Rekomendasi Forex GBP/USD Mingguan 19 – 23 Februari 2024: Rebound dari Kerendahan Sesi.

361

(Vibiznews – Forex) GBP/USD berhasil menghapus sebagian besar dari kerugian hariannya karena munculnya data Penjualan Ritel Inggris yang lebih kuat daripada yang diperkirakan, setelah sebelumnya sempat jatuh ke 1.2550 menyusul keluarnya data inflasi AS, Producer Price Index (PPI) yang lebih kuat daripada yang diperkirakan, pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu.

GBP/USD mengalami pemulihan yang cukup signifikan pada paruh ke dua perdagangan minggu lalu, dan menembus rintangan yang kritikal di resistance kuat di 1.2600 sehingga mengakhiri perdagangan minggu lalu dengan posisi harga yang hampir-hampir tidak berubah.

GBP/USD naik 0.14% dan diperdagangkan di sekitar 1.2617 sebelum akhirnya terkoreksi turun ke 1.2599 karena pasar berbalik menjadi berhati – hati.

GBP/USD mendapatkan keuntungan dari melemahnya dolar AS dan menghentikan kerugian selama tiga hari berturut-turut. Namun pasangan matauang ini kehilangan momentum pemulihannya setelah bertemu dengan resistance kuat di 1.2600 sehingga turun ke 1.2599 pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu.

Pada awal hari Jumat minggu lalu, Office for National Statistics Inggris melaporkan bahwa Penjualan Ritel Inggris bulan Januari naik 3.4% per bulan. Angka ini mengatasi dari angka yang diperkirakan pasar kenaikan sebesar 1.5% sehingga mendorong naik pasangan matauang GBP/USD. Ini adalah kenaikan terbesar dalam tiga tahun, lebih dari duakali lipat dari yang diperkirakan.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada hari Jumat minggu lalu, Producer Price Index (PPI) bulan Januari naik 0.3% setelah pada bulan Desember naik 0.1%. Angka ini, lebih panas daripada yang diperkirakan oleh para ekonom kenaikan 0.1%. Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS juga mengatakan bahwa inflasi umum setahun naik 0.9%.

Sementara itu, PPI inti yang mengeluarkan angka harga energi dan makanan yang volatile bertambah 0.5%, naik dari angka bulan Desember. Angka ini lebih tinggi secara signifikan dari yang diperkirakan pasar pertambahan sebesar 0.1%.

Pada hari Jumat, Universitas Michigan mengatakan bahwa preliminary consumer sentiment index naik ke 79.6, naik sedikit dari angka bulan Januari di 79.0. Angka ini secara kasar sesuai dengan yang diperkirakan dengan para ekonom memperkirakan angka yang keluar di sekitar 80.00.

Dengan angka consumer sentiment index pada bulan Februari tidak turun menunjukkan bahwa konsumen terus merasa semakin yakin dengan perekonomian AS, yang diteguhkan dengan banyaknya perbaikan dari perekonomian AS pada bulan Desember dan Januari. Konsumen terus menyatakan keyakinan bahwa perlambatan di dalam inflasi dan kuatnya pasar tenaga kerja akan terus berlangsung.

Anggota Monetary Policy Committee (MPC) dari Bank of England (BoE) Megan Greene mengulangi pada hari Kamis bahwa kebijakan moneter akan tetap restriktif untuk sementara waktu, sehingga membantu mendorong naik GBP/USD.

Sementara itu, yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun terus terkoreksi turun setelah keluarnya data penjualan ritel AS yang mengecewakan pada hari Kamis dan membebani dolar AS.

Penjualan ritel AS keluar lebih lemah daripada yang diperkirakan sehingga membangkitkan harapan bahwa Federal Reserve AS (the Fed) akan segera mulai menurunkan tingkat bunganya pada bulan – bulan yang akan datang.

AS melaporkan bahwa Penjualan Ritel AS pada bulan Januari turun 0.8% MoM dari sebelumnya pada bulan Desember naik 0.4%. Angka penjualan ritel AS bulan Januari juga jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan, penurunan sebesar 0.1%.

Sementara, Initial Jobless Claims untuk minggu yang berakhir pada tanggal 9 Februari, hanya naik 212.000, lebih baik daripada yang diperkirakan kenaikan sebesar 220.000 namun masih merefleksikan pasar tenaga kerja yang ketat.

Hal yang positip ada pada NY Empire State Manufacturing Index bulan Februari yang membaik ke – 2.4 dari bulan sebelumnya Januari yang turun – 43.7.

Sementara Philadelphia Fed Manufacturing Survey pada periode yang sama juga membaik ke 5.2 dari bulan sebelumnya Januari – 10.6.

Berita yang bervariasi ini menekan yields obligasi pemerintah AS turun lebih jauh, dengan benchmark 10 tahun berada di 4.25%, turun hampir 1%. Dolar AS turun karena turunnya yield obligasi pemerintah AS. Indeks dolar AS turun lebih dari 0.30% ke 104.200 sehingga mendorong naik pasangan matauang GBP/USD.

Bureau of Labor Statistics (BLS) AS mengeluarkan laporan inflasi konsumen, Consumer Price Index (CPI) bulan Januari yang muncul di 3.1% YoY lebih tinggi dibandingkan dengan angka yang diperkirakan di 2.9% meskipun turun dibandingkan dengan angka bulan Desember di 3.4%. Angka CPI MoM muncul di 0.3% sementara angka CPI inti MoM muncul di 0.4% juga lebih tinggi daripada yang diperkirakan. 

Angka CPI inti yang tidak memasukkan harga makanan dan energi yang volatile muncul di 3.9% YoY lebih panas daripada yang diperkirakan di 3.7%. Keluarnya angka inflasi yang lebih panas daripada yang diperkirakan membuat indeks saham AS mengalami tekanan bearish yang kuat, yields obligasi treasury AS meningkat dan dolar AS mengalami rally.

Kebanyakan trader memperkirakan inflasi akan turun tajam, dengan angka CPI diperkirakan akan turun ke bawah batas 3%, sementara CPI inti yang tidak memasukkan angka makanan dan energi yang volatile, diperkirakan turun ke 3.7%.

Data inflasi konsumen AS yang lebih kuat daripada yang diperkirakan mengkonfirmasi sikap Federal Reserve AS untuk memperpanjang periode menunggu sebelum berpindah untuk melonggarkan kebijakan moneternya melalui penurunan tingkat bunga.

Minggu ini, pasar AS akan tutup pada hari Senin, memperingati Hari Presiden. Investor akan menaruh perhatian seksama pada risalah pertemuan FOMC the Fed yang akan keluar pada hari Rabu. Selanjutnya pada hari Kamis akan dirilis the Chicago Fed National Activity Index, flash PMIs and Existing Home Sales.

Dari Inggris, akan dirilis keuangan sektor publik pada hari Rabu yang akan diikuti data Purchasing Manager Index (PMI) yang terakhir pada hari Kamis. Pada hari Jumat akan keluar Gfk Consumer Confidence.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.2558 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2520  dan kemudian 1.2499. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2618 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2640 dan kemudian 1.2677.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.

Editor: Asido.