Rekomendasi EUR/USD Akhir 2022 & Awal 2023: Bangkit dari Dasar 0.9535 ke 1.0616, Akan Terus Lanjut?

1621

(Vibiznews – Forex) Pasangan EUR/USD memulai tahun 2022 dengan nada yang lemah, meskipun demikian pada waktu itu, tidak ada satu orangpun yang akan membayangkan EUR/USD bisa turun sampai ke dasar di 0.9535 pada akhir bulan September 2022, yang merupakan kerendahan beberapa tahun lamanya, dengan pasar keuangan umumnya optimis mengenai pulihnya ekonomi setelah pandemik berakhir.

Mengakhiri tahun 2022, EUR/USD menunjukkan ketangguhannya dengan berhasil bangkit dari kerendahan di dasar 0.9535 ke 1.0616. Koreksi kenaikan EUR/USD jangka panjang kemungkinan akan terus berlanjut sampai ke awal 2023 di kuartal pertama.

Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.0585, EUR/USD mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan ke 1.0616. Kenaikan EUR/USD sudah dimulai dari sejak hari Senin, ke 1.0657, namun terkoreksi kembali ke 1.0575. Pada hari Selasa, kembali naik ke 1.0650 sebelum akhirnya terkoreksi kembali ke 1.0615 dan bertahan sampai pada hari Rabu. Pada hari Kamis tertekan turun ke 1.0580 karena data ekonomi AS keluar lebih baik daripada yang diperkirakan, namun berhasil naik kembali ke 1.0616 pada hari Jumat. 

Pergerakan EUR/USD Harian Minggu Lalu

EUR/USD dengan cepat membalikkan penurunan ke 1.0572, naik ke 1.0604 yang merefleksikan dominasi dari para pembeli, meskipun kelihatannya kekurangan tenaga untuk melanjutkan kenaikannya karena dollar AS terus mengumpulkan kekuatannya.

Pada hari Senin, pasangan matauang EUR/USD bergerak naik turun dalam rentang harga yang sempit, yang berakhir dengan memperoleh keuntungan di sekitar 1.0610. Pasangan matauang ini sempat naik mencapai puncaknya di 1.0657 selama jam perdagangan sesi London. Namun kemudian tergelincir ke 1.0575 pada permulaan jam perdagangan sesi AS.

Data Jerman yang lebih baik daripada yang diperkirakan mendorong pasangan matauang EUR/USD naik pada pertengahan jam perdagangan sesi Eropa. Survey IFO pada bulan Desember menunjukkan bahwa Business Climate membaik ke 88.6 sementara Business Expectation naik ke 83.20. Akhirnya, assessment dari situasi sekarang ini membaik ke 94.4 mengatasi daripada yang diperkirakan pasar.

Wakil Presiden European Central Bank (ECB) Luis de Guindos memberikan komentar mengenai kebijakan moneter Uni Eropa, dengan mengulangi bahwa lebih dari satu kenaikan tingkat bunga sebesar 50 bpas dalam rencana.

Menjelang pembukaan perdagangan sesi Wall Street, dollar AS menguat ditengah menguatnya yields obligasi pemerintah AS dan memburuknya sentimen pasar. Indeks saham AS jatuh dan tetap berada di bawah tekanan jual selama jam perdagangan sesi AS berlangsung.

EUR/USD sempat berhasil naik ke area 1.0650, sebelum akhirnya turun kembali ke 1.0615 pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa. Meskipun data perumahan AS mengecewakan, indeks saham utama di bursa Wall Street mengalami rebound setelah bel dimulainya perdagangan berjalan dengan baik.

Pounsterling memperpanjang pemulihannya dengan dollar AS sedang mengalami kerugian lebih jauh. Pasar tetap tidak tenang di tengah kejutan Bank of Japan (BoJ). Namun kenaikan GBP/USD kelihatannya sudah kehabisan tenaga untuk naik lebih jauh.

Bank of Japan pada hari Selasa membuat gerakan yang mengejutkan mengetatkan kebijakan moneter mereka dengan menaikkan batas tingkat bunga obligasi 10 tahun sebanyak 0.25%. Yen Jepang langsung naik membumbung tinggi terhadap dollar AS di pasar forex.

Perubahan yang tidak terduga dari Bank of Japan memicu rally yang massif terhadap Yen Jepang, yang pada gilirannya membebani dollar AS.

EUR sebagian diuntungkan oleh  karena keluarnya data ekonomi Eropa yang bagus. Current Account area Euro membukukan surplus € 0.4 billion, lebih besar daripada yang diperkirakan. Sementara itu, Producer Price Index Jerman bulan November muncul di 28.2% yang adalah lebih rendah daripada yang sebelumnya dan meleset dari yang diperkirakan di 30%.

EUR/USD terus berfluktuasi di dalam rentang pergerakan harga yang sempit di atas 1.0600 pada hari Rabu. Setelah data dari AS menunjukkan bahwa consumer confidence AS bulan Desember membaik sementara Existing Home Sales turun tajam pada bulan November, dollar AS harus berjuang untuk mendapatkan permintaannya.

EUR/USD memasuki fase konsolidasi pada hari Rabu dengan pasangan matauang ini diperdagangkan di sekitar 1.0600. Likuiditas terus menciut memasuki liburan musim dingin dengan tidak adanya event papan atas pada minggu ini. Dolar AS diuntungkan oleh persepsi resiko yang lebih baik, dimana kebanyakan indeks saham utama dunia diperdagangkan di teritori hijau.

Jerman mempublikasikan Gfk Consumer Confidence Survey yang membaik ke – 37.8 dari sebelumnya – 40.1. Sementara AS mempublikasikan Mortgage Application untuk minggu yang berakhir pada tanggal 16 Desember dengan kenaikan sebesar 0.9%.

Hari Kamis EUR/USD kehilangan daya tariknya dan tertekan ke kerendahan mingguan di sekitar 1.0580. Data ekonomi AS yang keluar lebih baik daripada yang diperkirakan mengejutkan pasar dan membantu dollar AS mengumpulkan kekuatannya dan naik 0.32% ke 104.180.

Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis melaporikan bahwa angka Initial Jobless Claims Mingguan AS naik sebesar 2000 menjadi 216.000 dalam minggu yang berakhir pada hari Sabtu. Angka kenaikan yang lebih rendah daripada yang diperkirakan pasar ini mengejutkan pasar. Konsensus para ekonom memproyeksikan initial jobless claims akan muncul di 222.000 setelah angka minggu lalu direvisi menjadi 214.000.

Angka rata-rata empat minggu yang lebih dipercaya, malah turun ke 221.750 dibandingkan dengan angka sebelumnya yang direvisi naik ke 228.000.

Bureau of Economic Analysis  AS pada hari Kamis melaporkan bahwa ekonomi AS antara bulan Juli dan September bertumbuh lebih daripada yang diperkirakan. Perkiraan yang ketiga menunjukkan bahwa GDP Q3 AS naik 3.2%, jauh di atas dari yang diperkirakan yaitu tidak berubah di 2.9%. Aktifitas ekonomi yang positip di kuartal ketiga ini muncul setelah negatip – 1.6% di Q1 dan – 0.6% di Q2.

Data ekonomi yang lebih baik daripada yang diperkirakan ini mendorong naik dollar AS yang pada gilirannya menekan turun EUR/USD.

EUR/USD terus diperdagangkan di teritori yang positip sedikit di atas 1.0600 di sekitar 1.0616 pada hari Jumat.

EUR/USD berhasil rebound selama jam perdagangan sesi Asia hari Jumat dan memanjat ke atas 1.0600 setelah membukukan sedikit kerugian pada hari Kamis.

Pada hari Kamis, Bureau of Economic Analysis (BEA) AS, mengumumkan bahwa GDP tahunan AS direvisi menjadi kenaikan di kuartal ketiga ke 3.2% dari sebelumnya 2.9%.

Data ekonomi yang bagus ini membuat dollar AS mengumpulkan kekuatannya sekalian memaksa EUR/USD turun.

EUR/USD gagal memanfaatkan momentum bullish-nya sementara para investor menunggu data inflasi dari AS.

Pada hari Jumat, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa “core Personal Consumption Expenditures” AS bulan November naik 0.2% yang adalah sama dengan angka sebelumnya, dan yang sesuai dengan yang diperkirakan. Angka inflasi inti tahunan naik 4.7% juga sesuai dengan yang diperkirakan. Core inflation telah turun dibandingkan dengan kenaikan pada bulan Oktober sebesar 5.0%

Sementara itu, Core Durable Goods AS bulan November turun 2.1% dibandingkan dengan bulan lalu kenaikan yang direvisi 0.7% dan versus yang diperkirakan penurunan hanya 0.6%.

Akhir dari Uang Murah Membuat USD Naik

Kegembiraan datangnya pemulihan ekonomi setelah pandemik hanya berlangsung sebentar dengan ekonomi global harus menghadapi pukulan yang tidak diperkirakan yaitu inflasi. Memanasnya dengan cepat dan berkelanjutan alat ukur inflasi Consumer Price Index (CPI) telah menjadi hal yang normal yang baru ditengah disrupsi rantai supply dan membumbung naiknya permintaan konsumen dengan inflasi di negara – negara maju mencapai ketinggian beberapa dekade dan membuat pemerintah and para pembuat kebijakan terjaga dan terkejut. Inflasi yang dianggap temporal pada awal tahun 2021 bergerak mengakar ke permulaan dari 2022. Sebagai akibatnya USD bergerak naik dan mencapai ketinggian beberapa dekade terhadap kebanyakan rival utamanya.

Inflasi Tetap Tinggi Berkelanjutan

Inflasi terus naik dengan tidak turun – turun lagi dalam jangka waktu yang panjang di Amerika Serikat, meskipun sudah muncul tanda pertama yang memberikan semangat pada akhir dari kuartal ketiga. CPI AS naik dengan kecepatan 9.1% pada bulan Juni, level tertinggi selama lebih dari empat puluh tahun. Namun sejak itu CPI naik dengan kecepatan yang lebih lambat dan partisispan pasar bergegas memperhitungkan dalam harga melambatnya kecepatan di dalam menaikkan tingkat bunga, sehingga memberikan Euro (EUR) kesempatan untuk pulih dan mengambil lagi sebagian yang hilang selama 9 bulan pertama dari tahun 2022.

Lagarde bergerak cukup hawkish dari sikapnya yang biasanya moderat dengan mengatakan bahwa para pembuat kebijakan di ECB memperkirakan akan menaikkan tingkat bunga secara signifikan lebih lanjut karena inflasi jauh terlalu tinggi dan menambahkan bahwa kenaikan tingkat bunga lebih dari 50 bps seharusnya dilakukan ke depannya.

Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Tekanan inflasi yang persisten membawa kepada tambahan kenaikan tingkat bunga yang berakhir kepada melambatkan prospek pertumbuhan di antara negara maju.

Gross Domestic Product (GDP) AS naik dengan kecepatan 2.9% pada kuartal ketiga 2022, setelah mengalami kontraksi 0.6% di kuartal kedua dan terkontraksi turun 1.4% di kuartal pertama yang berarti AS secara tehnikal telah jatuh ke resesi. Kepanikan meningkat, meskipun demikian Federal Reserve AS tetap keras berkomitmen untuk menjinakkan inflasi. Saham berguguran karena ketakutan kemajuan ekonomi segera mandek. Pertaruhan tetap berlangsungnya tekanan inflasi mendorong yields treasury AS jangka pendek naik tinggi.

Tekanan inflasi yang persisten membawa kepada tambahan kenaikan tingkat bunga yang berakhir kepada melambatkan prospek pertumbuhan di antara negara maju.

The Fed Tetap Hawkish

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengejutkan pemain pasar dengan menyatakan bahwa the Fed masih memiliki niat untuk menaikkan tingkat bunga di dalam perencanaannya. Powell menambahkan bahwa pengalaman sejarah memberikan pelajaran yang keras untuk  berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan dengan secara premature dan untuk itu dia tidak akan mempertimbangkan pemangkasan tingkat bunga sampai komite di Federal Reserve yakin bahwa inflasi sedang turun ke 2% secara berkelanjutan.  Federal Reserve Summary of Economic Projections (SEP) memperkirakan tidak ada pemangkasan tingkat bunga pada tahun 2023. Para pembuat kebijakan di the Fed merevisi naik perkiraan inflasi sementara menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi.

Dengan para bank sentral menyatakan akan menaikkan tingkat bunga selama paruh pertama tahun 2023, yang bertentangan dengan kepercayaan pasar bahwa akhir dari siklus pengetatan sudah dekat, potensi pemangkasan tingkat bunga seharusnya dihilangkan untuk tahun depan.

Christine Lagarde Berpindah Menjadi Hawkish

Pasangan matauang EUR/USD jatuh delapan kali dari dua belas bulan dalam setahun, baru pulih paling banyak di bulan November ketika partisipan pasar bergegas memperhitungkan dalam harga perlambatan kecepatan kenaikan tingkat bunga di AS dan meningkatnya probabilita segera berakhirnya siklus pengetatan. Meskipun demikian, ketua the Fed Jerome Powell bukan saja menentang ekspektasi yang sedemikian melainkan Presiden ECB Christine Lagarde juga mengejutkan pasar dengan sikap hawkishnya.

Lagarde bergerak cukup hawkish dari sikapnya yang biasanya moderat dengan mengatakan bahwa para pembuat kebijakan di ECB memperkirakan akan menaikkan tingkat bunga secara signifikan lebih lanjut karena inflasi jauh terlalu tinggi dan menambahkan bahwa kenaikan tingkat bunga lebih dari 50 bps seharusnya dilakukan ke depannya.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0590 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0570 dan kemudian 1.0510. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0650 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0695 dan kemudian 1.0735.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido