(Vibiznews – Forex) GBP/USD sempat tertekan turun ke arah 1.2650 pada jam perdagangan sesi Eropa karena mengalami aksi jual yang intens setelah keluarnya data Penjualan Ritel Inggris bulan Desember yang jatuh lebih daripada yang diperkirakan.
Penjualan ritel Inggris bulan Desember per bulan mengalami penurunan yang besar – 3.2% setelah sebelumnya pada bulan November naik 1.4%. Angka penjualan ritel Inggris bulan Desember ini juga di bawah daripada yang diperkirakan kontraksi 0.5%.
Pasangan matauang ini juga mendapatkan tekanan turun dengan dolar AS sempat berhenti dari penurunannya sebelum akhirnya dolar AS kembali turun setelah keluarnya data ekonomi AS papan atas yang membuat pasangan matauang ini kembali berhasil naik ke atas 1.2700 di 1.2702 pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu.
Dolar AS sempat berhenti dari penurunannya setelah keluarnya data ekonomi AS yang lebih bagus daripada yang diperkirakan, namun akhirnya kembali turun karena sentimen pasar terhadap resiko yang membaik, munculnya angka penjualan rumah yang buruk, dan ekspektasi turunnya inflasi AS.
Data Existing Home Sales AS bulan Desember turun ke level terendah dalam lebih dari 13 tahun. Penjualan per bulan turun – 1% dari 3.820.000 ke 3.780.000 dan di bawah dari angka bulan sebelumnya dan dari yang diperkirakan.
AS memperkirakan penurunan di dalam inflasinya, dengan perkiraan inflasi untuk satu tahun turun dari 3.1% ke 2.9% dan untuk lima tahun turun dari 2.9% ke 2.8%.
Sebelumnya pada hari Kamis, departemen tenaga kerja AS mengatakan bahwa jobless claims mingguan AS menurun sebesar 16.000 menjadi 187.000 selama minggu yang berakhir pada tanggal 13 Januari, turun dari perkiraan yang direvisi sebelumnya sebesar 203.000 klaim.
Angka ini juga lebih rendah daripada yang diperkirakan dengan para ekonom memperkirakan jobless claims akan meningkat menjadi 207.000. Selain itu, data perumahan AS mengalami kenaikan di dalam Building Permits.
Pada hari Kamis, GBP/USD berbalik arah setelah sebelumnya sempat turun ke bawah 1.2700 dan ditutup di teritori positip di atas 1.2750. Pergerakan yang positip di dalam sentimen terhadap resiko telah mendukung pasangan matauang ini pada hari Jumat.
Inflasi harga konsumen (Consumer Price Index) di Amerika Serikat masih hampir dua kali lipat dari tingkat bunga yang ditargetkan sebesar 2%. Sementara permintaan terhadap tenaga kerja stabil dan kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat adalah rendah meskipun tingkat bunga dipertahankan tetap tinggi di dalam rentang antara 5.25% – 5.50%.
Pada hari Kamis minggu lalu, Bureau of Labor Statistics (BLS) AS mengeluarkan laporan mengenai inflasi AS, laporan Consumer Price Index (CPI), AS bulan Desember yang menunjukkan kenaikan 3.4% YoY dibandingkan dengan yang diperkirakan kenaikan sebesar 3.2% dan lebih tinggi daripada angka bulan November kenaikan sebesar 3.1%. CPI inti naik 3.9% dibandingkan dengan yang diperkirakan naik 3.8% YoY.
Hal ini membuat para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS memperoleh alasan untuk tetap mempertahankan sikap kebijakan moneter yang restriktif untuk waktu sekarang ini.
The CME FedWatch Tool masih menunjukkan bahwa pasar memperkirakan hampir 70% kemungkinan akan ada penurunan Tingkat bunga sebesar 25 bps pada bulan Maret dan yield treasury AS benchmark 10 tahun tetap berada di bawah 4%.
Office for National Statistics (ONS) Inggris pada awal hari Jumat minggu lalu melaporkan bahwa Gross Domestic Product (GDP) Inggris bertumbuh 0.3% per bulan pada bulan Nopember. Angka ini yang keluar setelah terjadinya kontraks sebesar 0.3% pada bulan Oktober telah membantu Poundsterling tetap tangguh menghadapi dolar AS. Sementara itu, indeks saham FTSE 100 Inggris naik 0.8% yang merefleksikan sentimen yang bagus di pasar pada jam perdagangan sesi Eropa.
Sementara itu, ONS Inggris melaporkan bahwa inflasi umum bulanan Inggris untuk bulan Desember berada di 0.4% lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 0.2%. Sementara pada bulan November inflasi umum Inggris terkontraksi sebesar 0.2%.
Sedangkan inflasi umum tahunan Inggris bulan Desember naik ke 4.0% dari bulan November di 3.9%. Sementara partisipan pasar memperkirakan penurunan ke 3.8%. Inflasi harga konsumen inti yang mengeluarkan harga energi dan makanan yang volatile tetap berada di 5.1% sementara investor memperkirakan melemah ke 4.9%.
Minggu ini akan terjadi volatilitas terhadap dolar AS dengan tiga bank sentral utama dunia akan mengambil keputusan mengenai kebijakan moneternya.
Bank of Japan (BoJ) akan menjadi bank sentral pertama yang akan mengambil keputusan kebijakan moneternya. BoJ diperkirakan akan tetap mempertahankan sikapnya yang dovish dengan tingkat bunga yang negatip. Sementara itu Bank of Canada (BoC) adalah bank sentral berikutnya yang akan mengambil keputusan kebijakan moneternya. Dengan kenaikan inflasinya yang mengejutkan pada bulan Desember, BoC menjadi lebih sukar untuk diikuti.
Pada hari Kamis, bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB) akan menjadi bank sentral ketiga yang akan mengambil keputusan kebijakan moneternya. Pada minggu lalu, para anggota ECB telah menentang penurunan tingkat bunga di World Economic Forum di Davos, Switzerland. Sikap ECB yang hawkish ini bisa membebani dolar AS dan mendukung harga emas dalam jangka pendek.
Dolar AS akan dipengaruhi juga oleh data domestik yang akan keluar, dengan para investor akan menaruh perhatian dengan seksama terhadap data inflasi yang akan dirilis pada hari Jumat.
Penurunan di dalam angka Personal Consumption Expenditure (PCE) inti, yang merupakan alat ukur yang dipakai oleh Federal Reserve AS (the Fed) dalam mengukur inflasi, akan bisa mendukung rencana the Fed melonggarkan kebijakan moneternya.
Data ekonomi lainnya yang dapat menggerakkan pasar pada minggu ini adalah Gross Domestic Product (GDP) AS advance kuartal ke empat dan Durable Goods Order/Sales, disamping data Purchasing Manager Index (PMI) global.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.2660 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2620 dan kemudian 1.2551. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2780 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2830 dan kemudian 1.2900.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.
Editor: Asido.