko.
Namun pada jam perdagangan sesi AS selanjutnya, keadaan berbalik. Dengan munculnya data – data yang bagus dari AS, dollar AS berbalik naik kembali dan menekan EUR/USD turun. JOLTS Job Openings naik ke 10.7 juta pada bulan September dan PMI manufaktur dari ISM muncul di 50.2 pada bulan Oktober, dibandingkan dengan yang diperkirakan pasar di 50.0.
Pada awal perdagangan sesi Asia hari Jumat pagi, GBP/USD bertemu dengan tekanan bearish yang baru dan jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua minggu ke arah $1,1200 di sekitar 1.1209. Menguatnya dollar AS membebani pasanan matauang. Namun dalam jam perdagangan selanjutnya, GBP/USD berbalik menguat naik ke sekitar 1.1220, dengan berbaliknya melemahnya dollar AS.
Pernyataan ketua FOMC the Fed Jerome Powell yang hawkish selama konferensi pers memberikan dorongan naik terhadap dollar AS dan mendorong GBP/USD mendekati teritori negatip.
Meskipun pernyataan dari hasil pertemuan FOMC the Fed membangkitkan optimisme akan outlook hawkish yang kurang agresif dengan memberikan catatan bahwa kelambatan kebijakan akan diperhitungkan dalam menentukan kecepatan tingkat bunga, Powell menegaskan kepada pasar bahwa mereka perlu untuk meneruskan kebijakan pengetatan.
Powell juga mengatakan bahwa sangat premature untuk berpikir menghentikan kenaikan tingkat bunga pada saat sekarang ini. Sebagai akibatnya, indeks dollar AS naik tinggi dan Indeks saham Wall Street menderita kerugian yang besar.
Hari Jumat sore, Poundsterling Inggris menutup minggu perdagangan dengan menguat, naik lebih dari 1%, di dorong oleh melemahnya dollar AS secara luas di tengah sentimen pasar yang positip.
Pasangan matauang GBP/USD melanjutkan rebound-nya dari kerendahan di 1.1150 pada hari Kamis, menyentuh ketinggian sesi, menembus naik ke atas 1.1350 di 1.1373.
Dolar AS turun tajam setelah rilis data employment AS bulan Oktober dengan hasil yang bagus, melampaui dari yang diperkirakan, meskipun angka tingkat pengangguran meningkat di pasar tenaga kerja.
Laporan employment AS bulanan, bulan Oktober dari Departemen Tenaga Kerja AS, menunjukkan bahwa penambahan angka kunci Non-Farm Payrolls (NFP) naik sebanyak 261.000, dimana angka ini jauh di atas dari angka yang diperkirakan sebesar 205.000, dan mendekati angka penambahan pekerjaan bulan September yang lalu sebesar 263.000.
Namun, kenaikan pada tingkat pengangguran dari 3.5% pada bulan sebelumnya menjadi 3.7%, menaikkan spekulasi bahwa the Fed akan terus melakukan pengetatan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat.
Di sisi lain, Poundsterling berada pada posisi defensif pada hari kemarin setelah kenaikan tingkat bunga oleh Bank of England (BoE) pada hari Kamis. BoE menaikkan tingkat bunganya sebesar 0.75% seperti yang telah diperkirakan, namun Presiden BoE Bailey memberikan signal berkurangnya kecepatan pengetatan kebijakan moneter selama beberapa bulan ke depan yang mengakibatkan dipercepatnya aksi jual terhadap Pounsterling.
Minggu Ini Fokus Pada Event Kritikal AS
Pada hari Senin, tidak ada data penting baik darti AS maupun dari Inggris. Pada hari Selasa, Kepala Ekonom dari Bank of England Huw Pill akan berbicara. Sementara itu, pemilihan Kongres Mid – Term AS akan diamati dengan seksama, karena hasilnya akan mempengaruhi medan kampanye untuk pemilihan Presiden 2024 dan juga mempengaruhi valuasi dollar AS dan tren dari resiko. Hari Rabu kembali kosong dengan berita.
Hari Kamis, data inflasi AS dari Consumer Price Index (CPI) akan menjadi pusat perhatian yang akan memberikan petunjuk yang baru akan potensi dari tindakan kebijakan the Fed. Sederetan pejabat the Fed dan BoE juga akan berbicara. Komentar – komentar para pejabat bank sentral ke dua negara ini akan diamati dengan seksama menyusul pengumuman kebijakan yang diumumkan oleh ke dua bank sentral pada minggu sebelumnya.
Pada hari Jumat, GDP pendahuluan Inggris Q3 akan dilaporkan bersamaan dengan data Produksi Industri dan angka pertumbuhan bulanan. Sementara dari AS akan dipublikasikan data ekonomi Preliminary University of Michigan Consumer Sentiment and Inflation Expectations
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.1322 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1250 dan kemudian 1.1147. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1445 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1517 dan kemudian 1.1693.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido


