Rekomendasi EUR/USD Mingguan 18 – 22 Juli 2022: Koreksi Jangka Pendek di Tengah Tekanan Bearish?

1328

(Vibiznews – Forex) Minggu lalu EUR/USD kembali melemah untuk minggu yang ketiga berturut-turut sampai menyentuh ke rendahan baru selama 20 tahun di 0.9950, namun berhasil bangkit sedikit setelahnya dan ditutup di zona harga 1.0080. Situasi ekonomi global terus memburuk dan minat spekulasi bergerak pindah ke keamanan sehingga menguntungkan dollar AS.

Pergerakan EUR/USD Minggu Lalu

Memulai minggu yang baru pada minggu lalu di 1.0184, pada hari Senin, EUR/USD sempat turun ke level terendah sejak Desember 2002 di bawah 1.0070. Pada hari Rabu, EUR/USD turun lagi dan mengetes paritas setelah data ekonomi yang keluar dari AS menunjukkan bahwa CPI AS melompat ke 9.1% pada bulan Juni. Pada hari Kamis, Setelah turun menembus level yang paling penting 1.0000, EUR/USD sempat memperpanjang penurunannya ke kerendahan selama 20 tahun di 0.9950. Pada hari  Jumat, EUR/USD berhasil memelihara momentum bullish-nya. EUR/USD diperdagangkan naik ke atas 1.0050 di sekitar 1.0085. Investor menilai ulang outlook dari kenaikan tingkat bunga oleh the Fed setelah rilis data terbaru dan berbagai komentar para pejabat the Fed yang bervariasi.

Pada hari Senin, EUR/USD sempat turun ke level terendah sejak Desember 2002 di bawah 1.0070, sebelum akhirnya naik kembali sedikit ke 1.0080 dengan rally dollar AS bertambah kuat pada awal perdagangan sesi AS. Di tengah absennya data makro ekonomi papan atas, arus safe – haven mendominasi pasar pada hari Senin.

Pasangan matauang EUR/USD diperdagangkan turun ke bawah batas 1.0100 dengan pasar keuangan memulai minggu perdagangan yang baru dengan sentimen “risk-off”. Berita-berita dari Cina memanaskan keprihatinan yang sudah ada mengenai inflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan resesi. Cina merilis Consumer Price Index bulan Juni yang naik menjadi 2.5% per tahun, sementara Producer Price Index untuk periode yang sama juga naik lebih daripada yang diantisipasikan sebesar 6.1%.

Selain itu, Cina kembali berjaga-jaga di tengah merebaknya coronavirus yang baru, yang bisa membawa kepada lockdown yang baru di negara tersebut dan potensi efek negatip yang sudah terkenal terhadap ekonomi global.

Pada hari Selasa, EUR/USD terus berfluktuasi di sekitar 1.0060 pada awal jam perdagangan sesi AS hari Selasa. Indeks saham utama di Wall Street diperdagangkan bervariasi pada saat permulaan jam perdagangan dimulai sehingga membantu dollar AS membatasi kerugiannya pada saat ini.

Pasangan matauang EUR/USD berhasil bangkit dan saat ini diperdagangkan di sekitar 1.0060 setelah sesaat turun menembus paritas di kerendahan intraday 0.9999. Pasar keuangan tetap dalam sentimen yang enggan terhadap resiko, namun turunnya yields obligasi pemerintah telah memberikan tekanan temporer terhadap dollar AS menjelang dibukanya bursa saham AS Wall Street. Yields treasury 10 tahun AS sekarang bertengger di sekitar 2.92% setelah pada hari Senin mencapai puncaknya di 3.10%.

Pasar saham global berada di teritori merah, yang merefleksikan sentimen yang buruk di tengah meningkatnya ketakutan akan resesi. Data – data ekonomi dari Eropa menambah keprihatinan, dengan Jerman mempublikasikan survey ZEW yang menunjukkan bahwa Sentimen Ekonomi jatuh ke – 53.8 pada bulan Juli, jauh lebih buruk daripada angka sebelumnya di – 28. Angka sentimen ekonomi untuk Uni Eropa turun ke – 51.1, sementara assessment akan kondisi sekarang ini juga jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan.

Sementara itu Amerika Serikat mempublikasikan data ekonomi NFIB Business Optimism Index yang jatuh ke 89.5 pada bulan Juni dari 93.1 pada bulan sebelumnya.

Pada hari Rabu, EUR/USD berbalik turun dan mengetes paritas setelah data ekonomi yang keluar dari AS menunjukkan bahwa Consumer Price Index (CPI) AS melompat ke 9.1% pada bulan Juni, sebagai reaksi awal EUR/USD sempat diperdagangkan turun ke sekitar 1.0000 karena menguatnya USD, sebelum akhirnya berhasil naik kembali ke 1.0080 karena pada jam perdagangan selanjutnya dollar AS berbalik melemah.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Consumer Price Index AS bulan Juni naik 1.3% lebih tinggi dari kenaikan 1.0% pada bulan Mei. Angka ini juga lebih tinggi dari yang diperkirakan kenaikan sebesar 1.0%. Per tahun, inflasi AS naik menjadi 9.1%, lebih tinggi daripada yang diperkirakan secara signifikan. Para ekonom memperkirakan kenaikan angka inflasi AS sebesar 8.6%. Angka inflasi tahunan AS ini naik ke level tertinggi sejak November 1981.

Dengan memanasnya inflasi AS, ada probabilita 75% the Fed akan menaikkan tingkat bunga sebanyam 0.75% lagi pada pertemuan FOMC berikutnya tanggal 26 – 27 Juli. Hal ini membebani EUR/USD turun.

Dari Eropa, CPI tahunan Jerman bulan Mei, muncul di 7.6% sebagaimana dengan yang telah diperkirakan sebelumnya. Sementara Industrial Production Uni Eropa untuk bulan Mei muncul positip dengan kenaikan 1.6% YoY, pulih dari penurunan 2.5% pada bulan sebelumnya.

Pada hari Kamis, setelah turun menembus level yang paling penting 1.0000, EUR/USD sempat memperpanjang penurunannya ke kerendahan selama beberapa dekade dekat 0.9950. Dengan indeks saham utama di bursa Wall Street dibuka turun tajam ke teritori negatip, indeks dollar AS naik ke level tertinggi sejak 2002 di atas 109.00. Namun dalam jam perdagangan selanjutnya, EUR/USD berhasil naik sedikit kembali ke atas 1.0000 di sekitar 1.0032 dengan sedikit berkurangnya kekuatan USD.

EUR/USD sempat kehilangan tenaga dan merosot ke bawah batas 1.0000 pada hari Kamis, dengan meningkatnya keengganan terhadap resiko setelah munculnya angka inflasi AS yang memanas.

Angka inflasi AS berikutnya, Producer Price Index AS bulan Juni muncul dengan angka yang panas, naik 1.1% dari bulan Mei dan naik 11.3% YoY dibandingkan dengan yang diperkirakan kenaikan bulanan sebesar 0.8%.

Jerman mempublikasikan data Wholesale Price Index bulan Juni yang naik 0.1% MoM dan 21.2% YoY. Sementara AS merilis data Initial Jobless Claims untuk minggu yang berakhir pada tanggal 8 Juli, yang naik ke 244.000, lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebesar 235.000.

Pada hari  Jumat, EUR/USD berhasil memelihara momentum bullish-nya setelah jatuh ke level terlemah dalam hampir 20 tahun di 0.9950 pada hari Kamis. EUR/USD diperdagangkan naik ke atas 1.0050 di sekitar 1.0085 selama jam perdagangan sesi AS hari Jumat. Investor menilai ulang outlook dari kenaikan tingkat bunga oleh the Fed setelah rilis data terbaru dan berbagai komentar para pejabat the Fed yang bervariasi.

Salah satu Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller mengatakan bahwa pasar terlalu jauh ke depan dengan memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga sampai sebesar 100 bps dalam kenaikan tingkat bunga pada bulan Juli setelah keluarnya data inflasi yang baru lalu. Setelah komentar dari Waller, investor menurunkan pertaruhan kenaikan tingkat bunga bulan Juli.

Menurut CME Group FedWatch Tool, pasar sekarang memperhitungkan kenaikan tingkat bunga sebesar 100 bps di sekitar 50%, dibandingkan dengan hampir 90% pada hari Kamis.

Departemen Perdagangan AS mempublikasikan data ekonomi Retail Sales AS bulan Juni yang naik 1.0% setelah revisi turun 0.1% pada bulan Mei. Sementara para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 0.9%.

Menurut laporan New York Federal Reserve, akitifitas sektor manufaktur New York naik signifikan. Bank sentral regional AS ini mengatakan bahwa survey dari Empire State manufacturing mengenai indeks kondisi bisnis secara umum, menunjukkan kenaikan ke angka 11.1 untuk bulan Juli. Angka bulan Juli ini naik signifikan dari angka bulan Juni yang negatip sebesar 1.2. Angka ini juga jauh mengatasi perkiraan dari pada ekonom yang memperkirakan  New York Fed’s Empire State Survey Index bulan Juli akan muncul di angka negatip – 2.1.

Uni Eropa Menuju Jurang

Ketakutan akan resesi AS telah mendominasi berita-berita pada beberapa bulan terakhir. Namun sekarang fokus perlahan-perlahan beralih ke Eropa dengan situasi Uni Eropa bahkan lebih buruk daripada AS.

Perang Ukraina mengakibatkan kekurangan energi dan makanan global, dengan Uni Eropa yang paling banyak menderita, karena selama ini bergantung kepada penyediaan minyak dan gas dari Rusia. Pada hari Senin tanggal 11 Juli raksasa energi Rusia Gazprom menutup aliran gas ke Jerman. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan bahwa ketidakpastian mengenai delivery gas menutupi outlook ekonomi Uni Eropa dengan awan sangat gelap memasuki semester kedua tahun ini.

Perdana Menteri Itali Mario Draghi mengumumkan dia akan mengundurkan diri setelah koalisi partner Five Star menarik dukungan dalam “confidence vote”. Hal ini menambah kesukaran di sisi Euro. Pemimpin Five Star Giuseppe Conte menuduh Draghi tidak melakukan cukup hal untuk menanggulangi krisis ekonomi. Sementara itu Presiden Itali Sergio Mattarella menolak pengunduran diri Draghi.

Isu rantai supply bersamaan dengan cepatnya pemulihan ekonomi setelah lockdown sehubungan dengan pandemik awal telah mengirim inflasi naik ke level yang belum pernah terlihat dalam beberapa dekade di seluruh dunia. Para politisi dan pejabat bank sentral telah lengah dengan bank sentral kemudian bergerak ke kebijakan moneter yang ketat pada waktu yang sangat tidak tepat di negara – negara maju.

Para Bank Sentral Sedang Diteliti

Federal Reserve AS memimpin di dalam daftar ke agresifan melakukan pengetatan kebijakan moneter. Bank sentral AS ini telah menaikkan tingkat bunga ke rentang antara 1.50% – 1.75%. Sebaliknya European Central Bank (ECB) tertinggal dibelakang dengan baru merencanakan untuk menaikkan tingkat bunga sebesar 25 bps untuk pertama kalinya setelah bertahun – tahun pada pertemuan ECB hari Kamis minggu ini. Ketidak seimbangan antara ke dua bank sentral ini menjelaskan pelemahan EUR/USD belakangan ini bersamaan dengan fakta bahwa krisis di Uni Eropa semakin bertambah dalam.

Dolar AS mendapatkan dorongan keengganan terhadap resiko tambahan pada hari Rabu minggu lalu, setelah rilis data inflasi CPI AS bulan Juni yang melompat ke 9.1% YoY jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Berita ini datang bahkan ditengah harapan bahwa angka CPI akan terkontraksi karena turunnya harga minyak mentah dengan tajam sehingga menambah keputusasaan. Angka inflasi yang tinggi ini memicu spekulasi bahwa the Fed akan bisa menaikkan tingkat bunga sampai 100 bps, walaupun spekulasi ini kemudian didinginkan oleh komentar – komentar dari para anggota FOMC.

ECB dan Bisnis Bertumbuh Tanpa Dapat Dipisahkan

Secara umum, data makro ekonomi memberikan konfirmasi skenario yang suram. Survey ZEW Jerman menunjukkan Sentimen Ekonomi bulan Juli di negara ini runtuh dan juga di Uni Eropa. Selain itu, inflasi Jerman bulan Juni dikonfirmasi berada di 7.6% YoY. Sementara Retail Sales AS bulan Juni naik 1%, mendorong optimisme dan menekan dollar AS untuk jangka pendek.

Minggu ini ada perkiraan final dari Consumer Price Index (CPI) Uni Eropa bulan Juni, yang diperkirakan akan muncul di 8.6%. Pada hari Kamis, ECB akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya. Para pembuat kebijakan Eropa telah secara luas mengantisipasikan kenaikan tingkat suku bunga bank sentral Eropa yang pertama kalinya sebesar 25 bps untuk pertemuan yang khusus ini. Partisipan pasar telah memperhitungkannya dalam harga. Pidato Presiden ECB Christine Lagarde setelah pengumuman kebijakan moneter ECB akan sangat kritikal karena para spekulator akan meneliti setiap petunjuk terhadap apa yang akan datang berikutnya.

Akhirnya, pada hari Jumat, S&P Global akan mempublikasikan perkiraan pendahuluan dari PMI bulan Juli baik untuk Uni Eropa maupun untuk AS. Aktifitas bisnis diperkirakan akan menciut lebih jauh pada permulaan dari kuartal ketiga dan hampir tidak bisa mempertahankan level ekspansi.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0050  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0000 dan kemudian 0.9951. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0100 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0155 dan kemudian 1.0200.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.