(Vibiznews – Forex) Pasangan matauang EUR/USD mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan ke 1.0045, pulih dari kerendahan di 0.9863, level yang terakhir terjadi pada Desember 2002. Dolar AS tetap kuat selama paruh pertama dari minggu lalu namun mulai berbalik arah pada hari Rabu dan akhirnya menyerah pada hari Kamis akibat hiruk pikuk para bank sentral.
Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?
Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 0.9956, mengakhiri minggu perdagangan pada hari Jumat, EUR/USD berhasil naik ke 1.0045.
Pada hari Senin dan Selasa, EUR/USD masih dalam tekanan bearish dan sempat jatuh ke terendah dalam 20 tahun di 0.9870. Pada hari Rabu, EUR/USD mulai bangkit ke sekitar 0.9948 karena melemahnya USD. EUR/USD sempat naik ke 1.0029 pada hari Kamis karena ECB menaikkan tingkat bunga sebesar 75 bps. Pada hari Jumat melanjutkan kenaikan dengan sempat berada di atas 1.0100, karena melemahnya USD, namun akhirnya turun lagi ke 1.0045 dengan berkurangnya pelemahan USD.
Pergerakan Harian EUR/USD Minggu Lalu
EUR/USD mengalami saat yang sulit dalam mengumpulkan momentum pemulihannya pada hari Senin dan terus diperdagangkan di dalam rentang harga yang sempit di atas 0.9900 di sekitar 0.9933. Lingkungan pasar yang enggan terhadap resiko di tengah krisis energi dan data Uni Eropa yang buruk membuat mata uang bersama Eropa kesulitan untuk mendapatkan permintaan.
EUR/USD pulih sedikit dan stabil di atas 0.9900 selama jam perdagangan sesi Eropa setelah menyentuh level terendah dalam hampir dua dekade di 0.9877 pada awal perdagangan sebelumnya, setelah Rusia menghentikan supply gas ke pipa utama Eropa.
Gazprom mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan aliran gas ke Eropa karena kebocoran minyak, meskipun Siemens yang memelihara turbin di Nord Stream 1 mengatakan bahwa kebocoran tersebut tidak seharusnya membuat seluruh operasi berhenti. Sementara itu, Gedung Putih mengatakan bahwa Moskow telah menggunakan energi sebagai senjata melawan Eropa.
Selain itu data makro ekonomi yang mengecewakan dari area euro semakin menambah tekanan turun terhadap euro. Data Retail Sales bulan Juli terkontraksi 0.9% per tahun, sementara pasar memperkirakan hanya terkontraksi 0.7%. Selain itu, Sentix Investor Confidence jatuh ke – 31.8 pada bulan September dari – 25.2 pada bulan Agustus. Sentix overall economic index turun 6.6 poin ke – 31.8 poin yang adalah level terendah sejak Mei 2020 dan resesi semakin bertambah dalam.
Sementara, indeks saham Euro Stoxx 600 turun 1.3% pada hari Senin, merefleksikan atmosfir pasar yang enggan terhadap resiko.
EUR/USD memperpanjang penurunan hariannya dan menyentuh level terendah selama 20 tahun di bawah 0.9870 sebelum akhirnya berhasil naik lagi ke sekitar 0.9905 selama jam perdagangan sesi AS hari Selasa. Data makro ekonomi yang keluar dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa aktifitas bisnis sektor jasa AS terus berkembang di bulan Agustus. Berita baik ini langsung mendorong naik USD.
Munculnya laporan aktifitas sektor jasa AS dari Institute for Supply Management (ISM) yang mengatakan bahwa angka indeks sektor jasa AS untuk bulan Agustus adalah sebesar 56.9%, naik dari angka bulan Juli sebesar 56.7%. Angka ini juga lebih baik daripada yang diperkirakan pasar sebesar 55.4%. Dollar AS menguat secara luas dengan keluarnya laporan aktifitas sektor jasa dari ISM ini sehingga menekan turun EUR/USD.
Sebelum berita dari ISM, EUR/USD sempat menikmati datangnya permintaan sebentar, mencapai ketinggian harian di 0.9986, namun selanjutnya kehilangan keuntungan intraday dan kembali ke zona harga 0.9920. Saham-saham Eropa dibuka turun karena membumbungnya harga gas setelah muncul berita bahwa Gazprom telah menutup pipa Nord Stream 1 tanpa batas waktu.
Jerman mempublikasikan Factory Orders bulan Juli yang jatuh sebesar 1.1% MoM dan 13.6% YoY, jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan dan mengkonfirmasi kemunduran ekonomi di Uni Eropa.
EUR/USD berhasil mengumpulkan momentum pemulihannya dan naik ke arah 0.9950 di sekitar 0.9948 dalam jam perdagangan sesi AS hari Rabu. Dengan indeks utama di Wall Street naik setelah bel pembukaan perdagangan berbunyi, dollar AS mengalami kesulitan untuk bisa tetap mempertahankan kekuatannya sehingga membantu pasangan matauang ini untuk naik lebih tinggi.
Tekanan turun yang paling utama terhadap matauang bersama Eropa adalah krisis energi yang sedang dihadapi Eropa. Naiknya harga-harga sedang memakan korban terhadap rumah tangga dan bisnis dan mendorong naik inflasi yang sudah tinggi sebelumnya menjadi lebih tinggi.
ECB diskedulkan untuk mengumumkan kebijakan moneternya pada hari Kamis. Pemain pasar telah lama sebelumnya memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga sebesar 50 bps. Namun persepsi yang berkembang adalah bank sentral Uni Eropa ini melakukan hal yang terlalu kecil dan terlalu terlambat. Kenaikan yang hanya 50 bps hampir tidak akan bisa menyelamatkan EUR dari kejatuhannya.
Hal yang positip adalah direvisi naiknya pertumbuhan kuartal kedua dari Uni Eropa dimana GDP Q2 naik menjadi 4.1% per tahun dalam 3 bulan sampai bulan Juni.
Pada hari Kamis, EUR/USD diperdagangkan di sekitar 0.9990 naik dari kerendahan intraday di 0.9930. ECB menaikkan tingkat bunganya sebesar 75 bps, sesuai dengan yang telah diperkirakan. Revisi proyeksi inflasi dan pertumbuhan juga sesuai dengan yang telah diperkirakan.
Pasangan matauang EUR/USD sempat naik ke ketinggian di 1.0029 pada hari Kamis. ECB menaikkan tingkat bunganya sebesar 75 bps, sesuai dengan yang telah diperkirakan. Bank sentral Uni Eropa ini juga merevisi proyeksi inflasinya menjadi rata-rata 8.1% di 2022, 5.5% di 2023 dan 2.3% di 2024. Para pembuat kebijakan di ECB juga memperkirakan ekonomi Uni Eropa akan bertumbuh dengan pertumbuhan tahunan sebesar 3.1% di 2022, 0.9% di 2023 dan 1.9% di 2024, tidak peduli akan adanya tanda-tanda resesi.
Pasangan matauang EUR/USD berbalik turun ke bawah pariti, tertekan oleh menguatnya dollar AS sebagai akibat dari pidato ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang hawkish. Berbicara di konferensi kebijakan moneter tahunan yang ke 40 dari Cato Institute, Powell mengatakan bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan tingkat suku bunga kuncinya sampai tingkat bunga bisa diturunkan dan di bawah kontrol. Powell menambahkan bahwa the Fed perlu terus melakukannya sampai berhasil; the Fed perlu bertindak dengan kuat sekarang seperti yang telah dilakukan sebelumnya.
EUR/USD naik selama perdagangan sesi Asia hari Jumat pagi ke level tertinggi dalam tiga minggu di atas 1.0100. namun pada jam perdagangan sesi AS, EUR/USD kehilangan momentum bullish-nya dan diperdagangkan turun ke bawah 1.0050 di sekitar 1.0045 dengan dollar AS mengalami rebound dari kerendahan selama sepuluh hari, mengurangi kerugian akibat kejatuhan yang tajam sebelumnya.
Indeks Dolar AS sempat jatuh lebih dari 0.6% dalam perdagangan intraday dan sekarang berada pada level 108.955 di tengah sentimen yang menguat di pasar dan turunnya yields treasury AS. Komentar dari Treasury Secretary AS Janet Yellen yang memberikan signal kemungkinan perubahan yang positip dalam hubungan perdagangan AS – Cina telah membantu membuat sentiment di pasar membaik. Ditambah lagi dengan data – data makro ekonomi AS yang belakangan ini menguat telah membawa sentimen yang positip terhadap resiko di pasar.
Setelah keputusan European Central Bank’s (ECB) menaikkan tingkat bunga sebesar 75 bps pada hari Kamis, euro berhasil tetap tangguh terhadap rival-rival utamanya. Namun setelah konferensi pers dengan Presiden ECB Christine Lagarde, euro kembali tertekan.
Lagarde mengatakan bahwa kenaikan 75 bps tidak akan menjadi keputusan yang normal pada masa yang akan datang dan adalah premature untuk melihat pengetatan quantitative sebagai tindakan yang akan dilakukan ke depannya.
Apa yang Harus Diperhatikan Minggu Ini?
Memulai minggu perdagangan yang baru pada hari Senin, dari AS tidak ada data yang bisa berdampak pada volatilitas.
Hari Selasa, AS akan merilis data inflasi dari Consumer Price Index (CPI) bulan Agustus. Angka inflasi tahunan AS dari CPI pada bulan Juli turun ke 8.5% yang menunjukkan tanda pertama bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Data inflasi CPI AS yang akan keluar pada minggu ini adalah data krusial terakhir bagi the Fed sebelum pertemuan kebijakan moneter yang akan memutuskan kenaikan tingkat bunga pada minggu depan, dan karenanya akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pertaruhan kenaikan tingkat bunga dan valuasi dari dollar AS.
Pada hari Rabu, trader akan memperhatikan angka inflasi AS lainnya yaitu Producer Price Index (PPI). Selain itu data Penjualan Ritel, Jobless Claims mingguan dan data Produksi Industri akan juga mendapatkan perhatian dari para trader.
Pada hari terakhir dari minggu ini, para trader akan memperhatikan angka dari data Preliminary UoM Consumer Sentiment and Inflation Expectations AS.
Dari Eropa, pada hari Selasa, Jerman akan mempublikasikan ZEW Economic Sentiment bulan September yang diperkirakan akan sedikit membaik ke – 55.1 dari sebelumnya di – 55.3.
Dan Area euro juga akan mempublikasikan ZEW Economic Sentiment bulan September yang diperkirakan akan membaik ke – 52 dari sebelumnya di – 54.9.
Pada hari Rabu, Uni Eropa akan mempublikasikan Industrial Production bulan Juli M/M yang diperkirakan akan turun ke – 0.2% dari sebelumnya di 0.7%.
Pada hari Jumat, Uni Eropa akan mempublikasikan data inflasi Consumer Price Index (CPI) bulan Agustus Y/Y yang diperkirakan akan tetap sama dengan sebelumnya di 9.1%.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.0000 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 0.9950 dan kemudian 0.9910. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0085 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0120 dan kemudian 1.0160.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido