Rekomendasi GBP/USD Mingguan 28 November – 2 Desember 2022: Untung Tiga Minggu Berturut-turut.

615

(Vibiznews – Forex) GBP/USD membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut dan memperoleh keuntungan lebih dari 200 pips pada minggu lalu, dengan melemahnya USD secara luas menjadi penggerak kunci di tengah minggu yang pendek karena ada hari libur. Para pembeli GBP/USD sekarang sedang mengarahkan perhatian kepada event – event ekonomi yang baru dari AS dan Inggris untuk bisa naik lebih tinggi.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.1888, GBP/USD mengakhiri minggu lalu pada hari Jumat dengan kenaikan ke 1.2086. Pada mulanya pada hari Senin, GBP/USD tertekan  turun ke 1.1780 karena keengganan terhadap resiko. Pada hari Selasa berhasil naik ke 1.1870 karena turunnya USD. Hari Rabu melanjutkan kenaikannya ke 1.2030 dan hari Kamis ke $1.2130 dan hari Jumat turun sedikit ke $1,2086.

Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu

Pada jam perdagangan sesi Amerika hari Senin, GBP/USD diperdagangkan di bawah 1.1800 di sekitar 1.1780.  Di pasar terjadi pergerakan yang negatip ke arah resiko di tengah kekuatiran yang baru mengenai merebaknya Covid di Cina. Hal ini membantu dollar AS yang safe-haven mengatasi rival – rival utamanya.

GBP/USD tetap tertekan turun ke arah 1.1800 setelah gagal menembus “resistance” di 1.1900. dengan dollar AS menunjukkan keperkasaannya. Pasar berbalik enggan terhadap resiko setelah naiknya kasus Covid yang baru di Cina. Investor cenderung mencari keamanan pada dollar AS yang safe-haven dan bergerak menjauh dari matauang yang sensitif seperti Pound Sterling.

Selain itu, Poundsterling Inggris juga tertekan turun oleh “Autumn Budget” Inggris, yang gagal mengesankan ditengah peringatan akan terjadinya resesi. Ditambah lagi oleh komentar – komentar dari pada pejabat pembuat kebijakan Federal Reserve AS yang terus mendorong naik dollar AS.

Fokus sekarang bergeser kepada pidato dari Wakil Gubernur Bank of England Jon Cunliffe pada hari Senin, di tengah minimnya data yang penting dan relevan.

Hari Selasa, GBP/USD memperoleh kembali daya tariknya dan naik ke atas 1.1900 pada jam perdagangan sesi Eropa. Walaupun setelah itu pasangan matauang ini turun ke bawah 1.1900 di sekitar 1.1870, masih tetap berada di teritori positip dengan dollar AS harus berjuang untuk memperoleh kekuatannya di tengah pergerakan yang positip di dalam sentimen terhadap resiko.

GBP/USD telah berhasil melangkah naik, rebound, setelah sebelumnya pada hari Senin jatuh ke bawah 1.1800. Kenaikan GBP/USD ini berlanjut sampai kepada jam perdagangan sesi Eropa. Namun pada jam perdagangan sesi AS tertekan turun ke bawah 1.1900.

Dengan absennya rilis data makro ekonomi yang berdampak besar, persepsi mengenai resiko akan terus menggerakkan harga di pasar. Sementara itu, dari gambaran tehnikal, GBP/USD mulai menarik para pembeli baru.

Sebelumnya pada hari Senin, hari pertama perdagangan, pasar keuangan didominasi oleh arus safe-haven dengan para investor bereaksi terhadap berita – berita coronavirus dari Cina dan dollar AS mengatasi para rivalnya yang sensitif terhadap resiko, seperti Poundsterling.

GBP/USD pulih, naik ke atas 1.1900 pada awal perduagangan sesi Eropa Rabu pagi dan pada jam perdagangan sesi AS malam hari kenaikan GBP/USD berlanjut ke 1.2030, dengan dollar AS berbalik turun.

Dolar AS tertekan turun menjelang keluarnya data ekonomi AS dan risalah pertemuan FOMC the Fed bulan November. Kekacauan Covid di Cina dan updates berita-berita Brexit terbaru terus dalam pemantauan investor.

Indeks dollar AS mendapatkan support di 107.00 dan diperkirakan akan mengetes kerendahan di hari Senin di 106.88. Meningkatnya kecemasan menjelang keluarnya risalah FOMC the Fed menekan turun indeks dollar AS. Ditambah lagi dengan turunnya yields obligasi pemerintah AS ke bawah 3.76% di tengah meningkatnya tanda – tanda perlambatan kecepatan kenaikan tingkat bunga oleh the Fed. Dollar AS bisa turun sampai ke kerendahan dalam 3 bulan di 105.34 dengan kemungkinan the Fed menaikkan tingkat bunga sebesar 75 bps memudar.

Investor juga fokus kepada data  Durable Goods Orders yang diperkirakan akan muncul membaik di 0.4%. Apabila betul, akan bisa mencegah rencana the Fed untuk memangkas belanja konsumen yang merupakan satu-satunya Langkah untuk memicu perlambatan tekanan inflasi.

Dari medan Inggris, rilis angka PMI dari S&P akan signifikan bagi partisipan pasar. PMI manufaktur diperkirakan akan muncul lebih rendah di 45.8 dibandingkan dengan angka sebelumnya di 46.2. Sementara PMI jasa diperkirakan turun ke 46.2 dari sebelumnya 46.5.

Hari Kamis, GBP/USD turun sedikit namun berhasil bertahan di atas 1.2120 setelah menyentuh level tertinggi sejak pertengahan Agustus di atas 1.2130. Tekanan jual atas dollar AS membantu pasangan matauang ini tetap berada pada teritori positip.

Angka PMI manufaktur untuk bulan November dari S&P Global/CIPS muncul di 46.2 dibandingkan dengan perkiraan pasar di 45.8. PMI jasa muncul di 48.8 dibandingkan dengan yang diperkirakan di 48.0. Bahkan PMI Komposit untuk bulan 7 membaik menjadi 48.3 dari sebelumnya 48.2 dan mengatasi dari yang diperkirakan pasar di 47.5.

Sementara itu, angka PMI manufaktur AS bulan November melemah ke 47.6 dari sebelumnya 50.4 dan dari yang diperkirakan 50.0. Angka PMI jasa turun ke 46.1 dibandingkan dengan perkiraan pasar di 47.9 dan angka sebelumnya di 47.8. Secara keseluruhan, PMI komposit untuk bulan November di jatuh ke 46.3 dibandingkan dengan yang diperkirakan di 47.7 dan angka sebelumnya di 48.2.

Selain itu, Weekly Jobless Claims AS naik paling tinggi sejak bulan Juni, ke 240.000 dibandingkan dengan yang diperkirakan 225.000 dan angka sebelumnya 223.000, yang menekan turun dollar AS dan mendorong naik GBP/USD.

Dorongan naik GBP/USD ditambah dengan adanya optimisme mengenai kemampuan Cina untuk mengatasi masalah Covid dan kesiapan untuk memberikan stimulus lebih lanjut.

GBP/USD berhasil pulih ke arah 1.2100 di sekitar 1.2086, dalam jam perdagangan sesi AS hari Jumat. Dolar AS tertekan turun, berjuang untuk bisa mempertahankan kekuatannya dengan pasar tetap tenang pada Black Friday.

Indeks dollar AS (DXY) turun 0.2% ke 105.87 setelah turun 1.1% pada hari Rabu. The Fed telah membawa tingkat bunga AS ke level yang belum pernah terjadi sejak tahun 2008. Keluarnya data ekonomi harga konsumen AS yang lebih dingin daripada yang diperkirakan telah menyalakan ekspektasi kecepatan kenaikan tingkat bunga yang lebih moderat. Sebagai akibatnya indeks dollar AS (DXY) turun 5.2% pada bulan November, dalam jalur proforma bulanan yang terburuk dalam 12 tahun.

Posisi para spekulator dengan “net short” GBP jatuh untuk minggu ketiga berturut-turut dengan fundamental Inggris tetap buruk. Kenaikan tingkat bunga sebesar 75 bps dari Bank of England pada bulan ini gagal mendukung naik poundsterling pada pasar spot, dengan diberikannya perkiraan ekonomi Inggris yang suram oleh Bank of England.

Minggu Lalu Para pembeli GBP/USD Memegang Kontrol

Pergerakan naik Poundsterling tetap tidak terbendung pada minggu lalu di tengah minggu perdagangan yang relatip sepi yang didominasi oleh melemahnya USD. Dolar AS menderita kerugian mingguan karena prospek the Fed akan melambatkan pengetatan kebijakan moneternya secepatnya pada bulan Desember. Tekanan turun terhadap USD diperburuk oleh data ekonomi AS yang keluar mengecewakan baik data PMI maupun data Initial Jobless Claims menjelang hari Thanksgiving.

Minggu Ini Event – Event Penting di AS Menjadi Sorotan

Sedikitnya data ekonomi yang akan keluar dari Inggris namun banyaknya data ekonomi yang berdampak tinggi dari AS akan diamati dengan seksama oleh para trader untuk mendapatkan arahan trading yang baru.

Pada hari Selasa, AS akan mempublikasikan Conference Board Consumer Confidence untuk bulan November.

Pada hari Rabu, para trader akan diberikan sekumpulan data papan atas AS, perkiraan kedua GDP Q3 dengan pertumbuhan tahunan diperkirakan akan berada pada 2.6% bersamaan dengan data JOLTS Job Openings dan data Pending Home Sales dan data Employment dari ADP.

Pada hari Kamis, akan dirilis angka inflasi yang menjadi favorit dari Federal Reserve yaitu core Personal Consumption Expenditures Price Index untuk bulan Oktober, dan ISM Manufacturing PMI untuk bulan November.

Akhirnya pada hari Jumat, AS akan merilis laporan Nonfarm Payrolls. Diperkirakan negara ini telah kehilangan 30.000 pekerjaan di bulan November, sementara Tingkat Pengangguran diperkirakan berada pada 3.6%, turun dari sebelumnya 3.7%.

Selain data – data makro ekonomi di atas, minggu ini, pasar akan bisa juga mendengar pesan – pesan yang baru dari ketua Federal Reserve AS Jerome Powell sendiri pada saat akan berbicara pada minggu ini di dalam event di the Brookings Institution di Washington DC.

Komentar dari Powell yang hawkish akan bisa membebani GBP/USD. Sementara itu walaupun pasar memperkirakan Federal Reserve AS akan memperlambat kecepatan kenaikan tingkat bunga menjadi 50 bps pada bulan depan, masih terlalu pagi untuk mengatakan bahwa the Fed telah melakukan pergerakan “pivot” di pasar.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.2000 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1900  dan kemudian 1.1770  “Resistance” terdekat menunggu di 1.2150 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2276 dan kemudian 1.2400

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido