(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit pada minggu terakhir Juni turun, menghentikan kenaikan harga mingguan selama 6 minggu berturut-turut – Review Minggu Terakhi Juni 2025
Faktor Penggerak Harga Minyak sawit Pada Minggu Terakhir Juni:
- Harga minyak sawit diperkirakan masih diperdagangkan dengan harga tinggi walaupun produksi meningkat tetapi dengan permintaan yang naik maka persediaan berkurang sehingga harga masih naik.
- Produksi mulai melambat tetapi permintaan meningkat.
- Laporan Persediaan dan Permintaan bulan Juni dari The Malaysian Palm Oil Board (MPOB) akan diumumkan pada tanggal 10 Juli 2025.
- Pengaruh selama 2 minggu terakhir adalah konflik geopolitik antara Israel – Iran, diawali serangan Israel ke Iran hari Jumat dua minggu lalu, harga minyak mentah melonjak, kemudian hari Minggu lalu 23 Juni AS membom 3 situs nuklir di Iran. Terakhir sudah ada gencatan senjata antara Israel dan Iran, sehingga harga minyak mentah kembali turun dan mengikuti pergerakan fundamental, persediaan yang masih berlimpah
- Dolar AS melemah pada hari Jumat, sehingga Ringgit Malaysia menguat 0.31% terhadap dolar.
- Harga minyak kedelai turun di CBOT, sedangkan di Bursa Dalian masih naik
- Ekspor minyak Sawit Malaysia diperkirakan Naik di bulan Juni sampai 25 Juni
- Ekspor minyak sawit Indonesia di bulan April turun
- Impor India di bulan Juni turun terendah selama 4 bulan karena masalah di pelabuhan
- Impor minyak kedelai Uni Eropa naik di bulan Juni sedangkan impor minyak sawit turun
Adapun perincian Faktor Penggerak Harga Minyak Sawit :
Jumat 27 Juni 2025 Bursa Malaysia ditutup libur Nasional
Kamis 26 Juni 2025
Harga minyak sawit September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 47 ringgit atau 1.19% menjadi 4,012 ringgit ($949.36) per MT.
Harga mingguan turun 2.75% menghentikan kenaikan harga selama 6 minggu berturut-turut.
Harga minyak mentah
bergerak naik pada hari Jumat di Sesi Eropa, namun tetap berada di jalur untuk minggu terburuknya sejak Maret 2023, menyusul gencatan senjata antara Israel dan Iran.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS bergerak naik 0,74% pada $65,72 per barel.
Harga minyak mentah naik membuat minyak sawit menarik untuk dijadikan biodiesel, bahan bakar pengganti minyak mentah.
Harga Minyak Nabati di Bursa Lain
- Harga minyak kedelai di Bursa Dalian naik 0.58% , harga minyak sawit naik 0.43%
- Harga minyak kedelai di The Chicago Board of Trade turun 0.06%.
Dolar AS melemah pada hari Jumat
Indeks dolar AS bergerak turun pada hari Jumat, mendekati level terendah sejak Februari 2022, setelah penurunan empat hari di mana dolar AS merosot sekitar 1,5%, didorong oleh meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga Fed dan meredanya ketegangan Timur Tengah yang menurunkan permintaan safe haven dolar AS.
Malaysia
- Cargo Surveyor memperkirakan ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 Juni – 25 Juni naik 6.6% – 6.8% dibanding dengan bulan lalu pada periode yang sama
- Pada hari Kamis Malaysia menurunkan harga referensi minyak sawit untuk bulan Juli dan menurunkan bea ekspor menjadi 8.5% pengumuman dari the Malaysian Palm Oil Board di websitenya.
- Ringgit menguat 0.31% terhadap dolar sehingga harga komoditas Malaysia menjadi lebih mahal apabila dibeli dengan mata uang lain selain ringgit.
Indonesia
Ekspor minyak sawit Indonesia pada bulan April sebesar 1.78 juta ton , termasuk minyak sawit suling turun dari 2.18 juta ton tahun sebelumnya menurut data dari Asosiasi Minyak Sawit Indonesia.
India
Impor minyak sawit India di bulan Juni turun 18% dari bulan lalu dan jumlah terendah selama 4 bulan karena kemacetan di pelabuhan utama maka kapal baru dapat dibongkar pada bulan Juli bukan bulan Juni.
Uni Eropa
- Impor kedelai Uni Eropa di 2024/25 dimulai dari Juli tahun lalu sampai 22 Juni sebesar 13.79 MT naik dibanding tahun lalu 12.89 MT menurut the European Commission.
- Impor minyak sawit Uni Eropa pada periode yang sama 2.76 juta ton dibanding 41 juta ton tahun lalu.
Grafik Harga Minyak Sawit s/d 26 Juni

Harga terendah di bulan Juni
Rabu 11 Juni 2025
Harga minyak sawit Agustus di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 25 ringgit atau 0.65% menjadi 3,839 ringgit ($906.49) MT. Harga terendah pada penutupan pasar sejak 26 Mei.
Persediaan minyak sawit Malaysia mencapai jumlah tertinggi dalam delapan bulan karena produksi meningkat tiga bulan berturut-turut, walaupun ekspor masih meningkat menurut Laporan Bulanan dari the Malaysian Palm Oil Board
Harga tertinggi pada bulan Juni
Senin 23 Juni 2025
Harga minyak sawit September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 7 ringgit atau 0.17% menjadi 4,125 ringgit ($961.09) per MT. Kenaikan harga selama 4 hari berturut-turut.
Kenaikan dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah akibat konflik Geopolitik Israel – Iran, setelah terjadi pemboman dari AS ke 3 situs nuklir Iran pada hari Minggu 22 Juni.
Pergerakan Harga Minyak Sawit Minggu Ke IV Juni 2025
Jumat 27 Juni 2025 Bursa Malaysia ditutup libur Nasional
Kamis 26 Juni 2025
Harga minyak sawit September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 47 ringgit atau 1.19% menjadi 4,012 ringgit ($949.36) per MT.
Harga mingguan turun 2.75% menghentikan kenaikan harga selama 6 minggu berturut-turut.
Rabu 25 Juni 2025
Harga minyak sawit September di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 20 ringgit, atau 0.5% menjadi 3,963 ringgit ($935.77) per MT.
Selasa 24 Juni 2025
Harga minyak sawit September di the Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 140 ringgit atau 3.39% menjadi 3,986 ringgit ($940.09) per MT , penurunan terbesar sejak 4 April.
Turun lebih dari 3% setelah 4 hari berturut-turut naik, karena harga minyak kedelai turun, harga minyak mentah turun menurunnya ketegangan antara Israel – Iran setelah terjadinya gencatan senjata antara kedua negara.
Senin 23 Juni 2025
Harga minyak sawit September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 7 ringgit atau 0.17% menjadi 4,125 ringgit ($961.09) per MT. Kenaikan harga selama 4 hari berturut-turut.
Analisa Tehnikal untuk minyak sawit:
Support pertama di 3,960 ringgit kemudian ke 3,810 ringgit
Resistance pertama di 4,030 ringgit kemudian 4,210 ringgit
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting


