Review Emas 2023 & Outlook Emas 2024

5620
harga emas

Dunia keuangan tahun 2023 mengalami kebijakan moneter yang ketat di banyak negara dalam rangka mengkontrol larinya inflasi. Spekulasi meningkat apakah saat ini siklus pengetatan moneter sudah mendekati akhir. Apabila spekulasi ini ternyata benar, pertanyaannya adalah kapankah bank sentral – bank sentral mulai berputar ke skenario yang lebih bullish.

Lingkungan makro ekonomi ini akan mendikte seberapa performa metal berharga seperti emas yang sangat erat berhubungan dengan dolar AS karena harga emas diperdagangkan dalam dolar AS.

Setelah naik ke puncak di level $1,903 pada tahun 2021, harga emas merosot ke sekitar $1,840 pada tanggal 19 Januari 2022 dan sejak itu harga emas terus berada di bawah tekanan jual yang kuat terus menerus.

Kombinasi dari naiknya yields obligasi treasury AS, tingkat bunga kunci Federal Reserve AS, membumbungnya indeks dolar AS dan meningkatnya ketegangan geopolitik menjadi elemen bearish yang mendorong turun harga emas.

Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana emas memasuki tahun baru di bawah tekanan turun, pada tahun 2024 yang akan datang kelihatannya emas akan memulai tahun yang baru dengan kondisi yang prima, karena menjelang akhir tahun 2023 ini, emas telah berhasil membalikkan tekanan turun menjadi dorongan naik.

Faktor – Faktor Pendorong Harga Emas 2023

Emas memulai tahun baru pada awal bulan Januari tahun 2023 dengan permulaan yang sulit dengan harga masih di sekitar $1,800 an, namun harga emas berhasil melonjak naik sekitar $150, dari $1,830 pada tanggal 13 Maret 2023 ke atas $2,000, hampir memecahkan rekor,  pada bulan Mei 2023, yang disebabkan oleh karena berbagai faktor:

  1. Debat mengenai batas hutang AS.
  2. Kasus krisis perbankan di AS dengan bankrutnya Silicon Valley Bank dan beberapa bank lainnya dan merembet sedikit ke Eropa.
  3. Naiknya harga minyak mentah secara signifikan dari di bawah $80 menembus ke atas $80 karena pengumuman OPEC+ akan memangkas produksi lebih jauh.
  4. Ekspektasi kemungkinan the Fed akan segera mengakhiri siklus pengetatan moneternya dengan berhenti menaikkan tingkat bunga setelah bulan Mei.
  5. Lainnya.

Semua faktor di atas memiliki peran dalam membentuk harga emas sebagaimana adanya sekarang ini, dimana emas berhasil memasuki bulan Desember, bulan terakhir di tahun 2023 dengan kenaikan harga ke sekitar $2,050 an, bahkan sempat naik menembus resistance kuat pada level $2,100 ke sekitar $2,145 per troy ons pada tanggal 2 Desember 2023, meskipun setelah itu terkoreksi normal, turun kembali ke bawah $2,000 di sekitar $1,990 an pada tanggal 9 Desember 2023.

Outlook Emas 2024

Untuk mengetahui outlook emas 2024, kita perlu memperhatikan serangkaian elemen yang bisa menggerakkan harga emas pada tahun 2024. Kita perlu melihat pada dolar AS, kesehatan ekonomi AS, tingkat inflasi, rencana moneter dari bank sentral AS, ketegangan geopolitik dan sentimen pasar pada umumnya.

Dibandingkan dengan assets berharga lainnya, dengan berjalannya waktu, emas cenderung berhasil mempertahankan nilainya dan dipandang sebagai alat investasi yang dipercaya yang dapat menyimpan nilainya.

Berikut ini adalah faktor – faktor kunci yang bisa membentuk harga emas pada tahun 2024:

Dolar AS

Kuat lemahnya dolar AS mempengaruhi naik turunnya harga emas secara signifikan. Kedua assets ini saling berkompetisi di dalam perannya sebagai assets safe – haven yang dicari investor. Apabila dolar menguat, umumnya harga emas akan jatuh dan sebaliknya.

Pada tahun 2023, nilai dolar terapresiasi terhadap kebanyakan matauang utama lainnya di dunia dengan the Fed terus mempertahankan tingkat bunganya di level yang tinggi dalam rangka mengendalikan inflasi yang terus naik dan mencapai puncaknya sebesar 9.1% pada tahun 2022.

Terapresiasinya dolar AS juga disebabkan karena naiknya yield obligasi treasury AS dan meningkatnya permintaan terhadap asset yang aman.

Memulai awal tahun 2023, indeks dolar AS berada pada ketinggian di level 104.685 pada tanggal 3 Januari 2023. Pada tanggal 2 Oktober 2023, indeks dolar AS berhasil naik sampai ke level 107.029. Namun setelah itu dolar AS berbalik turun karena semakin meningkatnya eskpektasi bahwa bank sentral AS, the Fed, telah selesai dengan siklus kenaikan tingkat bunganya.

Persepsi pasar bahwa bank sentral AS telah selesai dengan siklus kenaikan tingkat bunganya didukung oleh mulai melambatnya perekonomian AS dan melonggarnya kondisi pekerjaan di AS.

Pada hari Rabu tanggal 6 Desember 2023, ADP mengatakan bahwa pada bulan lalu diciptakan pekerjaan sebanyak 103.000 di sektor swasta AS. Data ini meleset secara signifikan dari yang diperkirakan oleh para ekonom sebanyak 130.000. Sementara data employment sektor swasta pada bulan Oktober direvisi turun ke 106.000 pekerjaan, turun sedikit dari perkiraan awal sebanyak 113.000.

Sementara itu, data pekerjaan Job Openings and Labour Turnover Survey (JOLTS) yang keluar pada hari Selasa juga lebih buruk daripada yang diperkirakan. Data pekerjaan JOLTS AS turun sebesar 617.000 ke 8.733.000 pada bulan Oktober. Angka ini juga adalah angka terendah sejak bulan Maret 2021.

Data – data ekonomi AS yang mengecewakan ini membuat indeks dolar AS terbebani dan indeks dolar AS tertekan ke 103.705 pada hari Kamis, tanggal 7 Desember 2023.

Pada tahun 2024, dolar AS bisa saja berhasil mempertahankan kekuatannya atau bahkan lebih kuat lagi menghadapi rival – rival utamanya. Performa ekonomi negara – negara lain, khususnya Cina dan Eropa dengan kebijakan moneternya masing – masing akan menjadi faktor penentu yang signifikan.  Dolar AS yang kuat akan membuat harga emas dipandang menjadi mahal dan menjadi kurang menarik bagi para pembeli internasional yang bukan dari Amerika Serikat.

Meskipun demikian, kemungkinan besar Federal Reserve akan berbalik arah pada tahun 2024 dan mulai menurunkan tingkat bunga mereka – suatu pandangan yang dipercaya oleh banyak partisipan di pasar karena inflasi umum Amerika Serikat turun lebih cepat daripada banyak negara lain seperti Inggris dimana harga supply masih tetap tinggi secara persisten.

Lihat : Dolar AS Jumat Naik Setelah Data Tenaga Kerja AS Menguat

Kesehatan Ekonomi AS

Ekonomi AS adalah penggerak harga emas yang signifikan. Kondisi kesehatan ekonomi AS mempengaruhi sentimen investor terhadap asset-asset yang aman, prediksi terhadap tingkat bunga dan persepsi mengenai inflasi.

Tahun 2023 ekonomi AS mengalami rebound dari dampak pandemik Covid-19. Meskipun demikian pemulihan ekonomi AS ini bukannya tanpa rintangan. Kurangnya pekerja, disrupsi rantai supply yang mengakibatkan naiknya harga – harga komoditas ditambah lagi dengan perang Ukraina yang membuat harga minyak mentah membumbung tinggi, akibat banyaknya sanksi terhadap Rusia yang adalah salah satu negara pengekspor utama minyak mentah, dan OPEC+ memangkas produksi minyak mentah sehingga menurunkan belanja konsumen AS. Semuanya ini mengakibatkan ekonomi AS merosot, meskipun masih dapat bertahan sehingga tidak sampai masuk ke jurang resesi yang dalam.

Memasuki tahun 2024, masih ada gangguan minor di dalam ekonomi AS yang berlangsung sampai akhir tahun 2023 dan bulan – bulan permulaan dari tahun 2024. Penyebabnya bisa karena isu mengenai batas hutang dan terjalnya fiskal sampai kepada kebijakan Federal Reserve yang meneruskan kebijakan pengetatannya.

Hal – hal ini akan bisa menggerakkan harga emas naik untuk sementara, dalam jangka pendek, dengan para investor akan berusaha mencari asset yang dapat dipercaya untuk melawan inflasi dan ketidakstabilan keuangan.

Menjelang tahun 2023 berakhir, ekonomi AS masih tetap kuat sekalipun tingkat bunga terus meningkat dan dipertahankan di level yang tinggi.

Pada minggu terakhir bulan November, Bureau of Economic Analysis AS mengatakan angka kedua dari Gross Domestic Product (GDP) AS kuartal ketiga menunjukkan bahwa perekonomian AS bertumbuh 5.2% antara bulan Juli sampai dengan bulan September, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 4.9%.

Keluarnya laporan pekerjaan AS, Nonfarm Payrolls, bulan November yang menunjukkan bahwa perekonomian AS pada saat sekarang ini masih dalam kondisi bagus.

Angka laporan pekerjaan, Nonfarm Payrolls, AS bulan November 2023 yang baru keluar pada hari Jumat tanggal 8 Desember 2023, muncul di 199.000 di atas dari yang diperkirakan di 183.000. Sementara angka tingkat pengangguran turun dari 3.9% ke 3.7%.

Lihat : Data Tenaga Kerja AS Menjadi Perhatian The Fed Untuk Kebijakan Suku Bunga – Market Mover 6 Dec 2023

Sebagai respon terhadap angka Nonfarm Payrolls yang keluar, indeks dolar AS sempat melompat dan menembus kembali ke atas 104.00, sebelum akhirnya terkoreksi normal turun sedikit ke 103.722.

Apabila ekonomi AS tetap kuat sementara tingkat inflasi masih tetap tinggi, maka hal ini akan bisa membuat harga emas tertekan turun ke depannya karena bank sentral AS (the Fed) akan memiliki kelegaan untuk menaikkan tingkat bungannya lagi atau paling tidak mempertahankan tetap tinggi dengan waktu yang lebih lama.

Tingkat Inflasi

Apa yang orang perkirakan mengenai inflasi sangat penting bagi harga emas. Hal ini mempengaruhi tingkat bunga riil dan seberapa banyak permintaan akan emas sebagai cara untuk melindungi assets dari inflasi. Tekanan inflasi pada tahun 2023 terbawa dari tahun 2022, dan persisten tinggi di banyak negara pada tahun 2023. Hal ini terjadi karena “base-effect”, pembukaan ekonomi kembali setelah lama ditutup akibat pandemik Covid-19, ketidak-seimbangan antara supply dan demand dan naiknya harga – harga bahan mentah.

Tingkat inflasi di Amerika Serikat telah turun meskipun masih di atas dari target bank sentral AS, the Fed, sebesar 2%. Pada bulan Juni 2022, inflasi di Amerika Serikat mencapai puncaknya di 9.1%, namun setelah itu inflasi di Amerika Serikat berangsur turun selaras dengan dinaikkanya Tingkat bunga oleh the Fed. Pada bulan Oktober 2023 tingkat inflasi di Amerika Serikat telah turun ke level 3.2%.

Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa Core Personal Consumption Expenditures price index AS pada bulan Oktober naik 0.2%, turun dibandingkan dengan kenaikan pada bulan September sebesar 0.3%. Data ini tidak mengejutkan pasar karena keluar sesuai dengan yang diperkirakan. Untuk angka tahunan selama 12 bulan sampai bulan Oktober, inflasi inti AS muncul dengan kenaikan sebesar 3.5%, tetap berada jauh di atas dari target Federal Reserve sebesar 2%, namun sudah di bawah dari angka bulan September, kenaikan sebesar 3.7%.

Turunnya tingkat inflasi di Amerika Serikat ini, sekalipun masih di atas dari target 2%, telah  membangkitkan persepsi bahwa bank sentral AS, the Fed, akan segera menyudahi siklus pengetatan moneternya sehingga mendorong naik harga emas dengan ekspektasi akan turunnya dolar AS.

Pada tahun 2024, tekanan inflasi mungkin mereda atau bisa juga tetap tinggi. Hal ini tergantung kepada durasi dari tekanan inflasi itu sendiri, kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh bank sentral masing – masing negara, ekspektasi orang – orang mengenai inflasi.

Harga emas pada tahun 2024 bisa dipengaruhi oleh faktor – faktor di atas. Terutama, apabila inflasi dipandang sebagai cepat berlalu atau tetap bertahan lama, yang akan mengakibatkan turunnya atau naiknya tingkat bunga riil. Hal ini akan bisa berpengaruh terhadap naiknya atau turunnya harga emas.

Lihat : Review 2023 dan Outlook 2024 : Bursa Wall Street Naik, Bursa Eropa dan Asia Mixed Menutup 2023; Prospek Bearish Bursa Saham Global 2024

 

Rencana dari Bank Sentral AS

Strategi bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed), di dalam kebijakan moneternya menggoyang harga emas secara signifikan dengan mempengaruhi tingkat bunga riil yang secara tipikal memiliki hubungan yang terbalik dengan harga emas.

Pada awal tahun 2022, the Fed mempertahankan tingkat bunga utamanya mendekati Nol dan membeli assets dengan kecepatan yang impresif sebesar $120 miliar per bulan. Pendekatan the Fed ini adalah sebagai respon terhadap ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung pada saat itu di Amerika Serikat dan krusial di dalam meyakinkan stabilitas ekonomi AS.

Namun menjelang akhir tahun 2022, memasuki tahun 2023, the Fed mulai membalikkan kebijakan moneternya yang akomodatif menjadi kebijakan pengetatan yang hawkish, melalui serangkaian keputusan menaikkan tingkat bunga dalam rangka melawan dan mengendalikan inflasi yang tinggi dan keras kepala.

Selama 2023, Federal Reserve AS (the Fed) mempertahankan sikap hawkish-nya dengan tingkat bunga yang tinggi secara berkelanjutan. Hal ini membuat harga emas tertekan turun.

Namun menjelang akhir tahun 2023, sejak bulan Oktober, terlihat tanda – tanda bahwa the Fed telah selesai dengan siklus pengetatan moneternya sekalipun para pejabat the Fed tetap menyuarakan sikap yang hawkish. Hal ini membuat harga emas berbalik naik dan bahkan berhasil mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, menembus resistance kuat di $2,100, sampai ke level $2,145 pada tanggal 3 Desember 2023.

Memasuki tahun 2024, the Fed kemungkinan mempertimbangkan diri untuk kembali bersikap dovish dengan menurunkan tingkat suku bunga dengan sudah mulai turunnya tingkat inflasi dan melambatnya perekonomian AS.

CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar sekarang sedang memperhitungkan dalam harga lebih dari 50% kemungkinan pemangkasan tingkat suku bunga oleh the Fed pada kuartal pertama tahun 2024.

Pasar uang berjangka pada akhir bulan November 2023 telah memperhitungkan pemangkasan tingkat bunga the Fed sebesar 85 basis poin pada tahun depan. Karenanya indeks dolar AS terus tertekan turun dan yields treasury AS benchmark 10 tahun turun ke 4.40%.

Sementara itu, pasar uang berjangka menunjukkan bahwa investor emas memperkirakan the Fed akan memangkas tingkat bunga sebanyak 135 basis poin sampai akhir tahun 2024.

Emas mengalami momentum pembelian yang baru dengan pasar terus memperhitungkan di dalam harga potensi pemangkasan tingkat suku bunga Federal Reserve AS (the Fed) secepatnya pada bulan Maret 2024.

Lihat : Data Tenaga Kerja November AS Menguat, Akankah Membuat The Fed Menunda Penurunan Suku Bunga?

 

Ketegangan Geopolitik

Ketegangan geopolitik adalah penggerak yang potensial dari harga emas. Naiknya ketidak-pastian global dan resiko telah memicu kenaikan di dalam permintaan terhadap emas sebagai assets yang safe-haven.

Pada tahun 2023 terjadi beberapa peristiwa yang meningkatkan ketegangan geopolitik. Dalam hal ini termasuk ketegangan dalam hubungan perdagangan AS dengan Cina dan pertikaian mengenai tehnologi, perundingan mengenai nuklir Iran, tes misil Korea Utara, konflik perbatasan Rusia dengan Ukraina dan terakhir perang antara Israel dengan Hamas.

Pada tahun 2024, landskap politik global bisa menjadi tenang atau malah menjadi lebih menegangkan. Hal ini sebagian besar tergantung kepada hasil dari berbagai pemilihan umum, diskusi dan peristiwa – peristiwa seperti pemilihan presiden di Amerika Serikat, hubungan Cina dengan Taiwan, progress pembicaraan nuklir AS dengan Iran, perang Rusia dengan Ukraina, konflik Israel dengan Hamas, perundingan tingkat tinggi global dan peristiwa – peristiwa global lainnya.

Serangan terhadap kapal komersial dan perang Amerika di Laut Merah pada hari Minggu tanggal 3 Desember 2023 telah menyalakan ketakutan akan bereskalasinya konflik antara Israel dan Hamas. Resiko terjadinya disrupsi supply dari konflik di Timur Tengah bisa jadi membatasi penurunan harga minyak mentah WTI dan mendorong naik harga emas.

Meningkat atau menurunnya resiko politik global akan berdampak terhadap naik atau turunnya permintaan terhadap assets safe-haven seperti emas sehingga akan membuat harga emas naik atau turun pada tahun 2024.

Dengan akan adanya pemilihan umum baik di Inggris maupun di Amerika Serikat menjelang akhir dari tahun 2024, kebutuhan dari pemerintahan sekarang ini untuk mendapatkan banyak suara kemungkinan akan bisa juga berdampak terhadap harga emas. Kebijakan moneter yang populis untuk menyukakan pemberi suara seperti pemotongan pajak, akan bisa berpengaruh terhadap harga emas karena dampak mereka terhadap supply uang, matauang dan ekonomi.

Sentimen Pasar

Bagaimana sentimen dari investor di pasar memegang peranan besar terhadap pergerakan harga emas. Hal ini bisa mengubah keseimbangan antara supply dengan demand di pasar emas.

Pada tahun 2023, sentimen investor di pasar bervariasi. Sebagian membeli emas untuk melindungi assets mereka terhadap inflasi dan melambatnya perekonomian global. Namun sebagian menjual emas untuk mengambil keuntungan yang telah diperoleh akibat naiknya harga emas dan pindah ke assets yang lebih beresiko. Namun pada umumnya sentimen investor adalah bullish terhadap emas sehingga membuat harga emas naik mencapai rekor dengan menembus harga di atas $2,100 per troy ons.

Pada tahun 2024, sentimen pasar dapat menjadi lebih baik atau memburuk. Hal ini tergantung kepada pasar secara keseluruhan, bagaimana assets lain seperti saham, obligasi dan matauang kripto bergerak dan juga tergantung kepada outlook ke depan dari harga emas.

Tergantung kepada apakah investor mengingini lebih banyak emas atau tidak, apakah investor merasa lebih yakin dengan masa depan atau tidak, sentimen investor di pasar ini akan bisa mendorong naik atau menyeret turun harga emas pada tahun 2024.

Kesimpulan

Meskipun harga emas turun kembali dari dekat $2,150 ke sekitar $2,050 pada bulan Desember yang mengakibatkan sebagian orang berpendapat bahwa harga emas telah naik mencapai puncaknya yang berarti berakhirnya pasar emas yang bullish, namun bisa jadi kenaikan harga emas menembus level resistance kunci di $2,100 dan mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa, merupakan pertanda bahwa harga emas telah berhasil masuk ke pasar bullish yang baru dimana siklus bullish pasar emas yang baru ini baru dimulai.

Fakta bahwa emas diperdagangkan di atas $2,100 untuk pertama kalinya dan mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa adalah indikasi dari satu pasar emas yang bullish yang baru, bukan pasar emas yang bullish yang lama yang sudah mau berakhir, melainkan satu pasar emas bullish yang baru telah lahir.

Pasar emas telah melewati beberapa bulan terakhir membangun support yang massif bagi harga emas. Bahkan dihadapan kenaikan tingkat bunga yang terus menerus oleh the Fed dan pembicaraan untuk memerangi inflasi yang tinggi secara persisten, harga emas masih tetap bisa bertahan sekalipun pasar memandangnya bagai menghadapi badai yang kuat dengan dolar AS terus menguat dan yield obligasi treasury AS terus naik yang secara normal akan berdampak negatip secara signifikan bagi harga emas.

Dalam jangka pendek harga emas masih bisa turun lagi dengan level support yang kuat berada di level $2,010 dan support berikutnya di level $1,985. Namun secara jangka panjang harga harga emas akan naik kembali menembus level resistance yang kuat di $2,100, sehingga di level sekitar $2,000 adalah saat yang baik untuk membeli emas kembali.

Katalisatornya antara lain adalah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang kemungkinan akan terus berlanjut dan bahkan meluas ke daerah yang lain.

Selain itu faktor penunjang kenaikan harga emas yang kuat adalah ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga oleh the Fed. Meskipun para pejabat the Fed menyuarakan sikap yang hawkish, kenyataannya the Fed telah banyak menembakkan peluru mereka dan tingkat bunga sudah harus turun pada tahun depan tidak peduli apapun yang mereka katakan pada saat ini.

Wall Street telah memperhitungkan di dalam perhitungan harga saham pemangkasan tingkat bunga the Fed secepatnya pada kuartal pertama dan kedua tahun depan. Jika harga emas tidak bisa turun banyak di bawah $2,000 pada saat the Fed sedang giat-giatnya menyuarakan kenaikan tingkat bunga, bagaimana apabila the Fed berhenti menaikkan tingkat bunga dan bahkan menurunkannya.