(Vibiznews – Forex) GBP/USD kehilangan daya tariknya dan turun ke bawah 1.2750 di 1.2730 setelah sebelumnya sempat naik ke arah 1.2800 pada awal jam perdagangan sesi Eropa hari Jumat minggu lalu.
Pasar sepi pada hari perdagangan terakhir tahun 2023 dengan volume perdagangan yang tipis disertai dengan liburan akhir minggu yang panjang menutup tahun 2023 dan menapak ke tahun yang baru tahun 2024.
Meskipun secara harian pasangan matauang GBP/USD tertekan turun karena berbalik menguatnya dolar AS menjelang berakhirnya minggu/bulan/tahun yang lalu, namun secara tahunan pasangan matauang GBP/USD, berhasil mengakhiri tahun 2023 dengan keuntungan yang lumayan besar hampir 5.60%.
Rally dari Poundsterling ini didukung oleh naiknya minat terhadap resiko dari partisipan pasar, secara konsisten karena berkurangnya ketakutan terhadap resesi global. Bank – bank sentral di Barat kemungkinan akan mengakhiri kampanye pengetatan secara historik di tengah berkurangnya tekanan inflasi. Hal ini membuat daya tarik terhadap assets yang beresiko seperti Poundsterling membaik.
Selain itu, performance Poundsterling terhadap dolar AS tetap lebih baik dengan Bank of England (BoE) kemungkinan merupakan bank sentral yang paling lambat di dalam menurunkan tingkat bunga pinjaman di antara para bank sentral dari negara – negara G7.
Meskipun demikian, kondisi ekonomi dari Inggris yang sedang memburuk dengan Inggris terbuka bagi terjadinya resesi tehnikal karena lingkungan permintaan yang rentan, bisa membuat BoE mulai menurunkan tingkat bunganya lebih cepat untuk menghindari ketakutan akan penciutan ekonomi. Hal ini membuat outlook terhadap poundsterling menjadi buruk secara signifikan.
Lihat : Outlook Forex USD/EUR/GBP 2024 – Bagian I
Probabilita mengakhiri kebijakan pengetatan moneter BoE akan tereskalasi apabila perekonomian Inggris menciut pada kuartal terakhir dari tahun 2023.
Poundsterling turun tajam dari ketinggian empat bulan yang baru, dengan para investor kuatir mengenai semakin dalamnya ketakutan akan resesi di Inggris.
Ekspektasi mengenai resesi tehnikal dalam perekonomian Inggris semakin mendalam, setelah Office for National Statistics (ONS) Inggris merevisi Gross Domestic Product (GDP) Inggris kuartal ketiga dengan sedikit kontraksi sebesar 0.1% yang meningkatkan kebutuhan akan diskusi penurunan tingkat bunga segera.
Didukung oleh aksi jual yang luas terhadap dolar AS pada paruh kedua perdagangan hari Kamis minggu lalu, GBP/USD berhasil menghapus sebagian besar dari kerugian yang dialami pada hari Rabu minggu lalu. Dan pada awal hari Jumat minggu lalu pasangan matauang GBP/USD berhasil bertahan di atas 1.2700 sementara pasar menilai ulang rilis data terbaru dari Inggris.
Minggu ini, data ekonomi yang akan keluar pada hari Selasa adalah Indeks Pembelian Manajer Manufaktur Jerman (PMI) bulan Desember dan Indeks Pembelian Manajer Manufaktur (PMI) Inggris bulan Desember.
Pada hari Rabu akan keluar JOLTS Job Opening AS bulan November dan Laporan Indeks Pembelian Manajer Manufaktur (PMI) Institute of Supply Management (ISM) bulan Desember
Pada hari Kamis akan keluar Indeks Purchasing Managers’ (PMI) Jasa Eurozone bulan Desember, Indeks Harga Konsumen Jerman (CPI) Jerman bulan Desember, Indeks Harga Konsumen Jerman (CPI) Uni Eropa bulan Desember, S&P Global Services PMI bulan Desember dan Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP bulan Desember
Pada hari Jumat akan keluar Indeks Harga Konsumen (CPI) Uni Eropa bulan Desember dan yang paling ditunggu: Nonfarm Payrolls AS bulan Desember.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.2660 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2544 dan kemudian 1.2476. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2840 dan kemudian 1.2908.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.
Editor: Asido.