Rekomendasi EUR/USD Mingguan 9 – 13 Januari 2023: Berhenti dari Kenaikan 6 Minggu, Bisakah Naik Lagi?

1313

(Vibiznews – Forex) Minggu lalu adalah minggu yang menarik buat Euro. Di satu sisi, EUR/USD sempat turun sebanyak 2%. Jika saja penurunan ini berkelanjutan, maka ini akan menjadi minggu terburuk bagi Euro sejak pertengahan bulan September. Namun, Euro akhirnya berhasil bangkit kembali pada hari Jumat menghadapi dollar AS, yang tertekan turun setelah keluarnya laporan Nonfarm Payrolls AS bulan Desember dan laporan Purchasing Manager Index Jasa oleh ISM, sehingga kerugian EUR/USD berkurang menjadi tinggal hanya 0.5%. Meskipun demikikan ini mengakhiri kenaikan selama enam minggu berturut – turut. Pergerakan EUR/USD pada minggu ini sangat tergantung kepada data inflasi AS yang akan keluar pada hari Kamis.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.0705, EUR/USD mengakhiri minggu lalu dengan penurunan ke 1.0645. Penurunan EUR/USD sudah dimulai dari sejak hari Senin ke 1.0680 yang dilanjutkan ke 1.0519 pada Selasa pagi, karena menguatnya dollar AS, namun pada Selasa malam berhasil naik ke 1.0550 dengan berkurangnya kekuatan naiknya USD.  Hari Rabu semula melanjutkan kenaikan ke 1.0635 sebelum akhirnya turun kembali ke 1.0615. Hari Kamis melanjutkan penurunannya ke 1.0525 setelah keluarnya laporan pekerjaan swasta dari ADP, yang lebih kuat daripada yang diperkirakan dan dari bulan sebelumnya. Pada hari Jumat, berhasil naik ke 1.0645 setelah keluar data dari AS.

Pergerakan Harian EUR/USD Minggu Lalu

EUR/USD diperdagangkan di dalam rentang harga yang sempit di bawah 1.0700 pada jam perdagangan sesi AS hari Senin, dengan kondisi perdagangan masih sepi karena pasar – pasar utama dunia masih tutup karena liburan tahun baru. Sementara itu S&P Global Manufacturing PMI untuk zona Euro, muncul dengan angka di 47.8 untuk bulan Desember, sebagaimana dengan yang telah diperkirakan.

EUR/USD diperdagangkan di sekitar 1.0680 pada awal perdagangan sesi New York, naik dari kerendahan intraday di 1.0656 meskipun masih di bawah dari ketinggian yang diperoleh pada penutupan perdagangan hari Jumat tahun 2022 di 1.0705. Dollar AS mengalami kenaikan pada saat dimulai pembukaan mingguan, namun karena kebanyakan pasar keuangan masih tutup karena liburan tahun baru, kenaikan dollar AS masih dibatasi.

S&P Global mempublikasikan angka PMI Manufaktur bulan Desember dimana angka Jerman direvisi turun dari 47.4 ke 47.1, sementara indeks Uni Eropa berada pada 47.8 sebagaimana yang sebelumnya telah diperkirakan.

Data dari Cina menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Cina turun ke 47. Ditambah lagi, PMI Non-Manufaktur juga jatuh ke 41.6 dari angka bulan sebelumnya pada bulan November di 46.7.

EUR/USD berjuang untuk bisa naik ke atas 1.0550, diperdagangkan di sekitar 1.0545  pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa dengan indeks dollar AS turun dari ketinggian hariannya.

Pada jam perdagangan sesi Eropa, para pemain di pasar membeli dollar AS sehingga membawa EUR/USD turun lebih dari 100 pips. Pasangan matauang ini pada awalnya jatuh ke 1.0533 lalu meneruskan penurunannya sampai ke 1.0519, level terendah sejak 12 Desember, sebelum akhirnya berbalik naik mengarah ke 1.0550 dengan berkurangnya kekuatan dari USD.

Euro bukan hanya satu-satunya matauang yang terpukul oleh karena naiknya permintaan atas dollar AS, dan tetap kuat meskipun pasar saham juga naik dan membukukan keuntungan yang substansial yang merefleksikan sentimen pasar yang membaik pada permulaan tahun yang baru.

Jerman merilis perkiraan pendahuluan dari Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) bulan Desember, yang naik dengan kecepatan tahunan di 9.6%, jauh di bawah dari yang diperkirakan di 10.7%, dan turun dari 11.3% YoY pada bulan November. Sebelumnya, Jerman mempublikasikan Unemployment Change bulan Desember yang turun -13.000, membaik dari sebelumnya yang naik 17.000.

Hari Rabu, EUR/USD sempat turun ke arah 1.0600 setelah menyentuh ketinggian harian di 1.0635. Aksi jual dollar AS kelihatannya berhenti sejenak dengan investor menunggu laporan PMI manufaktur dari ISM.

Laporan PMI manufaktur AS dari ISM muncul sedikit di bawah dari yang diperkirakan dan di bawah dari bulan sebelumnya, membuat pasangan matauang EUR/USD berhasil naik kembali dan diperdagangkan di sekitar 1.0615.

PMI manufaktur dari ISM muncul di 48.4% pada bulan Desember dibandingkan dengan perkiraan konsensus di 48.5% dan angka bulan November di 49%. Angka PMI manufaktur di 48.4 ini merupakan angka terendah sejak Mei 2020 di 43.5.

Penurunan tajam dari yields obligasi pemerintah selama jam perdagangan sesi Asia, menekan turun dollar AS. Sementara itu dollar Australia naik membumbung tinggi di tengah berita – berita bahwa Cina kemungkinan mengangkat secara parsial larangan impor batu bara dari Australia. Sementara itu, Yen Jepang naik karena berita bahwa Bank of Japan berusaha menurunkan yields obligasi pemerintah.

S&P Global mempublikasikan perkiraan final dari PMI bulan Desember. PMI jasa Jerman dilaporkan naik ke 49, sementara yang dari zona Euro dikonfirmasi berada pada 49.8, yang menunjukkan bahwa Uni Eropa telah meninggalkan yang paling buruk di belakang. Laporan – laporan ini menunjukkan bahwa tekanan harga tetap tinggi namun selanjutnya turun dari puncak yang dicapai mereka. Berita ini memberikan sedikit dukungan terhadap EUR.

EUR/USD berada di bawah tekanan bearish dan turun ke bawah 1.0550 di sekitar 1.0525 pada awal jam perdagangan sesi AS hari Kamis. Data dari ADP menunjukkan bahwa employment sektor swasta AS pada bulan Desember bertumbuh dengan kecepatan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan. Hal ini memberikan dorongan naik bagi dollar AS.

Dollar AS mendapatkan kekuatan pada hari Rabu dengan munculnya risalah pertemuan FOMC AS yang hawkish, dengan para pembuat kebijakan dengan jelas menyatakan keprihatinan mereka mengenai inflasi dan percaya bahwa resiko dari tekanan harga masih tetap tinggi.

Pada hari Kamis, laporan employment sektor swasta nasional AS dari ADP muncul dengan kenaikan pekerjaan sebanyak 235.000 pada bulan Desember, dibandingkan dengan yang diperkirakan, kenaikan sebesar 153.000. Munculnya angka employment dari ADP yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan ini.

Angka initial weekly jobless claims AS turun sebanyak 19.000 ke 204.000 dalam minggu yang berakhir pada hari Sabtu minggu lalu. Angka yang keluar dengan penurunan ini mengejutkan pasar. Para ekonom memperkirakan angka initial jobless claims akan muncul di 225.000 setelah revisi angka minggu sebelumnya ke 223.000.

Angka – angka pekerjaan AS yang bagus ini menambah dorongan naik terhadap dollar AS yang pada gilirannya menambah tekanan turun terhadap pasangan matauang EUR/USD.

Dari Eropa, Jerman mempublikasikan angka Neraca Perdagangan bulan November yang membukukan surplus sebesar €10.8 miliar, lebih baik daripada yang diperkirakan. Sementara Zona Euro merilis angka Producer Price Index bulan November yang naik dengan kecepatan 27.1% per tahun, turun dari revisi di bulan Oktober kenaikan 30.5%.

EUR/USD berhasil mengumpulkan momentum bullish-nya dan naik ke atas 1.0600 di sekitar 1.0645 pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat, setelah keluarnya laporan pekerjaan AS bulan Desember yang bervariasi dan survey PMI Jasa dari ISM yang mengecewakan sehingga terjadi aksi jual yang berat terhadap dollar AS yang membuat pasangan matauang ini mengalami rally harian.

Menurut data terbaru dari Institute of Supply Management (ISM), Purchasing Managers Index (PMI) jasa AS bulan Desember berada pada 49.6%, turun dari angka bulan November di 56.5%. Penurunan 6.9% ini merupakan kejutan turun dengan konsensus pasar memperkirakan PMI Jasa AS bulan Desember akan muncul di 55%.

Angka di atas 50 dipandang sebagai pertumbuhan ekonomi sebaliknya angka di bawah 50 dipandang sebagai kontraksi ekonomi.

Sebelumnya, Departeman Tenaga Kerja AS mempublikasikan data employment AS di dalam laporan Nonfarm Payrolls bulan Desember.

Menurut Bureau of Labor Statistics Nonfarm Payrolls AS bulan Desember 2022 naik 223.000. Angka ini berada di atas dari yang diperkirakan pasar sebesar 200.000 meskipun lebih rendah dari data bulan November yang direvisi turun ke penambahan sebesar 256.000. Tingkat pengangguran AS turun ke 3.5% mengalahkan konsensus pasar sebesar 3.7% untuk bulan Desember.

Naik Turunnya Dolar AS

Membaiknya komponen dari PMI manufaktur AS yang disurvey oleh ISM dan kuatnya data Employment swasta dari ADP menaikkan ekspektasi bahwa the Fed akan bisa mempertahankan tingkat bunga pada level yang lebih tinggi dalam waktu  yang lebih lama, yang menekan turun minat terhadap resiko dan mendorong permintaan terhadap dollar AS.

Sementara itu yields treasury AS juga menemukan pijakannya di tengah pertaruhan akan hawkishnya the Fed, dibantu oleh risalah pertemuan FOMC the Fed bulan Desember yang menggaris bawahi keputusan para pembuat kebijakan untuk memerangi inflasi. Sebagai akibatnya, indeks dollar AS berhasil naik ke level 105.00 an sementara yields obligasi treasury AS benchmark 10 tahun naik kembali ke atas 3.70%.

Sementara itu, berkelanjutannya kontraksi di sektor manufaktur dan jasa di Cina di tengah-tengah peperangan melawan Covid yang merebak dimana-mana di Cina telah meningkatkan keprihatinan atas pemulihan ekonomi Cina, yang menambah resiko terhadap potensi resesi sedunia. Dan menambah permintaan terhadap dollar AS yang safe-haven.

Namun dollar AS harus berjuang untuk bisa memperpanjang momentum bagusnya setelah keluarnya data Nonfarm Payrolls AS pada hari Jumat minggu lalu yang membangkitkan semangat dan keluarnya data PMI jasa AS oleh ISM yang mengecewakan dan turun ke area kontraksi. Kedua data makro ekonomi AS yang keluar pada hari perdagangan terakhir hari Jumat minggu lalu ini menekan dollar AS kembali turun ke 103.00 an sehingga membuat EUR/USD kembali naik ke 1.0645.

Penggerak Pasar Minggu Ini

Minggu ini semua mata tertuju kepada data inflasi, CPI AS, yang akan dirilis pada hari Kamis. Data inflasi AS yang akan keluar ini akan membentuk sentimen pasar sampai minggu – minggu ke depannya.

CPI diperkirakan akan turun ke 6.5% Y/Y dari sebelumnya 7.1% di bulan November. Angka inti juga diperkirakan menurun menjadi 5.7% Y/Y dari sebelumnya 6.0%.

Turunnya penghasilan rata – rata per jam dari laporan NFP juga membuat para trader mengantisipasikan angka inflasi yang lemah yang akan bisa menekan turun dollar AS.

Sebelum keluarnya data makro ekonomi yang sangat berpengaruh CPI AS, para trader  Euro akan memperhatikan pidato ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada hari Selasa di tengah data yang relatip sepi pada hari Senin. Hari Rabu juga kurang event signifikan penggerak pasar dari kedua belah pihak.

Pada hari Jumat, Amerika Serikat akan merilis data Preliminary University of Michigan (UoM) Consumer Sentiment and Inflation Expectations.

Sementara itu dari Eropa, pada hari Senin Uni Eropa akan mempublikasikan data  Unemployment Rate Uni Eropa bulan November 2022 yang diperkirakan akan keluar di 6.5% tidak berubah dari bulan sebelumnya.

Pada hari Jumat Uni Eropa akan merilis data Industrial Production bulan November M/M & Y/Y. Untuk data bulanan diperkirakan angkanya membaik dari – 2% menjadi – 0,2%, sementara itu untuk angka tahunan juga diperkirakan akan meningkat ke 4.1% dari sebelumnya 3.4%.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0630 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0517 dan kemudian 1.0450. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0670 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0700 dan kemudian 1.0778.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido