Rekomendasi Minyak 4 April 2024: Melanjutkan Kenaikan ke Atas $85.00

400
harga minyak mentah

Naiknya harga minyak mentah WTI didorong oleh melemahnya dolar AS dan ketakutan akan kurangnya supply di tengah ketidakpastian geopolitik.

Indeks dolar AS turun 0.46% ke 104.060. Melemahnya dolar AS karena meningkatnya spekulasi penurunan tingkat bunga oleh the Fed. Para trader berjangka memperkirakan the Fed akan mulai siklus pelonggaran kebijakan moneter pada pertemuan bulan Juni dan menurunkan tingkat bunga sebesar 0.75 bps sampai akhir tahun ini.

Ketegangan geopolitik terus meningkat di Timur Tengah dan di dalam perang antara Rusia melawan Ukraina.

Israel melakukan serangan udara atas kedutaan besar Iran di Suriah pada hari Senin, sementara Ukraina terus menyerang tempat – tempat penyulingan minyak Rusia. Dan pemberontak Houthi menyerang kapal – kapal yang melewati Laut Merah. Hal ini membangkitkan ketakutan akan berkurangnya supplies minyak mentah lebih jauh, sehingga mendorong naik harga minyak mentah WTI.

Para trader minyak terus memonitor pertemuan Joint OPEC/non-OPEC Ministerial Monitoring Committee (JMMC) yang diadakan pada hari Rabu. Pasar memperkirakan komite OPEC+ akan memperpanjang pemotongan produksi secara sukarela untuk kuartal kedua tahun ini.

Selain itu, menurut American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa, inventori minyak mentah di AS untuk minggu yang berakhir pada tanggal 29 Maret turun sebanyak 2.286.000 barel dari lompatan sebesar 9.337.000 barel pada minggu sebelumnya.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $83.93 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $82.86 dan kemudian $81.76. “Resistance” yang terdekat menunggu di $86.09 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $87.16 dan kemudian $88.02.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Rabu, melanjutkan kenaikannya ke atas $85.00, di sekitar $85.35 per barel.

Naiknya harga minyak mentah WTI didorong oleh melemahnya dolar AS dan ketakutan akan kurangnya supply di tengah ketidakpastian geopolitik.

Indeks dolar AS turun 0.46% ke 104.060. Melemahnya dolar AS karena meningkatnya spekulasi penurunan tingkat bunga oleh the Fed. Para trader berjangka memperkirakan the Fed akan mulai siklus pelonggaran kebijakan moneter pada pertemuan bulan Juni dan menurunkan tingkat bunga sebesar 0.75 bps sampai akhir tahun ini.

Ketegangan geopolitik terus meningkat di Timur Tengah dan di dalam perang antara Rusia melawan Ukraina.

Israel melakukan serangan udara atas kedutaan besar Iran di Suriah pada hari Senin, sementara Ukraina terus menyerang tempat – tempat penyulingan minyak Rusia. Dan pemberontak Houthi menyerang kapal – kapal yang melewati Laut Merah. Hal ini membangkitkan ketakutan akan berkurangnya supplies minyak mentah lebih jauh, sehingga mendorong naik harga minyak mentah WTI.

Para trader minyak terus memonitor pertemuan Joint OPEC/non-OPEC Ministerial Monitoring Committee (JMMC) yang diadakan pada hari Rabu. Pasar memperkirakan komite OPEC+ akan memperpanjang pemotongan produksi secara sukarela untuk kuartal kedua tahun ini.

Selain itu, menurut American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa, inventori minyak mentah di AS untuk minggu yang berakhir pada tanggal 29 Maret turun sebanyak 2.286.000 barel dari lompatan sebesar 9.337.000 barel pada minggu sebelumnya.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $83.93 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $82.86 dan kemudian $81.76. “Resistance” yang terdekat menunggu di $86.09 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $87.16 dan kemudian $88.02.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.