Rekomendasi GBP/USD Mingguan 16 – 20 Januari 2023: Minggu Data Inflasi Inggris, GBP Naik?

769

(Vibiznews – Forex)  GBP/USD membukukan keuntungan untuk minggu kedua pada tahun baru 2023 berturut-turut, dengan para penjual dollar AS tidak mau berhenti menjual dollar AS di tengah ekspektasi akan dovishnya Federal Reserve AS. Apakah pergerakan naik Poundsterling akan memperpanjang kendali yang menghasilkan keuntungan bagi Poundsterling kembali pada minggu ini dimana akan dipublikasikan data inflasi Inggris, Consumer Price Index bulan Desember?

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.2093, GBP/USD mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan hampir 200 poin, ke 1.2226. Kenaikan GBP/USD dimulai dari sejak hari Senin ke 1.2180 dengan dollar AS terus tertekan. Pada hari Selasa tertekan turun dan diperdagangkan di 1.2143 karena dollar AS mulai menguat. Pada hari Rabu bertahan di level yang sama dan pada hari Kamis berhasil naik kembali ke 1.2206, yang diteruskan pada hari Jumat ke 1.2226 dengan kembali melemahnya dollar AS.

Pergerakan Harian GBP/USD Minggu Lalu

Setelah turun ke arah 1.2100 pada awal hari perdagangan, GBP/USD berhasil membalikkan arahnya dan naik ke arah 1.2200 pada paruh kedua jam perdagangan hari Senin dan diperdagangkan di sekitar 1.2180. Pertaruhan akan dovish-nya the Fed setelah keluarnya data pada hari Jumat minggu lalu, terus membebani dollar AS dan membuat terjadinya aksi jual dollar yang hebat pada hari Senin sehingga indeks dollar AS sempat turun ke area 102 an dan membantu pasangan GBP/USD dalam memelihara momentum bullish-nya.

Namun pada jam perdagangan sesi Asia hari Selasa pagi, indeks dollar AS berhasil berbalik naik kembali ke 103 an sehingga menekan kembali GBP/USD ke 1.2160.

Pada akhir minggu lalu, dollar AS mengalami tekanan jual yang hebat dan memicu rally GBP/USD. Pasangan matauang ini naik lebih dari 100 pips pada hari Jumat dan menghapus mayoritas dari kerugian mingguannya.

Bureau of Labor Statistics (BLS) AS pada hari Jumat mingg lalu mengumumkan bahwa Nonfarm Payrolls (NFP) bulan Desember naik sebanyak 223.000, jauh mengatasi yang diperkirakan pasar sebesar 200.000. Namun dollar AS gagal mengambil keuntungan dari angka NFP yang bagus dengan rincian dari laporan NFP juga menunjukkan inflasi upah tahunan turun ke 4.6% dari sebelumnya 4.8% (yang direvisi dari 5.1%) pada bulan November.

Selain itu, survey PMI jasa dari ISM menunjukkan bahwa tekanan harga di sektor jasa terus melemah sementara aktifitas ekonomi keseluruhan sedikit terkontraksi pada bulan Desember, yang menambah tekanan turun atas dollar AS.

GBP/USD turun ke bawah 1.2150 dan diperdagangkan di sekitar 1.2143 setelah sebelumnya sempat naik ke arah 1.2200. Sentimen pasar yang berhati – hati membantu dollar AS menemukan permintaan pada paruh ke dua jam perdagangan hari Selasa sehingga membuat pasangan matauang ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan daya tariknya.

Pasangan matauang GBP/USD terus menghadapi tekanan turun dalam usahanya naik menembus resistance terdekat di .12200 pada jam perdagangan sesi Asia hari Selasa kemarin. Sentimen pasar telah berbalik menjadi negatip dengan assets yang sensitif terhadap resiko seperti S&P500 berjangka memperpanjang kerugiannya pada jam perdagangan sesi Tokyo.

Optimisme pasar memulai minggu perdagangan yang baru, memudar menjelang pembukaan perdagangan pada hari Selasa kemarin. Bursa saham AS, Wall Street, kehilangan keuntungannya dan mengakhiri perdagangan hari Senin dengan bervariasi, dengan hanya indeks Nasdaq yang masih bisa membukukan keuntungannya. Saham – saham Asia juga diperdagangkan bervariasi namun saham Eropa tetap di teritori merah sehingga menyeret bursa saham berjangka AS turun.

Absennya katalisator yang kuat membuat pergerakan forex menjadi terbatas. Dolar AS naik sedikit didukung oleh memburuknya sentimen pasar dan naiknya yields treasury AS. Indeks dollar AS berhasil naik kembali ke atas menembus resistance terdekat di 103 an, di 103.065 dari kerendahannya di 102 an menjelang pidato dari ketua Federal Reserve AS Jerome Powell.

Investor sedang menunggu keluarnya data inflasi AS, Consumer Price Index (CPI), yang diperkirakan akan turun ke 6.5% daru bulan sebelumnya di 7.1%.

Hari Rabu, GBP/USD berhasil memperoleh daya tariknya kembali dan naik ke arah 1.2150 setelah sebelumnya sempat tertekan turun ke area 1.2100 di sekitar 1.2131. Dengan indeks utama di bursa saham AS, Wall Streeet, berada pada teritori positip setelah bel pembukaan perdagangan berbunyi, dollar AS harus berjuang untuk mendapatkan permintaan sehingga membantu kenaikan pasangan matauang GBP/USD.

Setelah mengalami koreksi tehnikal pada hari Selasa, GBP/USD melanjutkan penurunannya pada awal perdagangan sesi Eropa hari Rabu. Meskipun demikian, pasangan matauang ini berhasil bertahan sedikit di atas support kunci yang berada pada harga 1.2140.

Membaiknya sentimen pasar membantu menopang kenaikan GBP/USD. Indeks FTSE 100 Inggris naik 0.6% dalam sehari dan indeks saham berjangka AS naik sedikit.

Investor sedang menunggu keluarnya data inflasi AS, Consumer Price Index (CPI), yang diperkirakan akan turun ke 6.5% daru bulan sebelumnya di 7.1%.

GBP/USD sempat turun ke arah 1.2100 pada awal jam perdagangan sesi AS hari Kamis, setelah saham – saham AS dibuka turun jauh di dalam teritori merah.

Namun dalam jam perdagangan sesi AS selanjutnya, GBP/USD berhasil mengalami rebound di atas 1.2200 dan diperdagangkan di sekitar 1.2206, dengan investor melakukan assessment bagaimana angka inflasi AS bulan Desember yang baru saja keluar bisa mempengaruhi outlook tingkat bunga the Fed.

Sementara itu indeks dollar AS tetap berada di teritori negatip di bawah 103.00.

Pada hari Rabu, dollar AS gagal mengalami rebound dengan indeks saham utama Wall Street terus naik lebih tinggi setelah ditutup pada teritori positip pada hari Selasa. Meskipun demikian, pergerakan GBP/USD tetap terbatas dengan investor menahan diri untuk melakukan pertaruhan dalam jumlah yang besar menjelang keluarnya data yang paling ditunggu, data inflasi AS, Consumer Price Index (CPI) bulan Desember.

Laporan inflasi AS yang sangat ditunggu-tunggu, Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Desember muncul dengan angka inflasi 6.5% per tahun, yang adalah sesuai dengan yang diperkirakan.

Laporan bulan November menunjukkan angka inflasi tahunan sebesar 7.1%. Laporan inflasi AS bulan Desember ini berada pada kubu kebijakan moneter AS yang dovish dengan laporan ini menunjukkan bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya.

Hari Jumat, GBP/USD sempat turun ke arah 1.2150 pada jam perdagangan sesi Eropa hari Jumat, namun akhirnya berhasil membalikkan arah turunnya dan bangkit naik ke atas 1.2200 dan diperdagangkan di sekitar 1.2226.

Dolar AS mengalami kesulitan untuk tetap bisa mempertahankan momentum pemulihannya setelah data ekonomi terbaru AS dari Universitas Michigan menunjukkan penurunan lebih lanjut dari ekspektasi inflasi satu tahun pada awal bulan Januari.

Indeks dollar AS tetap berada di teritori negatip turun lebih jauh ke 102.035.

Pada hari Kamis, laporan inflasi AS yang sangat ditunggu-tunggu, Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Desember muncul dengan angka inflasi 6.5% per tahun, yang adalah sesuai dengan yang diperkirakan.

Laporan bulan November menunjukkan angka inflasi tahunan sebesar 7.1%. Laporan inflasi AS bulan Desember ini berada pada kubu kebijakan moneter AS yang dovish dengan laporan ini menunjukkan bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya.

Presiden The Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa yang terburuk dari naiknya inflasi sekarang kemungkinan sudah berlalu, waktu dimana tingkat bunga dinaikkan dalam ukuran yang sangat besar sudah lewat, dan sekarang adalah waktunya untuk memutar balik ke kenaikan yang hanya 25 bps.

CPI AS & Ekspektasi the Fed yang Dovish

Poundsterling naik lebih dari 100 pips terhadap dollar AS dalam satu minggu pada minggu lalu. Semua disebabkan oleh karena outlook terhadap Federal Reserve AS pada tahun ini dan akibatnya adalah runtuhnya dollar AS. Keluarnya data yang paling kritikal pada minggu lalu yaitu data inflasi AS, Consumer Price Index (CPI) membuat pasar membangun ekspektasi akan perlambatan di dalam kecepatan pengetatan Federal Reserve sementara banyak yang percaya pergerakan the Fed ke arah dovish mengakhiri tahun ini. Para peminat spekulatif segera bergegas memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga the Fed sebesar 25 bps sebanyak dua kali di bulan Februari dan bulan Maret sebelum berhenti sejenak dengan memegang posisi yang baru.

Minggu Ini Fokus ke CPI Inggris

Pada minggu ini, data inflasi Inggris, Consumer Price Index (CPI) yang akan keluar pada hari Rabu akan diamati dengan seksama untuk mendapatkan petunjuk mengenai outlook kebijakan Bank of England pada tahun ini.

Consumer Price Index (CPI) Inggris tahunan muncul di 10.7% pada bulan November dibandingkan dengan angka 11.1% pada bulan Oktober dan lebih rendah dari yang diperkirakan sebesar 10.9%. Pada bulan Desember diperkirakan CPI Inggris akan muncul di 11.3% yang akan bisa membuat Bank of England memperketat kebijakan moneternya.

Sementara itu, AS akan mempublikasikan data Producer Price Index pada hari Rabu bersamaan dengan laporan Penjualan Ritel dan beberapa laporan minor lainnya.

Pada hari Kamis, investor juga akan memperhatikan Credit Condition Survey dari Bank of England dan dari AS weekly Jobless Claims/

Pada hari terakhir perdagangan dalam minggu ini, Inggris akan mempublikasikan data Penjualan Ritelnya sementara AS akan mempublikasikan data Existing Home Sales.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.2170 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2140  dan kemudian 1.2100. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2250 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2275 dan kemudian 1.2300.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido