(Vibiznews – Forex) GBP/USD jatuh dibawah 1.30 dengan pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan lockdown yang baru untuk menahan penyebaran coronavirus. Poundsterling juga tertekan oleh mandeknya Brexit.
Inggris sedang dicengkeram oleh gelombang kedua coronavirus yang kejam dan PM Boris Johnson berada dibawah tekanan untuk mengeluarkan lockdown nasional yang kedua dan hal ini membebani Sterling dengan berat.
Boris Johnson yang pernah terkena Covid – 19 pada bulan Maret dan April, kelihatannya enggan untuk menerapkan lockdown nasional yang bisa memukul ekonomi Inggris. Namun, situasi yang dengan cepat memburuk dan fakta bahwa Perancis dan Jerman sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama menambah skala prioritas.
Selain itu, Brexit juga menjadi faktor yang negatif terhadap poundsterling. Sementara kepala negosiasi Uni Eropa Michel Barnier sedang memperpanjang tinggalnya di London, negosiasi masih harus bisa membawa kepada terobosan. Presiden dari Dewan Eropa Charles Michel, berkata bahwa kedua belah pihak sedang berada pada titik yang paling sulit.
Sementara itu ketegangan meningkat dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat. Dengan waktu yang tinggal enam hari lagi, rating Donald Trump terus mengalami kenaikan apalagi sejak debat yang kedua yang merupakan debat calon presiden AS yang terakhir.
Secara keseluruhan, kondisi yang suram ini membebani Poundsterling dengan “support” terdekat berada di 1.2855 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2910 dan kemudian 1.2865. Sementara kenaikannya kembali akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.3020 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3065 dan kemudian 1.3085.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido